LIMA

1K 825 765
                                    

Jangan lupa vote sebelum mulai membaca ceritanya.
Terimakasih.
Happy reading.

•••

"Keyla!" Panggil Nata cukup kencang sampai orang yang memiliki nama tersebut berhenti melangkah dan menoleh ke belakang.

Nata berlari kecil menghampiri Keyla yang berjalan lebih dulu di depannya. Tumben sekali Keyla berangkat sepagi ini, pikirnya.

"Kok lo berangkat sih Nat? Emang udah sembuh?" Tanya Keyla ketika Nata sudah berdiri di depannya.

Nata menganggukkan kepalanya cepat sambil mengatur nafasnya akibat berlari cukup jauh dari jaraknya tadi memanggil Keyla. Keadaan di sekolah masih sepi karena jam masih menunjukkan pukul enam lewat lima belas menit.

Keduanya berjalan santai menuju kelas yang jaraknya sudah tidak terlalu jauh dari mereka.

"Tumben berangkat pagi?" Tanya Nata. Pasalnya yang Nata tau, Keyla itu biasanya berangkat paling cepat sepuluh menit sebelum bel berbunyi, tapi hari ini gadis itu berangkat pagi sekali, wajar Nata sedikit bingung

"Maksud lo biasanya gue kesiangan gitu?!" Keyla mendelikkan matanya ke arah Nata dengan sebal

"Bukan gue yang bilang," Nata mengendikkan bahunya pelan.

Gadis di sampingnya ini masih pagi sudah ngegas saja membuat Nata menggelengkan kepalanya pelan melihat Keyla yang sekarang tengah misuh-misuh tidak jelas dan berakhir dengan mendaratkan pantatnya di kursi depan kelas mereka.

"Gue tuh sebel bangetttt sama sepupu gue yang kemarin itu loh Nat. Astaga! Rasanya pengen gue elus aja itu jantungnya!" Nata menatap Keyla yang tengah mendumel kesal sambil kedua tangan gadis itu di remas-remas seperti tengah membayangkan bahwa saat ini yang sedang ia remas adalah jantung kakaknya.

"Kenapa?" Tanya Nata akhirnya membuat Keyla berhenti melanjutkan kegiatan meremas pada jarinya dan menoleh ke arah Nata

"Masa ya Nat, tadi pagi waktu gue mau manasin mobil eh ternyata mobil gue gak ada! Di bawa kabur sama si Tirex jelek itu! Udah gitu tante Vina gak ada di rumah jadi gak ada yang bisa anter gue ke sekolah. Mau pesen ojol hp gue malah modar, udah gitu taksi lewatnya lama banget udah kaya jodoh, alhasil seorang Keyla yang cantiknya melebihi Jennie Blackping ini harus naik angkot panas-panasan ditambah bau ketek orang-orang. Aduh! Rasanya dunia mau kiamat! Apes banget gue hari ini! Sialan!" Cerocos Keyla panjang lebar sambil memancarkan aura yang cukup menyeramkan dan matanya yang berapi-api.

Nata bukannya kasihan justru malah tertawa mendengar cerita Keyla yang menurutnya sangat lucu. Temannya itu memang sangat blak-blakan dan pede sekali kalau bicara.

"Kok lo malah ketawa sih Nat? Ah sebel gue sama lo!"

"Abisnya lo cerita udah kaya petasan, nyamber terus gak ada jeda." Nata kembali terkikik geli melihat Keyla yang mendengus sebal karena ucapannya.

Dari arah pintu masuk gedung sekolah, Nata dan Keyla mendengar suara cekikikan orang yang cukup keras. Memang suasana di sekolah saat ini sudah cukup ramai mengingat sudah hampir dua puluh menit mereka duduk di luar dan belum masuk ke dalam kelas sama sekali barang menaruh tas pun.

"Eh ada dek Keyla dan dedek gemes yang masih di samarkan namanya," ujar seorang pria yang melintas di depan mereka. Siapa lagi kalau bukan Vano dan Gio.

História da NataniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang