Satu tahun setelah menikah.
Banyak yang sudah Azalea lalui. Kehidupan pernikahannya tidak selalu berjalan mulus. Sering Azalea dibuat marah, terutama ketika kelima suaminya membuat rumah berantakan. Atau ketika mereka saling berebut tempat duduk terdekat dengan Azalea ketika mau nonton tv.
Hari ini, lima suaminya sibuk kerja semua.
Azalea memutuskan untuk ke rumah sakit sendiri.
Sejak enam bulan setelah menikah. Azalea mulai khawatir. Dia takut para suaminya akan mulai berpaling. Karena Azalea belum memberi mereka momongan.
Sekarang sudah setahun menikah. Azalea mulai minder.
Azalea duduk mengikuti antrian. Hatinya gelisah.
"Nyonya Azalea Kenedik."
---
"Sudah telat berapa minggu menstruasi anda?" Dokter Dewika bertanya.
"Satu minggu." Dulu Azalea juga seperti ini. Menstruasinya datang terlambat. Dia meminta salah satu suaminya untuk membeli alat tes kehamilan.
Ketika keluar dari kamar mandi. Lima suaminya sudah menunggu hasil tes urin Azalea. Mereka diam tapi sorot mata menyampaikan harapan besar. Dan Azalea mengecewakan mereka.
Mulai saat itu. Azalea takut untuk melakukan tes.
"Anda hamil. Selamat nyonya Azalea."
"Apa? dokter Dewika sedang tidak bercanda?" Azalea menangis tanpa sadar. Akhirnya ia bisa menyempurnakan pernikahannya.
"Tapi..." Dokter Dewika terlihat ragu.
"Apa ada masalah dengan kandungan saya?"
"Tidak. Kandungan anda normal dan sehat. Datanglah bulan depan saat itu mungkin saya bisa memastikan bahwa anda kemungkinan mengandung anak kembar. Saat ini saya belum bisa berkata lebih."
---
Azalea keluar dari rumah sakit, senyum tidak pernah meninggalkan bibirnya.
Ia harus memberitahu lima suaminya.
Drrtt drrtt drrrttt
Nakula menelepon. Kebetulan sekali.
"Halo-....."
"Pulang sekarang!"
Telepon terputus sepihak.
Ada apa? Gak biasanya Nakula berkata sangat dingin.
---
Nakula sudah menunggu di depan rumah begitu Azalea pulang.
"Hai..." Azalea memeluk Nakula.
Nakula tidak membalas pelukannya. Ia bahkan melepas tangan Azalea. Berjalan ke mobilnya.
"Masuk." pinta Nakula.
Azalea menghela nafas. Sikap Nakula sangat aneh hari ini.
---
Nakula membawanya ke rumah orang tua pandawa.
Ayah mereka meninggal.
Azalea bisa melihat kesedihan di wajah lima suaminya.
Yudistira, Bima, dan Jaka, terduduk di dekat peti sang ayah. Wajah mereka tertunduk sedih.
Sadewa memeluk ibunya yang tak henti menangis.
Azalea melirik Nakula yang berdiri di dekatnya. Matanya merah dan Azalea tahu bahwa Nakula sangat terpukul atas kepergian ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pandawa
ContoHanya terinspirasi dari cerita Drupadi yang bersuamikan Pandawa lima. Tentu dikemas lebih berbeda. Lebih pastinya karakter juga akan berbeda. Azalea Kenedik (Drupadi) 17 tahun. Lima Pandawa Yudistira (30 tahun) Bima (28 tahun) Janaka/Jaka (26 tahun)...