~4. SYAHILA~

76 7 0
                                    


Ternyata aku salah menilai..kamu memiliki sedikit rasa peduli untuk ku.
Ku harap kau akan berubah setelah aku datang di hidup mu walau kemungkinan kecil.

Happy reading

Di pagi ini hari Minggu waktunya semua orang bersantai santai dirumah bersama keluarga. Huh sebenarnya Syahila bisa merasakan kebahagiaan di hari Minggu ini tetapi cowok itu menyuruh nya ke cafe Amara hari ini dan sekarang juga kalau ia telat bisa bisa dihukum melebihi seperti kemarin.

"Oke Syahila kamu harus ikhlas dan sabar ngejalanin ini semua." Kata kata motivasi untuk Syahila sendiri.

Syahila pun menaiki bus. Selang beberapa menit Syahila sudah sampai di cafe Amara. Suara lonceng menggema di dalam cafe. Syahila lantas mencari sosok cowok itu. Dan ketemu dia sedang sendirian, duduk di pojok dan ada beberapa buku dimeja nya. Dengan langkah pasti Syahila berjalan ke arah nya.

"Assalamualaikum, kak."

"Lo telat 10 menit."

"Maaf kak tadi di jalan macet,"

"Yaudah sekarang gue maafin tapi lain kali gak akan!" Seperti biasa muka nya datar dan ucapan nya yang ketus.

"Iya kak, makasih."

"Sekarang lo duduk. Dan kerjain PR gue sekarang!"

"Sebanyak ini kak?" Mata nya menelisir ke buku buku yang Raka bawa.

"Iya. Kenapa lo mau bantah?"

"Eh enggak kak,"

Syahila pun mengerjakan PR Raka dengan jumlahnya tiga pelajaran, matematika, fisika, dan bahasa. Mudah sih bagi Syahila tapi kan ini banyak banget PR nya. Ditambah lagi ia belum mengerjakan PR nya sendiri.

Terlihat di kedua mata Syahila yang sedang sibuk mengerjakan tugas nya. Dan terdapat garis hitam di bawah kelopak mata nya. Dia gak tidur?

"Eum, kak aku izin ke toilet dulu ya mau cuci muka. Ngantuk banget."

"Sana." Ucapan nya ketus seperti biasanya.

Syahila pun berlari ke toilet. Sudah tidak kuat lagi Syahila menahan kantuk yang menyerang sedari tadi. Syahila tidak tidur di karenakan harus menjaga umi dan adik nya. Dan ia sangat lelah dengan pekerjaan nya malam hari itu.

Beberapa kali Syahila membasuh muka nya tetapi kantuk nya juga belum hilang hilang. Huh Syahila tak mau jika ia tertidur saat ia sedang mengerjakan tugas Raka. Yang ada nambah hukuman.

Selang beberapa menit Syahila keluar dari toilet. Tidak ada guna nya air itu membasuh wajah nya. Tetap saja kantuk nya belum hilang. Saat ini ia sangat pasrah, terserah si singa itu mau hukum apa.

"Lama banget Lo di toilet. Berak?" Cibir Raka yang melihat Syahila baru saja keluar toilet.

"Maaf kak, tadi aku berusaha ngilangin ngantuk aku tapi gak bisa." Ucap Syahila dengan kepala yang ditundukkan.

Syahila sudah terbiasa dari kecil jika ia memiliki kesalahan dan cara meminta maaf adalah menundukkan kepalanya.

"Huh. Ya udah bawa buku gue sono ke rumah lo. Jangan lupa di bawa besok. Langsung ke markas gue."

"Oh ya satu lagi. Ini handphone buat lo. Di situ udah ada nomer gue. Dan di aktifin selalu biar gue nge hubuhingin lo gak susah." Ucap Raka sambil mengasih kotak berukuran persegi panjang.

"Makasih banyak kak. Yaudah kak aku pamit pulang dulu ya kak."

"Hem,"

♪♪♪

SYAHILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang