ఌ 𝕃𝕀𝕄𝔸 ఌ

2.5K 403 33
                                    

Gue udah duduk di ruang tamu bareng kakak-kakak gue dan juga Mas Iqbaal, sumpah ya suasana nya tuh hening dan sedikit tegang gitu apalagi Mas Iqbaal yang dari tadi diam aja mungkin lagi ngumpulin nyali kali ya?

"Jadi, gimana Baal?" Kata Mas Yusuf

Gue liat Mas Iqbaal bergumam 'bismillah' terus dia langsung duduk tegap dan natap ke arah Mas Yusuf

"Begini Mas, dari awal niat saya memang ingin mempunyai hubungan yang serius dengan (namakamu). Tentu bukan dengan cara seperti pacaran, mungkin memang (namakamu) lupa pernah bertemu dengan saya tapi saya sudah tertarik dengan (namakamu) saat pertama kali saya melihatnya. Tapi saya benar-benar serius untuk mengenal (namakamu) lebih jauh, jika kami memang cocok saya tidak akan ragu untuk meminang (namakamu) menjadi istri saya." Jelas Mas Iqbaal panjang lebar

Jangan ditanya hati gue kayak apa sekarang

"Kami sebagai kakak dari (namakamu) sangat senang mendengar nya, tapi kami juga tidak bisa memaksakan. Semua jawaban ada di tangan (namakamu)," kata Mas Yusuf

Mas Yusuf natap gue yang sekarang lagi nunduk sambil pegangin tangannya Mba Aisyah, iya dari tadi gue gak berani natap Mas Iqbaal karena takut zina mata

"Jadi gimana (namakamu)?" Tanya Mas Yusuf

Gua tarik nafas dan ngucap bismillah dalam hati, gue angkat kepala dan natap Mas Yusuf, "Iya, (namakamu) mau Mas,"

"Alhamdulillah,"

Gue senyum waktu denger Mas Iqbaal ngucap syukur, gak cuma Mas Iqbaal setelah itu Mas Yusuf, Mas Adam dan Mba Aisyahjuga ngucap syukur dengan nada yang bahagia

Begitu pun dengan gue

𝑇𝑎'𝑎𝑟𝑢𝑓 || 𝗜𝗗𝗥

Besok lusa Mas Iqbaal dan keluarga nya mau datang ke rumah untuk membicarakan lebih lanjut tentang proses ta'aruf ini, dari tadi tuh gue gak berhenti senyum karena inget kejadian kemarin malam

"Heh, senyum-senyum terus dari tadi," kata Mba Aisyah sambil nepuk tangan gue pelan, gue sama Mba Aisyah lagi duduk di sofa ruang tamu sambil buat desain baru untuk brand kita

"Hehe, gapapa mba,"

"Oh iya, ini desain nya kita pake warna pastel polos lagi kayak biasanya atau kita buat ber motif gitu ya biar gak bosen?" Tanya Mba Aisyah

"Boleh sih Mba, kita keluar dari zona nyaman gitu. Tapi ya motif nya juga yang gak rame gitu masih terlihat simple tapi bagus," kata gue

Mba Aisyah ngangguk, "kita jadiin ini limited edition aja?"

"Bagus juga, jadi kita bikin yang bermotif itu limited editon, gimana?"

"Mba sih setuju banget, kalo gitu nanti kita omongin sama anak-anak deh ya." Kata Mba Aisyah dan gue anggukin ucapannya

Bisnis ini tuh murni milik gue sama Mba Aisyah, dari gue masih kuliah juga bisnis ini udah berjalan

"Halo adik-adik ku yang cantik," tiba-tiba Mas Adam nyamperin kita, dia tadi habis pergi katanya ketemuan sama temen dan sekarang dia udah pulang

"Waalaikumsalam, Mas."

"Assalamualaikum, hehe."

"Kebiasaan,"

Mas Adam cuma nyengir aja terus dia duduk di samping Mba Aisyah, keliatannya sih dia bawa makanan soalnya ada beberapa plastik yang di bawa di tangannya

"Bawa makanan Mas?" Tanya gue

"Iya, nih buat kalian biar semangat desain nya," kata Mas Adam sambil ngeluarin semua makanan yang dia bawa

Gue sama Mba Aisyah auto senyum, emang rejeki anak sholeha

"Oh iya, hari ini kamu ngajar ngaji di masjid kan?" Kata Mas Adam

Karena kerjaan gue setiap hari bisa dikerjain di rumah dan gue juga punya banyak waktu luang jadi gue mengajukan diri buat ngajarin anak-anak komplek yang masih kecil-kecil ngaji, ini salah satu kegiatan dari remaja masjid. Dan gue salah satu anggotanya walaupun gue udah bukan remaja wkwkw

"Iya Mas, kenapa?"

"Cuma nanya, kirain udah gak ngajar lagi habisnya kamu dari kemarin gak pergi ke masjid," jadwal gue ngajar ngaji sebenernya emang setiap hari tapi kemarin gue absen ngajar dulu

"Hehe, nanti udah mulai ngajar lagi kok," kata gue

"Mas Farhan masih jadi pengurus remaja masjid?" Tanya Mba Aisyah, Mas Farhan itu yang paling tua di antara anggota remaja masjid, cuma beda 3 tahun sih sama gue

"Masih Mba, kemarin juga kan waktu kajian ada," kata gue

"Masih suka jajanin kalian gak waktu rapat?" Tanya Mba Aisyah sambil ketawa kecil

"Masih dong, sekarang jajanannya pasti banyak dan enak kalo yang dibawa sama Mas Farhan," kata gue

"Nanti aku mampir deh, kangen juga sama anak-anak," kata Mba Aisyah

"Aku juga ikut!" Kata Mas Adam sambil makan

"Emang kamu gak ada kerjaan lagi?" Kata Mba Aisyah, Mas Adam ngegeleng sambil ngunyah makanan yang ada di mulutnya

"Yaudah nanti jangan lupa ya jam 15.30 kita jalan ke masjid," kata gue dan diangguki sama kedua kakak gue

Kita lanjutin makan dan setelah itu gue sama Mba Aisyah buat desain lagi sedangkan Mas Adam cuma nontonin aja. Kadang dia juga kasih pendapat sih, ya berguna gak berguna juga dia ada disini wkwk

𝑇𝑎'𝑎𝑟𝑢𝑓 || 𝗜𝗗𝗥

Setelah ngajar di masjid gue pulang sama Mas Adam dan Mba Aisyah, kita bertiga jalan kaki karena ya emang deket jarak masjid sama rumah kita

Di jalan kita banyak ngomongin tentang kegiatan tadi, pokoknya kegiatan remaja masjid di komplek gue tuh seru banget dan gak ngebosenin. akhirnya kita udah sampe di  depan rumah tapi agak bingung juga soalnya di depan rumah ada mobil yang gak tau punya siapa

"Mobil siapa nih, Dam?" Tanya Mba Aisyah

"Gak tau aku juga, udah yuk masuk," kata Mas Adam terus kita masuk ke dalam rumah

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsallam,"

Di ruang tamu ada Mas Yusuf yang lagi ngobrol sama tamu, dan disana juga ada Mas Iqbaal. Gue masih diam dan akhirnya gue sadar kayaknya itu orang tua nya Mas Iqbaal

Eh tapi bukannya acara buat ketemu sama keluarganya Mas Iqbaal itu besok ya?

𝑇𝑎'𝑎𝑟𝑢𝑓 || 𝗜𝗗𝗥

𝑇𝑎'𝑎𝑟𝑢𝑓 || 𝖨𝖣𝖱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang