EIGHT

1.8K 183 29
                                    

KAISOO
.
.
.

Jadi siapa yang harus di salahkan
Ketika hati ku terus berharap
Dalam sebuah ke semuan...

-Dks

***

Pagi harinya di temani oleh suara dering ponsel yang tampak seperti pengacau.kyungsoo menggeliat di balik selimutnya,merutuki manusia mana yang mengganggu tidur nyenyaknya.bahkan waktu belum menunjukan pukul enam pagi.

Kyungsoo mencoba untuk tidak merespon panggilan tersebut,berharap bahwa orang di sebrang sana mengerti akan kondisi dirinya.

Namun seperti tanpa bosan ponselnya terus berdering se akan meneriakinya 'ANGKAT AKU!' mungkin orang yang menelfonnya adalah orang gila.dan kyungsoo terpaksa untuk membuang jauh-jauh rasa kantuknya.meraih ponselnya dengan sedikit rutukan dan tentusaja dengan setengah hati,dan mata yang masih terasa berat.


"halo?!" kyungsoo berucap dengan suara yang mengantuk namun terdapat emosi di dalamnya.

"suara mu terdengar tidak senang" ucap seseorang di sebrang sana.

Dari jenis suaranya  kyungsoo sudah dapat menebak siapa pengganggu yang menelfonnya itu.

"jangan banyak basa basi,waktu mu 1 menit jongin"

Alis kyungsoo mengkerut saat telinganya mendapati suara tawa renyah jongin.namja itu tampak bahagia,entah apa yang membuatnya bahagia pada hari jumat,dimana beberapa jam lagi guru Fisika berkaca mata tebal telah menantinya di sekolah,lalu membanjiri isi kepalanya dengan rumus-rumus yang tidak berguna.

Kyungsoo benci fisika.

"ayolah jongin aku sangat mengantuk dan lelah" keluh kyungsoo,tangannya memijat pangkal hidung dengan penuh depresi,karna rasanya sangat buruk terbangun di hari libur.

"lelah?...bahkan tiga hari ini kau hanya berdiam diri di rumah"

Kyungsoo terkekeh kecil "tentu saja,berdiam diri pun dapat menguras tenaga"lalu tangan namja itu dengan serampang menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya.rasa kantuknya tiba-tiba saja menghilang.sial-

Kakinya menapak pada lantai kramik yang dingin,lalu melangkah menuju jendela kamarnya yang sangat tepat bersebrangan dengan jendela kamar jongin.

Setelah itu menyibakkan gorden putih yang menutupi jendela.dan itu dia,tampak jelas jongin yang sedang memasangkan dasi untuk dirinya sendiri,namja itu berdiri di depan jendela dan ponselnya melekat pada telinga.

Mata hari bahkan belum naik terlalu tinggi,namun jongin dapat terlihat indah .

Kyungsoo tersenyum mendapati pemandangan di depannya "kau tampak kesulitan..."

"apa?kesulitan?"

"ya,mengenakan dasi mu..."

Tiba-tiba saja Pergerakan jongin berhenti,kemudia kepalanya mendongak menatap lurus pada satu titik di depannya.

"oh,hai..." ucap jongin dengan senyum kikuknya.

Kyungsoo merasakan semu merah menjalar pada kedua pipinya, Karna senyum jongin hari ini telah mengalahkan sejuknya embun pagi,dan lagi-lagi kyungsoo mendapati hatinya terjatuh pada tempat yang sama.

SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang