Luka

849 46 1
                                    

Aliciana duduk dikursi yang dia duduki sebelumnya. Didepannya dia menatap Alzero dan Melda yang bermesraan sambil tertawa lepas, Aliciana memutar gelas jus ditangannya dengan wajah datar.

Aksa, Siren, Lilia, Fenan dan juga Arion hanya menatap Aliciana dengan pandangan berbeda, Aliciana begitu keras menginginkan Alzero, padahal dia tau Alzero sama sekali tidak menyukainya.

Aliciana menggenggam gelas yang dia pegang dengan erat saat melihat Alzero mengecup kepala Melda, dada nya bergemuruh, rasanya sangat sesak melihat itu semua.

"Cia, jangan diremas."ujar Lilia yang sama sekali tidak didengar Aliciana. Semua yang ada dimeja menatap kearah pandang Lilia. mereka kaget karena genggaman Aliciana pada gelas sangatlah erat.

"Cia."ucap Aksa cemas.

Namun Aliciana tetap tidak bergeming, pandangan nya lurus kedepan dimana dua sejoli itu tengah becanda gurau, mata Aliciana memerah, genggaman nya semakin kuat.

Prangg

"Astaga cia!"

"Lo gila?"

"Gak gini caranya cia."kesal bercapur panik mereka tunjukkan kepada Aliciana yang sama sekali tidak memperlihatkan raut wajahnya, hanya kosong.

Gelas itu pecah ditangan Aliciana. Tapi sang empu sama sekali tidak memperlihatkan raut kesakitan, malahan pandangan masih tak luput dari dua sejoli itu.

Aliciana masih sadar sedari tadi, dia menatap tangan nya yang berdarah, rasa sesak dihatinya tidak sebanding dengan rasa sakit di telapak tangannya. Dia memang dikenal jahat tapi percayalah, rasa cintanya kepada Alzero begitu besar.

Mengingat dia dan Alzero sudah kenal sejak kecil meskipun Alzero selalu bersikap dingin tapi dia memaklumi, saat tau Alzero menyukai orang lain rasanya separuh hidupnya hancur.

"Cia tangan lo!"kepanikan Aksa mengundang perhatian orang-orang yang ada didekat mereka. Sedangkan Aliciana menatap temannya dengan senyum kecil berharap tidak usah mencemaskannya, luka kecil begini sama sekali tidak ada apa-apanya bagi Aliciana, percayalah.

"Sini ke UKS."Aksa menarik pelan tangan Aliciana yang tidak terluka, sedangkan Aliciana hanya bisa menurut.

Aliciana melewati meja Alzero dan Melda yang ternyata memperhatikannya, dia tersenyum membalas tatapan mereka.

"Selama bersenang-senang."tuturnya dengan senyum palsu.

★★★

"Lo bego apa gimana? Mau aja nyakitin diri sendiri cuma karena cowok brengsek itu."Aliciana yang berdiri di pembatas rooftop hanya memutar bola matanya malas mendengar ucapan Deluna, gadis yang baru datang dan langsung berdiri disebelahnya.

"Gue gak sadar."ujar Aliciana acuh.

"Gue juga pernah ngerasain sakit hati Waktu di tinggalin Zero, tapi gak sampai gila kayak lo."Aliciana memalingkan wajahnya menatap Deluna.

"Kita dua orang yang berbeda, perasaan kita gak sama."Deluna menghela nafas jengah. Dia juga tau tentang itu tapi kalau nyakitin diri sendiri sama aja bodoh.

"Lo cinta atau terobsesi?"Aliciana menggeleng.

"Mungkin dua-duanya."

"Serah lo deh. Tapi nih ya, Gue tau kenapa Alzero bisa terikat banget sama Melda."Aliciana menatap Deluna penuh tanya.

"Kenapa?"

"Dia cuma kasian sama Melda, Melda itu anak yang gak pernah dapet kasih sayang dari papa nya, papa dia selalu kasar sama dia dan sama mamanya juga."Aliciana mengerutkan dahinya.

My Heart Is BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang