ToS - 12

1K 112 8
                                    

“Karena gue cemburu,” ujar Hyunjin halus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Karena gue cemburu,” ujar Hyunjin halus.

“Cemburu? Apa itu?” tanya Jeongin yang benar-benar tidak tahu sama sekali.

“Cemburu itu, rasa sakit di hati kakak yang kakak rasain waktu liat kamu sama yang lain,” jelas Hyunjin.

“Emang Jeongin lagi sama siapa? Sama kakak, 'kan? Kenapa sakit hati?” tanya Jeongin lagi, kali ini membuat Hyunjin geram sekaligus gemas.

Nih anak polos apa bego, sih? Hampir sama, loh! Untung aku sayang kamu, kalo nggak sudah ku buang kau dek...

“Udah ya, Jeongin. Kamu nggak perlu tau sekarang, nanti juga paham-paham sendiri. Jadi, jangan tanya lagi, oke?” ujar Hyunjin frustasi.

“Em, oke. Yaudah Jeongin mau ke kelas,” pamit Jeongin, kemudian berjalan meninggalkan Hyunjin yang masih terdiam di tempat yang sama.

***

Hyunjin mendorong Jaemin hingga membentur tembok pembatas yang ada di atap sekolah.

“Maksud lo apa ngajak Jeongin berangkat sama, lo? Maksud lo apa?!” bentak Hyunjin.

“Hah... santai, nggak usah ngegas gue bakal jawab dengan sejujurnya kok.”

“Gue lagi deketin Jeongin,” jawab Jaemin, sukses membuat Hyunjin melotot. Ia tak percaya ternyata teman yang ia percaya menjadi seperti ini.

“Kurang ajar!” Hyunjin melayangkan pukulannya tepat di pipi Jaemin.

“Kemarin gue bilang gue mau perbaiki hubungan gue sama Jeongin, kenapa lo tiba-tiba nyerobot kayak gini, hah?! Maksud lo apa?!” teriak Hyunjin marah.

“Buat ngerusak hubungan lo lagi, mungkin? Dan lo selama ini nggak tau 'kan gue yang dulu ngerusak hubungan, lo?” terang Jaemin. Hyunjin benar-benar tidak menyangka.

“Gue nggak suka lo deket sama Jeongin. Dan tentang kecelakaan dua kali itu, itu semua rencana gue yang dilaksanain sama suruhan gua. Gue berencana buat bikin lo celaka dan amnesia dan ternyata gue berhasil, disitu gue menghasut lo buat bully Jeongin. Sebenernya maksud gue itu bikin lo jauh sama Jeongin ya walaupun gue juga jadi jauh sama dia, tapi setidaknya gue nggak liat lo deket sama Jeongin.” Tanpa disangka Jaemin membuka rahasianya sendiri.

“Tapi entah kenapa gue belum puas bikin lo dan hubungan lo sama Jeongin hancur, dan gue melakukan hal yang sama ternyata rencana gue berhasil lagi. Lo bener-bener amnesia dan perlahan gue jauhin lo sama Jeongin. Wah! Seru banget emang ya rencana gue, haha...”

“Dasar brengsek!!!”

Bugh!

Hyunjin melayangkan kembali pukulannya di wajah Jaemin.

“Oh iya, satu lagi. Gue masuk ke sekolah ini bukan karena orang tua gue, tapi karena gue mau ngerebut Jeongin dari, lo! Jadi mulai detik ini, kita saingan dan bukan teman!”

Hyunjin benar-benar marah, pukulan demi pukulan ia berikan kepada Jaemin. Jaemin tentu tak diam saja ia membalas pukulan demi pukulan kepada Hyunjin.

Brak!

***

“Eh gue nggak liat Aksa dari tadi, loh!” seru Minho.

“Iya gue juga, kemana dia? Masa nggak masuk? Nggak mungkin deh, sekampret-kampretnya Hyunjin, dia nggak pernah izin, gue juga nggak liat Jaemin,” ujar Bangchan.

“Kita cari aja mendingan daripada menduga-duga kek orang lagi main tebak-tebakan, langsung cari aja,” saran Changbin. Minho dan Bangchan pun setuju.

Mereka bertiga mencari Hyunjin dan Jaemin ke segela penjuru sekolah mereka, tapi tidak ada tanda-tanda Hyunjin dan Jaemin.

Mereka mulai khawatir akan terjadi apa-apa dengan temannya. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk melihat ke atap.

Wait! Wait! Kalian denger suara ribut nggak dari luar sana?” tanya Bangchan.

“Iya-iya gue denger!” seru Minho.

“Ada apa?” tanya Changbin penasaran.

“Bentar, bentar kek suara Jaemin nggak, sih?” tanya Bangchan memastikan.

“Eh, iya bener-bener!” seru Minho lagi, kali ini ia menempelkan telinganya pada daun pintu.

“Woy! Minggir!” Changbin mengusir Minho. Minho pun menyingkir.

Chanbin membuka pintu atap dan mendorongnya kuat-kuat hingga menimbulkan suara yang keras.

Brak!

Mereka bertiga dikejutkan dengan sesuatu. Hyunjin dan Jaemin berkelahi dan saling memukul dengan brutal.

“AKSA! BERHENTI!” teriak Bangchan sembari menarik Hyunjin yang sudah seperti kesetanan saja.

Minho menarik Jaemin untuk berhenti melakukan itu. Chanbing melerai keduanya hingga ia sendiri sampai terkena pukulan dari Hyunjin.

“BERHENTI!!!” teriak Changbin geram.

Hyunjin dan Jaemin berhenti.

“Kalian kenapa, sih?! Pagi-pagi berantem! Kayak bocah tau nggak?!” omel Changbin.

Hyunjin menatap tajam pada Jaemin, sedangkan Jaemin malah tersenyum dan menatap remeh ke arah Hyunjin.

“Kalian kenapa?!” tanya Bangchan.

“Gue mau ngerebut Jeongin dari Hyunjin! Puas?!” terang Jaemin.

“Lepasin gue!” bentak Jaemin pada Minho.

“Wou brengsek!!! Jangan kabur, lo!!!” teriak Hyunjin.

“Udah, Sa! Lo jangan bikin ini semakin panas! Dosa gue udah banyak jangan lo tambahin cuma gegara gue pengen mengumpat!” marah Minho.

“Jaemin brengsek!” teriak Hyunjin. Ia menarik tangannya dari genggaman Bangchan dan berlari masuk ke gedung sekolahnya lagi.

“Hyunjin!” panggil Changbin, tapi diabaikan oleh Hyunjin.

“Hyunjin!” panggil Changbin, tapi diabaikan oleh Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TbC


TURN! or STRAIGHT? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang