Part 1

94K 1.2K 24
                                    

Rania hanya memejamkan mata sambil mengembuskan napas panjang ketika Candra rebah di sampingnya. Ia meluruskan kakinya dan tidur telentang tanpa sehelai kain pun yang menutupi tubuh. Wajahnya memerah dengan rambut yang berserakan. Beberapa helai tampak menempel di wajah karena keringat yang bercucuran.

"Makasih ya, Sayang." Candra mengecup kening wanita di sampingnya.

"Hu'um. Makasih juga." Jawaban yang kaku terlontar begitu saja dari mulut Rania. Ia hanya merasa tak pantas saja bila tak mengucapkan kata itu.

Candra lalu bangkit dari kasur dan pergi ke kamar mandi. Beberapa saat kemudian terdengar bunyi air mengucur, sepertinya Candra mandi.

Rania menarik selimut hingga menutupi seluru tubuhnya. Entah ini kali ke berapa ia bercinta dengan Candra dan tak menikmati sama sekali. Ia bahkan lupa kapan terakhir kali merasakan orgasme saat mereka bersetubuh. Entah tubuhnya yang terlalu letih untuk bercinta atau Candra tak seperti dulu lagi.

Pada saat masa-masa awal mereka menikah, setiap bercinta dengan Candra adalah surga dunia. Ia bahkan tak sanggup menghitung berapa kali ia merasakan orgasme. Setiap usai bercinta, Candra akan memeluknya erat, membelai rambut dan mengecup berkali-kali. Tak lupa Candra mengambil tisu untuk membersihkan keringat di wajahnya. Sambil sesekali bertanya, "Kamu puas, Sayang?" atau, "Apa kita perlu mengulang sekali lagi?"

Rania biasa tak menjawab pertanyaan-pertanyaan konyol itu, ia hanya memeluk erat dan mengecup Candra berulang-ulang. Berharap semua tak boleh berlalu terlalu cepat. Kadang mereka akan tertidur bersama karena kelelahan. Namun ketika bangun, keduanya akan mandi bersama dan jika sempat akan mengulang kembali permainan panas mereka.

Tidak jarang ia dan Candra akan sibuk mencari  artikel-artikel mengenai seks di berbagai portal berita. Tentang posisi seks yang menyenangkan atau mungkin sekadar makanan yang mampu memberi stamina dan meningkatkan libido.

Bercinta di mana saja selama itu mungkin. Di kamar, dapur, di atas meja makan, atau di dalam mobil saat berada di basement pusat perbelanjaan. Bahkan lebih dari itu, Rania merasa dirinya dihujani cinta. Mereka selalu bergandengan saat jalan ke mana-mana. Berpelukan dan berciuman sesekali saat berdua di rumah dan menonton TV.

Candra keluar dari kamar mandi beberapa saat kemudian sambil mengeringkan rambut dengan handuk. Ia hanya mengenakan celana boxer. Setelah meletakan handuk di atas kursi, ia naik ke atas kasur dan tidur di samping Rania. Memperbaiki selimut hingga akhirnya menutupi tubuhnya dan tidur membelakangi Rania. Hanya beberapa menit kemudian sampai suara ngoroknya sampai ke telinga Rania.

Jiwa dan tubuh Rania sudah benar-benar lelah. Harusnya ia tertidur seperti suaminya, tetapi keringat di sekujur tubuhnya membuat ia benar-benar tak nyaman. Ia lalu bangkit dan mengambil handuk. Berjalan dengan langkah malas menuju kamar mandi.

Setelah memutar keran, ia duduk meringkuk di bawah kucuran air. Membiarkan kulitnya disentuh dengan lembut. Dan rambutnya yang basah menempel ke pundak dan bahunya.

Seharian kemarin bekerja dan malam ini bercinta dengan Candra, membuatnya muak. Tubuhnya seakan ingin protes. Pada akhirnya ia mulai menyadari bahwa dirinya terlalu sayang pada Candra, tak ingin rasanya lelaki itu hilang dari kehidupannya.

Seharian kemarin, ia harus berdiri nyaris delapan jam untuk mempresentasikan proyek yang sedang mereka kerjakan pada para klien. Betisnya sampai berdenyut dan kaku karena ia mengenakan high heels yang benar-benar tidak nyaman di kaki. Harusnya itu bukan tugasnya, namun Bara, atasannya, tidak sempat hadir karena proyek mereka yang lain sedang bermsalah. Seorang klien mengamuk dan mnuntut ganti rugi karena penjualan mereka tak sesuai dengan harapan.

@@@

Sekian lama Rania berdiri di depan cermin memperhatikan wajahnya. Dari dalam cermin berbingkai ukiran jati itu ia temukan dirinya. Lingkaran hitam di sekitar matanya yang cekung dan dan memar kecil di rahang kirinya. Dengan tangan kiri ia coba sentuh wajahnya. Menelusuri setiap inci kulitnya.

AFFAIR  21+ [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang