Okaeri (Part 1)

2.9K 119 2
                                    

"Kumohon, Sarada."

 Chouchou memandang Sahabatnya cemas. Mata kuningnya berkilat kekhawatiran yang besar. Jika dia bukan tangan kanan raja, pasti air mata sudah terjun ke pipinya. Chouchou mengambil segelas air dan menyodorkan pada Sarada. meski tahu bukan itu yang paling dibutuhkannya.

Sarada membuka mata pelan. Dia melirik lemah gelas berisi air bening itu. Perlahan tubuhnya ia paksa untuk duduk, meraih gelas itu dan meminumnya. Setelah selesai Chouchou menarik kembali. Dia meraih tangan Sarada yang dingin, lemah, dan rapuh. Kulitnya sepucat wajahnya yang berkeringat dingin.

"Jangan lakukan ini padaku." Chouchou membuka laci meja paling atas. Meronggoh kedalam untuk mengambil sesuatu. Sebuah besi silver terasah tajam dengan batu ruby sebagai mata pedang. Berkilau merah semerah matanya, mata Sarada.

Pisau itu digeret cepat, menimbulkan luka kecil diatas kulit coklat. Segera cairan merah kental bercucuran. Merembes ke bawah, menodai selimut yang putih. Chouchou menyodorkan tangannya mendekat. Meminta mulut itu terbuka barang sejenak. Tapi Sarada bersikeras. Dia malah menggeleng mundur. Menggerang menahan sakit didadanya.

"Tidak, chou."

"Kau sakit, Sarada!"

"Aku masih bisa-"

"Aku tidak! berhentilah membuatku khawatir dan minum ini."

Chouchou kembali mendekatkan tangannya. Sengaja menyebar aroma darahnya seisi ruangan. Hanya untuk membuat Sarada tergiur. Tapi tidak. Malah sebaliknya, Sarada menggerang lagi. Dia menutup hidungnya dengan selimut yang dia pakai. Menutup matanya yang mulai berpijar merah kelaparan. Dibalik mulutnya, sepasang taring tampak memanjang mulai menusuk kulit.

Chouchou menyerah. Percuma berlagak keras kepala dihadapan ratu keras kepala sendiri. Dia mengambil perban di laci kedua dan membalutnya cepat. Membuka jendela agar aroma yang ia sebar hilang secepatnya. Kemudian, dia kembali duduk dipinggir kasur. Mengelus rambut Sarada yang halus.

"Aku menyerah."

"Gomen, chou. Hanya saja aku tidak bisa.."

"Aku tahu." Sungguh beruntungnya Sarada mendapat teman seperti Chouchou. Dia sangat setia dan penyayang. Walau Sarada keras kepala, dingin, cuek, dan beda dari cewek lain, Chouchou dengan senang hati berteman dengannya. Padahal orang bilang dia aneh tapi pipi gembul itu selalu berceloteh bahwa tidak ada yang aneh dari Sarada. Dia hanya berbeda bukan berarti aneh. Menurutnya Sarada adalah sahabat terbaik yang tidak mengejeknya saat makan lebih dari yang lain, tidak pernah memandang dirinya menjijikkan atau rendahan, lagi pula Saradalah yang membantu Chouchou hingga sekuat ini. Dia bahkan menjadi tangan kanan raja Uchiha. Sarada pikir Chouchou berteman dengannya karena ingin mendapatkan sesuatu. Tapi, Sarada tahu betul Chouchou tidak akan melakukannya.

"Arigatou..." Ujar Sarada lemah. Taringnya mulai menusuk kulit bagian dalam. Menimbulkan luka kecil dan sedikit darah. Tapi Sarada menghiraukannya. Sungguh dadanya lebih sakut dari mulutnya sekarang.

"Kau tahu aku berhutang padamu-"

"Jangan senang dulu, princess. Malam ini!" Chouchou memotong perkataan Sarada cepat. Dia tidak ingin sahabatnya salah paham. Meski Dia mengalah bukan berarti tidak ada tindakan. Hatinya tidak rela melihat Sarada menderita.

"Jika malam ini dia tidak datang, aku sendiri yang akan merobek mulutmu, mengerti?" Chouchou melirik tajam. Membuat Sarada bergidik ngeri. Dasar chouchou, dia tidak pernah takut dihadapan seorang putri vampire kerajaan Uchiha. Mungkin itulah salah satu alasan Sarada memilihnya menjadi sahabat sejati.

"Aku mengerti. Kau teman yang baik, kau tahu." Senyum Sarada mengembang. Menatap wanita dihadapannya lembut.

"Aku tahu. Sekarang tidurlah." Chouchou beranjak dari duduknya. Memastikan ruangan aman dan nyaman untuk Sarada istrirahat sebelum akhirnya pergi. Sementara, Sarada mulai memejamkan mata. Berusaha tidur untuk melupakan rasa sakitnya. Meski dia tahu itu tidak mudah. Serangan didadanya terasa begitu menyakitkan. Sarada terpenjat sedikit. Belum terbiasa dengan sakit yang semakin menjadi. Diremasnya baju kimono sutra itu sampai hapir robek. Dia terus mencakar hingga kulit dadanya meremang merah. Semakin lama semakin dalam hingga akhirnya,

"Arrggh!"

Darah segar mengotori seluruh tubuhnya. Memberi bercak seram di selimut yang seharusnya bersih itu. Sarada terdiam. Membiarkan kulitnya kembali menutup. Hilang tanpa jejak. Salah satu ciri khas Uchiha. Regenerasi sempurna super cepat. Sifat keturunan ibunya, Sakura Haruno. Sementara dari papanya, Sasuke Uchiha, Sarada memiliki kekuatan yang besar dan- well, everything is perfect.

Dia terbiasa melakukan semua dengan baik, dia terbiasa terluka dan terobati dengan sendirinya, kesempurnaan itu sangat tinggi hingga membuatnya bosan. Namun, tidak ada yang sempurna di bumi, bukan? Sarada bertemu dengan 'Dia'. Dia yang mampu menyainginya, Dia yang mampu membuatnya terluka, dan Dia yang mempu menjalin kontrak dengannya.

Seluruh orang tahu begitu banyak yang meminginkan menjalin kontrak dengan Sarada. Bahkan vampire terkenal sekalipun. Tapi sellau ditolak dengan lembut sekaligus dingin. Sarada tidak suka menjalin perjanjian sakral dengan orang yang... well, terbiasa selingkuh. Dia tidak suka itu. Uchiha jarang menunjukkan ekspresi. Namun, jika dia percaya atau jatuh cinta, mereka akan memberi segala untuk mempertahankan hubungan itu.

"... baka." Sarada mulai menutup matanya sementara sakitnya mulai mereda. Dia harus tidur atau penderitaan itu akan kembali. Tiba-tiba dia teringat perkataan Chouchou. Malam ini jika dia tidak datang maka Chouchou akan memaksanya membatalkan kontrak. Sarada tidak ingin, membayangkannya saja tidak pernah. Hatinya terlalu yakin untuk percaya pada 'Dia'. Tubuhnya makin melemah, darahnya seakan berhenti seiring jantungnya yang melambat. Lemas dan tidak berdaya, Sarada benci ini. Berapa lama lagi dia harus bertahan? Apa dia bisa bertahan? Setidaknya sampai malam ini?

"Entahlah, Chouchou. Kupikir aku tidak bisa..." Matanya terpejam. Jantungnya semakin lemah, dia tidak bisa mendengar apapun diluar sana. Bahkan angin sekalipun seperti keheningan yang hampa. Bibirnya kering gemetar.

Apa ini akhir..?

Borusara One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang