TWELVE

1.6K 138 50
                                    

Note :lupa alurnya?,baca ulang chapter sebelumnya ya :)

Kaisoo

.
.
.

***


Hati ku berteriak,
mengeluhkan semua hal yang terjadi pada diriku,kesialan-kesialan yang menjadi sebuah takdir terikat,tidak...mungkin itu sebuah borgol besi dan aku terjebak di sana.

Aku merasakan kesakitan namun tidak dapat mengatakannya,seakan mulut ku tersekap oleh takdir.

"kyung..."

Suara itu,aku selalu mendengarnya di ujung lorong yang terdalam,rasanya begitu jauh namun dekat,'tolong!!!' aku ingin mengatakannya pada dirimu.

Disini sangat dingin.

"kyungsoo..."

Namun sayup-sayup aku dapat melihatnya melalui penglihatanku yang redup,sebuah bayangan dan bunyi langkah kaki yang terdengar seperti detak jantung ku,sangat cepat.

Seiring berjalannya waktu dia terasa lebih nyata,lebih dekat.

Detik-detik yang ku tunggu adalah saat mata ku menangkap sosok itu,dia yang mengulurkan tangannya pada ku.
Aku merasakannya,perlahan-lahan sebuah kekosongan sedikit lebih terisi.

Dalam hati aku mengucap syukur ke pada tuhan,karena setidaknya dia menyisahkan satu untuk diri ku,seseorang yang rela menjadi tempat ku bergantung penuh.

Aku akan meraihnya,genggaman tangan itu.

"kyungsoo..."

Tangan itu mengalirkan sebuah  hangat yang menyengat melalui kulit ku yang dingin,rasanya nyaman dan Aku terlalu bahagia hingga nafas ku sesak.

A...aku tidak pernah sebahagia ini,saat merasakan hati ku penuh.

Rasanya pada titik ini aku ingin menyerah,mengatakan padanya bahwa aku tidak sanggup menerima lebih banyak tekanan.

Aku akan menangis dalam pelukannya dan....

"kyungsoo bangun..."

.

"soo..."

.

"kyungsoo!..."

Detik itu juga Tubuhnya tersentak saat Mata itu terbuka dengan rasa kantuk yang kental dan kemudian berusaha mengumpulkan kembali puing-puing kesadarannya.

Mata kyungsoo terasa berat dan dalam samar suara jongin terdengar lebih jelas.

"kyungsoo apa yang terjadi?"tanya namja itu dengan rasa khawatirnya.

Kyungsoo mengerjab dengan kening yang mengkerut "apa?..." berucap dengan linglung.

Jongin menghela nafas ,kemudian "kau terus menangis dalam tidur mu dan aku berusaha untuk membuat mu sadar tapi itu cukup  sulit" tangannya menghapus jejak-jejak air mata yang membasahi wajah kyungsoo "aku khawatir"

Kyungsoo terdiam dan dalam fikirannya mencoba untuk mencerna semua kalimat yang di lontarkan jongin.

Kemudian tersenyum dengan lemah dan merasa bersalah karena telah membuat namja itu khawatir.

"aku hanya bermimpi" ucapnya dengan suara serak.

"mimpi buruk?"tanya jongin,

Tangan namja itu terus bekerja pada wajah kyungsoo menyingkirkan anak-anak rambut yang menutupi mata nya,lalu meniup kening kyungsoo yang basah oleh keringan dengan mulutnya berharap itu cukup membuat namja itu merasa sejuk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang