Mission Complete

3.5K 192 4
                                    

"Nee Sarada." surai kuning bergoyang dikala ia menoleh ke gadis disebelahnya. Mata birunya tampak berbinar akan sesuatu. Namun, ia tidak menghiraukan mata terpejam sang surai raven ini. Tidak ada respon ia mencolek bahunya, "Sarada??"

...

"Sa-ra-da -chan~~?"

...

"Apa kau tidur?"

"Tidak bodoh, aku mati." akhirnya Sarada membuka mata dengan garang. Beberapa menit yang lalu ia mencoba tidur agar tidak kelelahan di kota. Oh tuhan! Bagaimana dia bisa tidur jika mulut si baka ini tetap mengoceh.

"Kau terlalu berlebihan, ttebassa."

"Kau terlalu berisik."

"Ayolah! Kita akan bersenang-senang. Untuk apa tidur sekarang?"

"Kita a-k-a-n bersenang-senang. Masih 2 jam lagi, Boruto. lebih baik kau tidur sama seperti yang lain."

"Tapi apa serunya itu? Terlihat membosankan."

DASAR BOCAH!!!!

"Tidur. Atau aku akan membuatmu tidur." Sinis sarada dengan kepalan tangan diatas. Bersiap memukul boruto jika jawaban yang diinginkan tidak terpenuhi. Boruto melihatnya dengan mimik takut. Wah, dia serius.

"Baiklah, baiklah. Padahal aku ingin menunjukkan sesuatu..." nyinyirnya. Ia menghantamkan tubuhnya di kursi. Mencari posisi yang nyaman. Tapi ia tidak menemukannya. Boruto bergerak ke kanan, ke kiri, bahkan mencoba tengkurap. Mengusik ketenangan gadis disampingnya.

Shannaro!!

"Urusai, baka!" PLAAKK!! Benjolan besar menghiasi kepala boruto. dia mengusapnya beberapa kali dengan air mata buaya.

"Tak perlu memukulku juga, kan.."

"Itu karena kau berisik."

"tapi aku tidak menemukan posisi yang nyaman."

"kalau begitu cobalah tenang."

"Tapi-"

"Urusai."

"Uuu... Kumohon..." matanya membulat imut dengan tangan direkatkan. Memberi tanda memohon khas anak kecil. 17 tahun tidak membuat Boruto menghentikan sikap ini. bagaimana tidak? setiap kali ia menggunakan wajah imut nan menggemaskan ini, Sarada selalu luluh dan tidak dapat menolak apa yang diinginkannya. Sayangnya, kali ini... berhasil lagi.

"Ukkhh... jangan menatapku seperti itu."

"Tidak sampai kau berkata iya." ujar semakin imut. Wajah Sarada merona. Bukan masalah boleh atau tidak. Mereka sudah sering melakukan ini. Tapi hanya sewaktu kecil dan itu hal yang wajar. Tapi lihat mereka, sudah tumbuh dewasa. Jika orang melihatnya apa yang akan dipikirkan nanti. Tidak. lebih tepatnya, rumor apa lagi yang tersebar.

"Boruto kita sudah pernah membahasnya."

"Tapi aku tidak bisa tidur."

"Tapi-"

"Jika aku tidak tidur kau tidak boleh tidur. Aku akan mengganggumu sampai 2 jam kedepan." ancam boruto. Membanyangkan saja sudah menjengkelkan. Boruto yang berisik, keripik kentang berceceran, dan leluconnya yang menyebalkan. Sangat mengerikan.

"Oke-oke. Tapi jangan sampai mereka tau, janji?" jari kelingking terangkat. Disahut dengan jari kelingking yang lain. senyum mengembang dibibir Boruto. matanya berbinar, begitu juga dengan hatinya.

"Janji!"

Segera Boruto menyambar bahu sarada yang mungil. Meletakkan kepalanya senyaman mungkin. beberapa kali menggesek yang disahut cubitan kecil.

"Berhentilah. Kau membuatku geli." ujarnya setengah mengantuk.

Saphire biru itu mengaduh kecil kemudian. Ikut terlelap. Dihatinya kupu-kupu bertebrangan. perutnya melilit geli. Tanpa Sarada sadari wajah Boruto merona dengan seringai liciknya.

Tangan kanan angkat keatas. Memberi sinyal kepada siapapun yang ada dibelakang. Ibu jari berdiri sedang jari lain melipat. Tak ada yang merespon, tak ada yang paham, tapi di tempat duduk paling belakang. Terlihat rambut nanas tersenyum remeh.

'misi berhasil'

Borusara One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang