Aliciana duduk di kursi aula dengan Deluna dan Lilia yang duduk dikiri kanannya, aula yang begitu besar cukup menampung anak murid sekolah itu dan murid sekolah lain.
"Cia, liat noh, orang yang mau kita hancurin malah asik berduaan."Aliciana menatap ke arah pandang Deluna, ia hanya menanggapi dengan tersenyum.
"Biarin aja, ini kali terakhir mereka bisa kayak gitu."ucap Aliciana sambil menatap Alzero dengan Melda yang menyender dipundaknya.
Deluna hanya mengangguk menanggapi. Ia kembali menatap ke depan, dimana ada Siren yang tengah menjawab soal dengan murid sekolah lain.
Selang beberapa saat olimpiade yang di adakan disekolah mereka selesai. Saat hendak bubur semua yang ada disana kembali mendudukan bokong kembali karena layar infokus yang menyala.
Disana, memperlihatkan Siren yang ikut olimpiade tadi tengah berbincang dengan Melda.
"Gue gak nyangka dia sejahat itu, sama teman sendiri."
"Gue gak jahat, tapi dia yang sok kuat, udah tau lemah sok-sokan, ide lo bagus juga, untung buat gue."Melda tertawa jahat.
"Iya dong, dari awal gue udah tau kalau dia itu royal. Lo untung, gue untung, Alzero jadi benci dia karena ini."mereka sama-sama tertawa.
Bisik-bisik siswa siswi ditujukan kepada Melda dan Siren.
"Gue gak nyangka Melda bisa ngomong kayak gitu."
"Si Siren temannya Aliciana gak sih?"
"Iya bener?"
"Tapi kok gitu sih, jahat banget sama teman sendiri."Aliciana hanya diam menikmati umpatan demi umpatan yang dituju untuk Melda dan Siren.
Belum sempat dengan keterkejutan nya. Mereka semua dikagetkan dengan beberapa Vidio mesum Melda dengan berbeda-beda orang. Mulai dari dia dijemput pakai mobil sampai dia didalam kamar.
Semua itu membuat murid mau pun guru-guru yang ada disana syok.
Aliciana tersenyum miring, dengan tangan yang dilipat dibawah dada dan kaki yang disilang, dia memalingkan wajahnya ke samping menatap wajah Alzero.
Aliciana menaikkan sebelah alisnya saat Alzero menatap nya. Alzero diam, dia berdiri dari duduknya dan memilih pergi.
Melda yang melihat kepergian Alzero juga ikut pergi menyusul sang kekasih, tapi sebelum itu dia masih sempat menatap tajam Aliciana.
"Siren kok jahat."Lilia yang dari tadi diam membuka suara dengan mata yang menatap tajam Siren. Dari depan sana dapat dilihat wajah pucat Siren.
Aliciana mengelus lengan Lilia."biarin aja, gue gak papa."Lilia menatap Aliciana. Awalnya Aliciana masih bisa tersenyum, tapi melihat butiran air mata yang hendak turun dikelopak mata Lilia membuatnya terdiam.
"Gue gak nyangka Siren jahat, gue gak mau temenan sama dia lagi."Lilia yang hendak berdiri dengan air mata yang sudah mengalir ditahan Aliciana.
"Mau kemana?"tanya Aliciana lembut.
"Ketemu Arion, gue mau cerita sama dia, gue mau bilang kalau Siren jahat."Aliciana menghela nafas kasar dan membiarkan Lilia pergi.
~••~
"Dengerin penjelasan aku dulu Zero."Melda mencoba menyamakan langkah kakinya dengan Alzero, karena langkah lebar Alzero membuatnya kesusahan.Alzero diam, dia tepat sampai diparkiran. Saat hendak memasuki mobil Alzero berdiri didepan pintu mobil menatap tajam Melda.
"Zero, dengarin aku dulu."
"Mau jelasin apa lagi? Ternyata benar kata Cia, gue nyesel gak pernah percaya sama dia."Melda menatap Alzero tidak percaya.
"Jadi kamu nyesel?"
"Iya gue nyesel. Gue gak nyangka lo lebih murahan dari dia Mel."Melda tersentak, baru kali ini Alzero mengatainya murahan.
"Kamu bilang aku murahan?"
"Semua bukti tadi udah membuktikan ucapan gue kan?"Alzero hendak memasuki mobil tapi Melda lebih dulu menahan lengannya."jangan sentuh gue!"Melda terlonjak kaget dan melepas genggaman dengan pelan.
