TUJUH

961 714 755
                                    

Sebelum mulai membaca ceritanya, jangan lupa vote terlebih dahulu.
Terimakasih.

•••

Aku yang mulai masuk ke dalam duniamu, ataupun kamu yang masuk dalam duniaku. Ini adalah awal cerita kita. Meskipun aku tidak tau endingnya akan seperti apa. Bahagia atau bahkan luka.

•••

Hari ini adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh para pelajar tentunya. Hari minggu, hari dimana orang-orang memilih untuk bermalas-malasan seharian. Hal itu juga dilakukan oleh gadis cantik bernama Nata yang kini masih terlelap dalam tidurnya padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.

Marisa mengetuk pintu kamar Nata sedikit kencang karena ia tak mendapati sahutan apapun dari anaknya. Lama tak dibukakan pintu, Marisa memilih untuk berteriak dari luar.

"Nata! Bangun nak, udah siang!"

Mendengar suara ribut-ribut dari luar membuat Nata sedikit terganggu, akhirnya setelah beberapa menit gadis itu membuka matanya dan langsung di sambut dengan sinar matahari pagi. Nata bangun dan menyandarkan punggungnya di ranjang, tangannya ia gunakan untuk mengucek matanya yang masih mengantuk. Sebentar saja, biarkan gadis itu mengumpulkan nyawanya yang belum sepenuhnya berkumpul.

Setelah dirasa cukup, gadis itu melangkah menuju kamar mandi dan mulai melakukan ritual paginya. Selesai mandi dan berganti pakaian ia turun menuju dapur untuk sarapan. Di meja makan sudah ada Marisa yang tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

"Pagi mah," ucap Nata disusul dengan kecupan singkat di pipi Marisa

"Pagi sayang," balas Marisa kemudian menyodorkan roti yang sudah ia oleskan selai kesukaan putrinya "sarapan dulu."

Nata mengangguk patuh dan mulai menyantap makanannya dengan nikmat. Sesekali mereka berbincang ringan mengenai sekolah Nata.

"Kamu gak lupa kan hari ini jadwal kamu cek up? Tapi mamah kayaknya gak bisa antar kamu deh, soalnya mamah ada perlu mau ke rumah bu Ambar buat urusin acara arisan lusa," ujar Marisa membuat Nata sedikit merengut sebal karena lagi-lagi mamanya tidak bisa mengantarnya. Baiklah, sepertinya mulai sekarang Nata harus benar-benar bisa melakukan apapun sendiri tanpa bantuan mamanya. Ia harus mulai membiasakan diri.

"Aku bisa naik taksi aja mah," jawab Nata yang mendapat anggukan dari mamanya. Meskipun ragu, ia harus tetap mencoba, kalau tidak pernah mencoba Nata mana tau bagaimana rasanya melakukan apapun sendiri tanpa bantuan mamanya.

•••

Setelah Marisa pergi beberapa menit yang lalu, kini giliran Nata yang pergi untuk melakukan cek up rutin yang biasa dilakukannya selama dua minggu sekali. Gadis itu mengenakan celana jeans berwarna biru muda dan dipadukan dengan kemeja putih polos yang sedikit kebesaran di tubuhnya juga di tambah dengan sepatu sneakers putih favorit nya.

Setelah menunggu kurang lebih sepuluh menit akhirnya taksi yang ditunggu pun datang dan membawa gadis itu ke rumah sakit yang di tuju.

Nata melangkah pelan menyusuri koridor rumah sakit yang untungnya tidak terlalu ramai karena lorong ini bukan merupakan area umum orang-orang berlalu lalang untuk ke ruang perawatan. Langkah gadis itu terhenti di depan salah satu ruangan dan Nata memilih untuk langsung masuk saja karena tadi ia sudah menghubungi dokter pribadinya.

História da NataniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang