Jangan lupa vote terlebih dahulu sebelum mulai membaca ceritanya.
Terimakasih.
Happy reading.•••
Bel pulang sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Nata dan Keyla sedang siap-siap merapihkan alat tulis mereka masing-masing. Keadaannya cukup hening, hanya ada beberapa siswa yang masih berada di dalam kelasnya karena masih melakukan kegiatan masing-masing.
"Ayo Nat!" ajak Keyla setelah selesai membereskan seluruh alat tulisnya ke dalam tas.
"Eh? Kenapa?" tanya Nata bingung
"Pulang lah, ya kali mau disini terus," Keyla berdecak melihat gadis di hadapannya yang seperti orang linglung
"Oh. Lo duluan aja Key, gue masih nunggu mamah." ujar Nata setelah mengerti maksud dari ucapan Keyla. Keyla mengangguk paham dan kemudian ia pamit untuk pulang lebih dulu.
Sebenarnya mamahnya sudah datang menjemput dan sudah ada di depan sekolah, tapi Nata tak ada nyali sekuat itu untuk keluar kelas saat ini. Kondisi diluar masih cukup ramai oleh siswa dan siswi yang berlalu lalang. Mungkin menunggu sepuluh menit lagi jauh lebih baik. Marisa juga pasti mengerti.
Setelah dirasa keadaan di sekitar sekolah sudah cukup sepi, barulah Nata berani melangkahkan kakinya keluar dari kelas dan menuju parkiran. Kakinya melangkah pelan sambil kepalanya yang terus menunduk dan kedua tangan yang memegang erat tali tasnya. Percayalah, saat ini dirinya sudah keringat dingin, takut tiba-tiba saja ada hal yang mengerikan terjadi padanya. Lagian kenapa mamahnya tidak masuk saja ke dalam lalu menjemputnya di kelas sih? Kan Nata akan merasa lebih aman jika seperti itu. Huft.
Sedikit lagi. Sedikit lagi ia akan keluar dari gedung sekolahnya. Tapi tiba-tiba saja...
Dukk..
"Aduh," Nata jatuh terduduk sambil mengusap keningnya yang baru saja terbentur benda yang cukup keras dihadapannya.
Nata melihat ke depan dan ternyata ia menabrak seseorang yang tengah berdiri di hadapannya. Seseorang yang ia tabrak masih berdiri di sana sambil memandang dengan tatapan datar gadis yang tengah terduduk di hadapannya.
"Lo-" belum selesai laki-laki itu bicara Nata sudah bangun dari tempatnya kemudian berlari sekencang-kencangnya keluar sekolah.
Rex menatap kepergian Nata dengan alis terangkat satu dan raut wajah yang sedikit bingung, ternyata gadis itu memang "beneran aneh." ujarnya sambil mengendikan bahunya pelan kemudian kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.
Nata langsung masuk ke dalam mobil setelah tadi berlari-lari dari dalam sekolah sampai ke parkiran yang jaraknya cukup jauh. Ia mengatur nafasnya yang tersengal-sengal akibat berlari tadi. Marisa menatap anaknya bingung.
"Kamu kenapa? Kaya abis marathon aja" tanya Marisa melihat kelakuan putrinya
"Aku abis nabrak beton mah," jawab Nata asal sambil masih mengatur nafasnya tanpa menatap sedikitpun ke arah Marisa
"Kamu ini ngawur aja." tak habis pikir dengan jawaban putrinya, Marisa hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil mulai menjalankan mobilnya dan meninggalkan area sekolah.
•••
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan lewat tiga puluh menit tapi Nata masih belum juga pergi ke dunia mimpinya. Ia masih menatap langit-langit kamarnya sambil memikirkan kejadian tadi siang di sekolah ketika dia tanpa sengaja menabrak punggung seseorang dan terjatuh kemudian ia langsung lari begitu saja tanpa mengucapkan apapun. Jangankan berbicara, melihat siapa orang yang dia tabrak saja tidak. Gadis itu terkekeh pelan memikirkan tingkahnya tadi yang sedikit absurd.
KAMU SEDANG MEMBACA
História da Natania
Teen Fiction"Rex, kalau seandainya cerita ini tidak bisa aku selesaikan, setidaknya aku sudah menulis cerita ini sebaik yang ku bisa. Sampai pada bagian dimana aku dan kamu menemukan kata bahagia." -Natania Selamat membaca~ (ON GOING-SLOW UPDATE)