5

5.4K 146 4
                                    

Nakula menatap dari jauh. Dilihatnya gadis cantik bernama Azalea. Sedang berbincang dengan Sadewa, kembaran Nakula.

"Cantik." selalu hanya melihat senyum manis Azalea dari jauh.

---

Nakula lebih pendiam dibandingkan Sadewa. Tapi ia jauh lebih pandai dan lebih bandel. Ia sering membolos dengan alasan bosan di kelas.

Atap sekolah atau perpustakaan yang tenang lebih Nakula suka. Sepi adalah teman sejatinya.

Tapi, seorang Azalea membuat Nakula menarik diri dari tempat persembunyian. Hanya untuk melihat dari jauh senyum Azalea.

---

Nakula duduk di atap sekolah. Di tangannya terdapat sebuah teropong. Mengarahkan benda itu ke sebuah ruangan. Lebih tepatnya mengamati Azalea yang sedang termenung di dekat jendela.

Gadis itu seolah menciptakan dunia sendiri. Terkubur dalam lamunan. Raut wajahnya sendu. Ada guratan kesedihan. Beberapa kali tangannya mengusap airmata yang turun. Jelas sekali dia sedang menangis.

Nakula menurunkan teropongnya. Menghela nafas berat. Hatinya mendadak sakit melihat Azalea bersedih. Keinginan untuk tahu apa yang menyebabkan gadis cantik itu rela menitikan air mata.

---

Nakula menguap malas. Hari ini dia bolos seperti biasa. Tidak ada yang menegur atau melarangnya. Selama nakula membawa pulang piala kejuaraan matematika dan sains serta lainnya. Sekolah membebaskan Nakula. Dengan catatan tidak membuat gaduh sekolah.

"Kak Bima..." panggil Nakula.

Pletak!

Jitakan di kepala. Nakula mengusap kepalanya.

"Panggil Bapak! Ini masih di sekolah. Tidak sopan!" Bima menatap tajam pada Nakula.

"Iya..." Nakula berdecak kesal. Harusnya tadi ia abaikan saja. "Kak Jaka sudah pulang."

Bima diam. Dia tahu.

"Kak Jaka terlihat tidak bahagia. Begitu pula ayah, kesehatan beliau semakin buruk." Nakula menjelaskan. Berharap Bima bisa memberi solusi.

Bima menepuk pundak Nakula, "Kembali ke kelasmu."

"Tapi...."

Nakula menghela nafas. Melihat punggung Bima menjauh.

Jika kak Bima tidak ingin membantu. Nakula masih punya harapan. Kakak tertuanya, Yudistira, pasti tidak akan mengabaikan adiknya. Akan Nakula urus nanti, sekarang Nakula harus mencari Azalea. Kemana gadis cantik itu? Nakula belum melihatnya hari ini.

---

Di sudut perpustakaan. Azalea tertidur.

Berdiri tak jauh, Nakula diam memperhatikan. Setelah hampir mengitari seluruh sekolah, akhirnya Azalea ditemukan.

"Dasar ceroboh." Nakula mencibir. Bisa-bisanya Azalea tidur di tempat seperti ini?

Nakula duduk di sebelah Azalea. Dengan pelan mengangkat kepala Azalea yang tertidur di atas meja. Menempatkan dalam pelukan Nakula.

Sekarang sebagian tubuh Azalea terbenam dalam pelukannya.

Azalea bergerak mencari posisi ternyaman.

Nakula terkekeh melihat Azalea mengeratkan kedua tangannya, memeluk balik.

Usapan di kepalanya membuat Azalea semakin nyenyak dalam tidurnya. Ini adalah pertama kali setelah beberapa hari tidak bisa tidur. Tidak sadar bibir Azalea tersenyum dalam tidurnya.

Istri PandawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang