Borusara One Shoot

Promise?

Langit tampak cerah hari ini. Udara hangat, Cahaya mentari yang tampak bersahabat, serta angin mengalun lembut di atas bumi. membuat siapapun yang terbangun merasa ingin keluar menikmati dunia. Jangan lupa dengan makanannya, sepanjang jalan wangi jejajanan senantiasa menggoda perut yang kenyang sekalipun. Tawa menggelegar disana dan disini tak ada kata misi atau pertarungan yang berarti. Konoha aman 95% jika kau bisa bilang.

Sebagian besar shinobi mengambil cuti yang sengaja dibuat oleh Nanadaime Naruto-sama. Dia rela kerja lembur demi memuliakan para shinobinya yang tentu saja di terima dengan baik. Ninja yang tidak pernah pulang, kembali pada keluarga untuk membangun kenangan baru, misi berdarah dihentikan untuk sementara, dan menghibur mereka dengan festifal mendatang. Bahkan Sasuke Uchiha dipulangkan untuk berlibur. Dia sudah terlalu lama berpisah dengan keluarganya.

Semua orang bersenang-senang, setidaknya harus karena ini hanya terjadi satu kali dalam setahun. Mereka tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan yang dilakukan oleh pemimpin mereka. Lagi pula siapa yang berani menolak? Toh, ini bonus yang menyenangkan. Setidaknya itu yang dipikir orang lain, tapi kedua insan ini tampak memiliki kesibukan sendiri.

"Baka!"

"Apa katamu, Mata empat?!!"

"Ini tidak akan sakit!"

"Kau bercanda? Siapa pun yang melihatnya akan berpikir sebaliknya, dattebassa!"

"Omong kosong!"

"Aku tidak mau!"

Mata emerlard hijau memandang mereka bosan. Dengan kepala bersandar di tangan kanan yang ditekuk serta tubuh yang lemas memperlihatkan dia sangat lelah. Well, siapa yang tidak lelah setelah melakukan tiga kali oprasi krisis. Belum lagi, Sarada salah satu murid sekaligus putrinya, yang memiliki kemampuan hampir setara dengannya, tidak bisa ikut membantu. Menyisakan dirinya dengan dokter lain. bukan berarti mereka tidak hebat, hanya saja akan lebih cepat jika Sarada yang melakukannya. Sakura memijit keningnya sejenak sebelum berkata,

"Bisa kalian berhenti? Ini sudah ke 4 kalinya dalam minggu ini. Beri aku istirahat, shannaro." Kedua insan itu terdiam. Merasa bersalah telah mengganggu dokter Konoha ini. Ralat hanya Sarada yang merasa bersalah, sedangkan Boruto tetap acuh tak acuh. Dia sakit, semua orang tahu itu. Tapi membiarkan jarum besi itu menusuk kulitnya bukan sesuatu yang menyenangkan. Boruto bergidik setiap kali membayangkannya.

"Gomen, Mama. Jika bukan karena bocah ini, kita bisa pulang lebih cepat." Sarada berkata seraya menahan tangan boruto yang mulai ditarik kebelakang. Sungguh, ini sudah lewat 2 jam dari jadwal seharunya. Dia hanya harus mengecek darah dan memberi beberapa vitamin. Bukan sesuatu yang dramatis. Tapi, bocah 17 tahun ini terlalu berlebihan.

"Aku bukan bocah!"

"Kalu begitu bersikaplah sepantasnya dan biarkan aku menyuntikmu."

"Itu tidak ada hubungannya, dattebasa!"

"Oh, demi Shiobi! Kenapa aku harus berurusan denganmu."

"Aku tidak meminta kau mengurusku!"

"Usuratonkachi!"

"Dobe!"

Helaan napas terdengar lagi dari sudut ruangan tempat Sakura duduk. Kali ini lebih keras. Tidakah mereka mengerti arti kata istirahat? Ini sudah lewat jam makan siang, sisa 10 jam lagi untuk menikmati liburan. Tapi, apa daya rencana untuk pergi shopping, menikmati waktu berharga bersama putrinya, atau sekedar bersantai dirumah dengan Sasuke kacau balu lantaran mini dobe ini. Hah... Sasuke sekarang aku tahu kenapa kau selalu memanggilnya, dobe.

"Dengar, aku tidak peduli dengan pertengkaran romantis kalian, tapi aku akan menunggumu di rumah, Sarada. Pulang sebelum jam 3, mengerti?" Rambutnya disampirkan ke samping sebelum akhirnya berdiri meninggalkan mereka berdua. Dia benar-benar lelah. Bahkan tidak sadar ketika Sarada memanggil namanya. Yang ada dipikiran Sakura hanya tidur dan bersantai, menyiapkan makan malam, dan mungkin pergi ke taman bersama Sarada dan Sasuke. Pintu ditutup dengan lembut. meninggalkan mereka yang merona hebat mendengar kata 'romantis' itu.