Day 6 : Sincerity

241 34 32
                                    

Ini tiket hari Minggu. Datanglah, aku sudah bicara pada Pak Yoo untuk mengantar-jemputmu.

Seunghee menggigit pelan bibir bawahnya, menggenggam sebuah notes dan tiket konser Rendez-Vous yang ia dapati di atas meja makan itu erat-erat. Matanya masih agak sembab gara-gara setengah jam tangisan tanpa jeda semalam. Menggelikan. Pertengkaran kecilnya dengan Hyunsik memicunya untuk mencurahkan emosi yang selama ini dikungkung sendirian dan menjadi tak terkendali.

Selama ini ia jarang bertengkar dengan Hyunsik, mungkin karena kebiasaannya yang sering menahan perasaan sendirian. Ini terhitung pertengkaran terhebat yang pernah dialami sepanjang kehidupan pernikahannya, dan mungkin membutuhkan waktu minimal dua hari untuk berdamai karena sudah dipastikan suaminya tak kan pulang ke rumah sampai konser usai.

Hyunsik yang sedang cemburu menurutnya terlihat agak menakutkan. Tatapan tanpa senyuman, suara bariton yang dingin, dan kata-kata yang straight to the point. Seunghee baru menyesalkan pikir sesaatnya yang memilih untuk berbohong daripada mengatakan hal yang sejujurnya, kesalahan sepele yang berkembang menjadi kesalahpahaman.

Kembali ditatapnya tiket yang kini ada di genggamannya, kini tersenyum tipis. Hyunsik masih tetap menginginkannya datang meski ia sedang marah.

Sejenak ia menengadah, menahan sebulir air yang tiba-tiba muncul di sudut mata sembabnya. Ia harus kuat, hari ini sejumlah kesibukan tengah menantinya.

*

Bebek Cantikku

Today, 10.04 am

Hari ini aku akan pergi menemui Lee Hwitaek. Oppa bisa tanya Pak Yoo untuk menkonfirmasinya.
Seungsik akan menginap di rumah kak Songhee dan kujemput besok, Sebin sedang ada di rumah kakak jadi dia pasti betah. Oppa juga bisa tanyakan itu pada kakak untuk memastikan.

Semoga konsermu lancar sampai akhir.

Baik.

Terimakasih

Sejenak, santap siang yang sedang disajikan di hadapan Hyunsik tidak begitu mencuri atensinya yang sedang tercurah pada layar ponsel. Ia menyimpan sumpitnya dan menatap pesan terakhir istrinya yang tampak dingin dan sedikit 'menantang'. Tapi mungkin saja Seunghee ingin menunjukkan kesungguhan untuk memperbaiki kesalahannya hingga ia kini benar-benar melapor dengan gamblang, pikirnya.

Spontan ia membalasnya dengan jawaban yang tak kalah dingin.

"Pria itu.. Lee Hwitaek."

"Takut mood-mu selama konser terganggu?"

"Mengapa tak memikirkan perasaanku?"

Miris. Ini kali pertamanya ia bertengkar dengan istrinya tepat sebelum konser berlangsung. Hari ini adalah salah satu hari terpenting dalam hidupnya. Ia harus  bersusah payah menekan keposesifan dalam dirinya dan merelakan Seunghee bertemu mantan kekasihnya hari ini.

Aku percaya padamu, Oh Seunghee, Hyunsik mendoktrin dirinya dalam hati.

"Hyunsik-ssi, bisa kau percepat makan siangnya?" tegur Daegyum sang manajer membuyarkan lamunannya. "Sepuluh menit lagi kita harus kembali ke lokasi."

"Ah, baik."

Ia meletakkan ponsel di samping piringnya, menyantap makan siangnya sambil terus menatap layar yang masih menampilkan ruang obrolannya bersama Seunghee. Tersenyum tipis.

*

Seunghee masih ingat bagaimana hancurnya Lee Hwitaek sepeninggal Ayahnya. Pria hangat nan ceria itu menjadi lebih pendiam dan seringkali murung. Seunghee hanya mendapatkan jawaban 'aku tidak apa-apa' saat menanyakan keadaannya, yang malah terdengar seperti ungkapan halus dari 'jangan tanyakan lagi' atau, 'tinggalkan aku sendirian'.

SAY YOU LOVE ME, ONCE AGAINWhere stories live. Discover now