"Kamu harus dengerin dulu penjelasan aku Zero, itu bukan aku, itu pasti editan."
"Cuma orang bodoh yang percaya itu editan."Melda dan Alzero menatap ke sumber suara. Melihat itu Melda langsung mendekati Aliciana dengan tatapan marah.
"Ini semua pasti kerjaan lo kan, lo yang sebar berita palsu itu kan?"Aliciana menatap Melda pura-pura terkejut.
"Astaga! Sejak kapan lo bisa ngomong pake lo-gue Mel?"Melda terdiam, dia gelagapan sendiri.
"Itu karena lo, gue jadi kayak gini karena lo udah hancurin nama baik gue."Aliciana tertawa mengejek.
"Gak ada untungnya sekarang gue bohongin semua orang, gak ada gunanya juga. Itu Vidio orang suruhan gue sendiri yang kirim. asli, tanpa editan."Aliciana melipat tangan di bawah dada menatap remeh Melda.
Melda menggeleng, dia kembali menatap Alzero."Zero kamu harus percaya sama aku, kamu tau sendiri Cia dari dulu gak suka sama aku."
"Dia sayang sama lo, pasti kok dia percaya, lo tenang aja."ujar Aliciana santai."btw lo dipanggil kepala sekolah tuh. Sekarang harus kesana kalau gak lo dikeluarin dari sekolah."
Melda menggeleng, tidak, dia tidak mungkin dikeluarkan. kedua orang tuanya bisa marah besar. Dia tidak sanggup mendapat perlakuan buruk lagi karena masalah ini.
Melda berlari meninggalkan mereka berdua, Aliciana yang menatap kepergian Melda terkekeh sinis. Aliciana menatap Alzero sekilas. Dia berdecih dan setelah itu hendak berbalik pergi sebelum tangan Alzero lebih dulu menahannya. Aliciana berbalik menatap Alzero dengan sebelah alis ter angkat.
"Bener Vidio itu asli?"Aliciana terdiam. Apa Alzero benar tidak mempercayai bukti itu? Alzero menyayangi Melda sedalam itu? Mengetahui fakta ini membuat Aliciana tersenyum miris.
"Biar guru yang nentuin jawabnya, kalau Melda keluar dari sekolah ini berati Vidio itu benar. Guru gak mungkin bertindak tanpa mengetahui kebenarannya."Aliciana menatap datar Alzero dan melepas kasar tangan Alzero yang menggenggam lengannya.
"Cia, gue minta maaf."Aliciana terkejut, tentu saja ia terkejut. Seorang Alzero meminta maaf kepadanya.
"Apa? Gue gak salah denger?"ucap Aliciana sambil memaksimalkannya pendengaran nya."ada angin apa minta maaf? Kan gue yang salah, gue yang terus nyakitin gadis lo itu."Alzero diam.
Sejak kejadian dia mendorong Aliciana, Alzero tidak melihat lagi mata berbinar yang selalu Aliciana tunjukkan untuk nya. Bahkan bando yang selalu Aliciana kenakan tidak terlihat lagi dikepalanya. Bando yang membuat Aliciana terkesan imut itu. Alzero sebenarnya sangat suka melihat Aliciana memakai bando itu, tapi Aliciana tidak terlihat lagi memakai bando yang menjadi bando kesayangan sejak lama.
Bukan hanya itu, Aliciana menjadi dingin kepadanya. Aliciana tidak lagi mengganggunya seperti dulu, dia seakan tidak peduli dengan keberadaan nya. Awalnya Alzero biasa saja, dia pikir Aliciana tidak akan mau menganggunya lagi. Meskipun ada desiran aneh saat Aliciana tidak melakukan apa saja yang biasa dia lakukan. Alzero dari dulu sudah terbiasa diganggu Aliciana, aneh rasanya saat Aliciana mendiaminya.
"Maafin gue Cia, gue salah."Aliciana terkekeh sinis.
"Gue maafin lo."ucap Aliciana yang membuat Alzero menegakkan kepalanya yang tertunduk."tapi mulai saat ini jangan pernah hadir dihadapan gue lagi."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Is Broken
RomanceDisebuah rumah megah nan besar bak istana ada seorang putri yang menginginkan kebahagiaan. Namun, apa yang dia inginkan tidak pernah dia dapatkan. Kedua orangtuanya membencinya, rumah pertama yang dia harapkan malah menghancurkan mentalnya. Istana i...