Apa itu bahagia?

359 23 5
                                    

"Iya sayang sebentar ya, ini aku udah di lobby loh."

"Iya"

"Iya aku bawa kok"

"Bentar lagi aku sampe, udah dulu ya."

Seorang wanita tersenyum kecil saat security menyapanya dengan ramah, karena terburu-buru wanita itu tidak sempat meladeni security itu.

Dia berjalan dengan tergesa-gesa di lorong sebuah perusahaan. Wanita itu terlihat cantik dan anggun. Barang yang dia kenakan terlihat elegan ditubuhnya. Para pegawai perusahaan yang melihat wanita itu menundukan kepalanya hormat.

Banyak yang iri melihat wanita itu yang begitu sangat di sayang dan dimanja oleh suaminya. Mereka ingin seperti itu tapi pasangan yang mereka dapat spek psiko semua.

Pintu ruangan milik Alanza terbuka, terlihat wanita cantik melangkah masuk dengan sebuah berkas di tangannya. Alanza yang berdiri menghadap jendela kaca berbalik menatap sang istri. Alanza tersenyum kecil melihat kedatangan istri cantiknya.

"Maaf ya kelamaan?"Alanza mendekati Aliciana. Dia menuntun Aliciana duduk di sofa.

"Masih ada waktu setengah jam lagi kok."ucapnya. Alanza akan menghadiri rapat penting hari ini. Tapi berkas yang dia perlukan ketinggalan, alhasil Aliciana yang membawakannya. Sebenarnya Alanza sudah melarang Aliciana. Dia meminta supir saja untuk mengantarkannya, tapi Aliciana bersikeras ingin mengantar nya sendiri.

"Syukurlah."Aliciana menghela nafas panjang.

"Kenapa sih harus capek-capek ke sini? Pak Jum kan ada."ucap Alanza mengusap pipi Aliciana lembut.

"Gak papa. Lagian bosen dirumah, pengen ke sini."Alanza mengangguk mengerti.

"Pasti kangen aku."Aliciana menatap Alanza geli.

"Yang lebih kangen kamu sebenarnya kan?"Alanza mengangguk jujur.

"Tentu."ucapnya.

"Kak, aku mau tanya deh."Alanza menaikkan sebelah alisnya.

"Apa?"

"Kalau misalnya suatu hari aku pergi, kamu bakal ngelakuin apa?"Alanza merubah raut wajahnya tak suka dengan pertanyaan Aliciana.

"Gak boleh ngomong seperti itu."ucapnya datar.

"Aku cuma nanya. Hidup mati kita gak tau, atau bisa jadi aku khilaf terus ninggalin kamu.

"Harus aku jawab?"reflek Aliciana mengangguk.

"Okee! Pertama, kalau kamu mati. Aku juga bakal ikutan mati, baik sengaja atau pun enggak. Kedua, kalau kamu pergi harus ada alasannya. Tapi walaupun ada, aku gak akan mau terima alasan apa pun."Aliciana terkekeh geli.

"Kalau aku pergi harus ada alasannya, terus kenapa kamu juga gak mau terima alasan apa pun?"Alanza menggeleng tegas.

"Prinsip aku, apa pun yang sudah menjadi milik aku, selamanya akan seperti itu."

"Terus kenapa dulu gak pertahanin Sinta?"Alanza menatap mata Aliciana serius.

"Denger aku baik-baik. Alasan aku gak mau pertahankan Sinta, karena menurut aku kesalahan Sinta udah gak bisa di toleransi. Selama hidup dengan Sinta aku gak pernah bahagia, Sinta cuma peduli dengan bahagianya sendiri. Jadi buat apa aku pertahankan dia?"Aliciana mengangguk mengerti, memang Sinta itu tidak tahu diri, bodoh. Lelaki se sempurna Alanza masih disia-siakan.

My Heart Is BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang