2

11.1K 191 2
                                    

Beberapa hari terakhir. Azalea merasa ada yang salah. Kenapa ia terus-terusan bertemu dengan orang bernama Yudistira?

Di sebuah cafe, Azalea bertemu lelaki itu. Awalnya ia sempat menutupi wajahnya dengan buku menu. Tapi entah nasib nya lagi sial, lelaki itu malah duduk berseberangan dengan Azalea. Sia-sia ia sembunyi.

Di toko buku, juga. Bahkan sampai di sebuah taman pun mereka bertemu.

Ini disengaja? Atau memang murni kebetulan?

---

Tempat terakhir yang diharapkan Azalea untuk tidak bertemu Yudistira.

Sebuah Club malam. Nite Club.

Cahaya temaram di dalam club tidak mampu menyembunyikan betapa cantiknya Azalea.

Tubuhnya boleh mungil di mata lelaki. Tapi payudara dan pantat berisinya mampu membuat air liur lelaki menetes hanya dengan melihat. Azalea it's so damn sexy.

Kaki berbalut stileto 15 cm. Membungkus kaki mulus Azalea. Berjingkat mengikuti alunan musik. Tidak menyadari tatapan nyalang memandangi tubuhnya.

Dua lelaki mendekati Azalea. Ikut bergoyang. Beberapa kali menabrakan tubuh mereka padanya. Ada juga yang lancang meremas pantat Azalea.

Mungkin karena terpengaruh minuman. Azalea membiarkan mereka menggerayangi tubuhnya. Malam ini, Azalea hanya ingin bebas!

Di lantai dua. Seorang lelaki sedang memperhatikan bagaimana Azalea menari. Tangannya terkepal erat di balik saku celananya. Rahangnya bergemeletuk menahan amarah.

Dialah Yudistira.

Melihat beberapa lelaki mengelilingi Azalea. Yudistira menuruni tangga dengan cepat. Membelah lautan manusia.

Yudistira mencekal tangan yang beraninya meremas payudara Azalea, di depan matanya?!

"Aaaa!!!" jerit kesakitan. Yudistira memelintir tangan lancang itu hingga terkulai patah.

Azalea terus menari. Tidak terusik sama sekali.

"Cantik..." panggil Yudistira. Tentu saja Azalea tidak mendengar nada lembutnya. Kalah sama dentuman musik.

Tahu tidak ada gunanya bicara. Yudistira langsung membopong tubuh Azalea. Membawanya keluar.

Hari itu Azalea nekat pergi ke club sendirian. Tidak ada Jaka yang menemani. Tidak ada Jaka yang melindunginya. Memikirkan itu, sekarang Azalea sedikit menyesal.

---

Yudistira membanting tubuh Azalea ke atas kasur. Sekarang mereka ada di apartemen milik Yudistira.

Lamat mengamati Azalea. Dari pertama kali bertemu gadis bernama Azalea ini, Yudistira tahu bahwa ia tertarik. Meski usia mereka terpaut cukup jauh. Yudistira 30 tahun, sedang Azalea baru 17.

Yudistira menunduk, mengukung tubuh Azalea di bawahnya. Mengendus leher mulus hingga ke dagu runcing gadisnya. Ohh bahkan Yudistira sudah menyematkan kepemilikan pada Azalea.

"Hmm..." Azalea menggeliat tak nyaman.

Jari kokoh Yudistira menyusuri pelipis, pipi, dan berlama menekan bibir merah Azalea.

Cup

Biarlah kali ini ia menjadi lelaki brengsek yang memanfaatkan seorang gadis mabuk.

Memagut. Menyesap. Meliukkan lidahnya. Terus menggoda bibir dan mulut Azalea.

Yudistira menghirup aroma gadisnya. Hmm.... Aroma yang akan menjadi candunya.

Tangan Yudistira meraba lekuk tubuh Azalea. Pinggang ramping. Terus turun. Paha halus dapat Yudistira rasakan.

"Ahmmm.... Sshhh...." Azalea menggeliat. Membuka kedua kakinya lebar. Seolah mengundang tangan Yudistira.

Jleb!

Satu jari masuk.

"Ahhhh...."

Satu jari lagi.

"Ohhhh..."

Yudistira menggerakkan jarinya. Mengocok vagina Azalea. Dilihatnya sang gadis, memejamkan mata, kening berkerut. Desahan terus keluar.

"Aahhh.... Yahh.... Terushh."

Azalea bahkan menggoyangkan pinggulnya menyambut irama kocokan jari lihai Yudistira.

"Aaahhhh...."

Yudistira terperangah.

Ia tahu Azalea berkali lipat lebih cantik ketika mendapat orgasmenya. Tapi bukan itu masalahnya.

Yudistira ingin menangis rasanya.

Azalea tertidur!

Meninggalkan kemalangan pada junior Yudistira.

---

Azalea membuka mata. Heran. Karena paginya tidak biasa.

Setiap pagi, biasanya Jaka akan membangunkan Azalea dengan morning sex.

Melihat sekeliling. Kamar asing.

Apa tiba-tiba Azalea terdampar di dimensi aneh?

Tidak! Tidak mungkin!

Azalea duduk. Seketika udara dingin menerpanya. Matanya membulat melihat payudaranya menggantung indah. Ada bercak merah cukup banyak.

Buru-buru menarik selimut untuk menutupi. Tenggorokan Azalea tercekat.

Apa yang terjadi semala?!

Cklek.

"Pagi cantik. Kamu sudah bangun?"

Azalea terus menatap lelaki yang ia tahu namanya adalah Yudistira.

"Apa yang terjadi semalam? Apa kita.... Kita-?"

Yudistira duduk di tepi ranjang. Tangannya menjepit dagu Azalea. Ditatapnya mata indahnya.

"Kamu harus tanggung jawab." kata Yudistira.

Apa? Gak kebalik?

"Sekarang kau adalah kekasihku. Itu bentuk tanggung jawabmu."

Tunggu!

"Aku udah punya pacar!" kilah Azalea.

"Aku ga puduli."

"Bahkan jika ada 4 pacar?"

Yudistira terdiam. Menatap sedih ke arahnya. Seolah-olah Azalea telah merampok seluruh hartanya.

"Aku... Aku..." Yudistira terbata. Gadisnya punya pacar? Bahkan 4?

Azalea bernafas lega. Setidaknya kebohongannya bisa membuat lelaki ini mundur.

Yudistira kembali menatap Azalea. Sorot matanya penuh tekad.

"Aku mau jadi yang ke lima."

Azalea ingin pingsan.

Istri PandawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang