We Were In Love

282 7 3
                                    

Jam menunjukan 5 petang, waktu semakin singkat. Namun orang yang ditunggu tak kunjung tiba. Beberapakali Jungkook melepaskan keluhan berat.

"Abang, lebih baik masuk sekarang, takut nanti terlepas flight, lagi susah.." yuqi mengingatkan Jungkook, waktu penerbangan pkul 6, tapi abangnya masih degil belum mahu masuk ke pintu pelepasan.

"5 min lagi, mungkin Lisa terjebak dalam traffic jam... Tu tak smpai lagi" Jungkook cuba meyakinkan Yuqi. Yuqi hanya mengelengkan kepalanya. Kasihan abangnya cinta tak kesampaian.

"Dari td yuqi tgok abang call Kak Lisa, dia tak angkat pun, yuqi rasa dia tak datang la abang" yuqi cuba memujuk abangnya.

"Penerbangan Antarabangsa diminta untuk masuk ke pintu pelepasan dengan segera, bagi tujuan immigarasi..." pengumuman telah berbunyi. Jungkook makin gelisah.

"Yuqi rasa Kak Lisa tak datang la abang, lebih baik abang masuk sekarang.." Yuqi masih setia membunjuk.

Jungkook menundukan wajahnya, kecewa benar hatinya. Benar lah sampai ke akhirnya Lisa hanya mampu pasrah, pada ketetapan keluarganya.

Pangkat dan derajat masih menjadi tunjang dalam sebuah perhubungan. Jikalau ini adalah akhirnya, Jungkook harap Lisa mampu berbahagia atas penderitaannya.
-
-
-
-
Lisa hanya menatap kosong skrin layarnya, ada lebih 20 panggilan dari Jungkook yang dia tak jawab.

Tak mampu rasanya Lisa melihat kepergian Jungkook. Dengan tidak datangnya dia hari ini menghantar Jungkook, itu adalah jawaban bahwa Lisa memilih untuk mengikut pilihan keluarganya.

Terkadang ada sesuatu yang tak mampu kita pertahankan, bahkan untuk sebuah perhubungan. Biarlah Jungkook menjadi satu bahagian dari kisah hidup seorang Lalisa.

"Sayang, Sehun bagi tahu Mama, pukul 8 nanti dia datang jemput, katanya nk ajak Lisa makan malam" Lisa sedikit tersentak mendengar suara mamanya.

"Ma, Lisa tak ada mood la, Lisa kalau boleh nk du-"

"Sayang, please makan malam je, kasian Sehun, susah tau dia nk ada waktu terluang, pergi ya sayang" Lisa hanya menganguk perlahan, walau dalam hati mengomel geram, ada dia kisah sehun sibuk ke tak. Patutla mamat tu telepon Lisa banyak kali, tapi Lisa buat bodoh je, malas rasanya.

Lisa menelepon yuqi, untuk mengetahui khabar Jungkook. Rasanya lebuh baik mereka tidak menghubungi satu sama lain, daripada mereka berdua harus merana.

"Hello, yuqi-ya ini kak Lisa. Jungkook dah selamat naik kapal terbang ke?"

"Dah kak, dari tadi dia tunggu kak Lisa, tapi yuqi pujuk juga dia. Nasib tak terlepas flight..."

"Akak minta maaf yuqi, akak..." Lisa tak dapat menahan rasa sedihnya.

"Yuqi faham, cuma lepas ini, Yuqi harap kak Lisa jalan hidup mcm biasa. Yuqi tahu kak Lisa dan abang Saling cinta, biar waktu menentukan" Yuqi begitu tenang menasihati Lisa, walau masih muda fikirkan somi begitu matang.

"terima kasih Yuqi, jagakan abang untuk akak ya..."

"Iya kak"

"Terima kasih"

"Sama-sama" yuqi tak marahkan Lisa yang memilih meninggalkan abangnya, Meski terkadang rasa geram itu ada, tapi yuqi bukan siapa-siapa untuk menghakimi Lisa. Setiap orang pasti ada alasannya tersendiri.

Telepon telah dimatikan namun yang pasti air mata Lisa masih setia mengalir. Semestinya hati Jungkook remuk bila dia tak melihat Lisa di lapangan terbang tadi.
-
-
-
-
"Hai aunty sehat?" Sehun mnunduk memberi hormat ke Pn. Soora.

"Sehat, syukur.."

"Uncle mana? Abang Suho pun tak nampak" tanya Sehun ingin tahu.

"Biasalah uncle dgn Suho tu, dia orang lagi sibuk dengan projek baru" kata Pn. Soora.

Happen Ending (Lizkook) Malay FfWhere stories live. Discover now