🔞🔞🔞🔞🔞🔞
[Kaget ga tiba tiba 18+?]
⚠️⚠️⚠️ Trigger warning! Mengandung adegan rape/seks tanpa consent (persetujuan kedua belah pihak)
***
“Aku pulang,” ucap Renjun pelan seraya mengunci kembali pintu apartemennya dan Donghyuck.
Sepi. Suasana apartemen itu teramat sepi dan gelap, membuat Renjun mengerutkan keningnya, bingung.
“Donghyuck-ah?” Panggilnya pada kawan serumahnya itu.
Renjun menyalakan lampu ruang tamu, lalu irisnya bekerja memeriksa sepenjuru ruangan. Tidak ada tanda-tanda kehidupan.
Renjun mengangkat bahunya. Sepertinya Donghyuck belum pulang. Renjun mau tak mau menghela nafasnya lega. Akhir-akhir ini, serumah bersama Donghyuck terasa begitu melelahkan.
Pasalnya, pemuda jangkung itu mengabaikannya semenjak insiden itu. Donghyuck bahkan enggan menatap wajah Renjun, membuat pemuda Huang itu merasa tersinggung.
Renjun tidak pernah suka bertengkar dengan seseorang hingga saling mengabaikan seperti ini. Ia selalu berusaha mengajak Donghyuck ngobrol atau semacamnya, tetapi Donghyuck tidak pernah menanggapi, membuat Renjun sebal. Mau tak mau, ia pun mencoba mengabaikan Donghyuck, meskipun sulit.
Renjun lebih baik saling membentak dan mencaci-maki ketimbang saling mengabaikan.
Pemuda itu menghela nafasnya sekali lagi. Mungkin Donghyuck lelah serumah dengannya. Ia berjanji apabila fasilitas tempat tinggalnya sudah siap, ia akan pindah dari apartemen Donghyuck.
Merasa semakin lelah, Renjun pun memutuskan untuk membersihkan tubuhnya.
Melemparkan tasnya ke atas ranjang, Renjun lalu mulai melucuti pakaiannya. Tubuhnya benar-benar terasa pegal sekarang, belum lagi rambutnya yang kotor akibat debu jalanan.
Kementerian yang hadir siang tadi sukses membuat Renjun semakin sibuk.
Awalnya, Lucas dapat berbincang dengan santai bersama menteri itu tanpa hambatan. Bahasa Inggris pemuda itu tampaknya cukup bagus.
Tetapi, pada saat topik semakin menyeret ke arah yang lebih serius, Lucas mati kutu. Ia terus-terusan melirik Renjun, dan tentu saja, Renjun-lah yang harus mengambil alih percakapan. Beruntung lawan bicaranya nampak tidak sadar dengan absennya Lucas dari perbincangan itu.
Belum lagi pria paruh baya itu meminta diajak berkeliling, ingin melihat kinerja para teknisi W&T Telco, perusahaan penyedia jasa telekomunikasi yang dianggap paling perkasa se-Asia.
Dan tentu saja, Lucas tidak terlalu menguasai ‘isi’ perusahaan hingga Renjun pula yang harus dibuat sibuk. Terima kasih lagi untuk otaknya yang cerdas.
Renjun merengut sebal seraya memasuki kamar mandi. Kenapa sih, dia sesial ini?
Lucas itu benar-benar belum siap menjadi seorang CEO. Lagipula, CEO mana yang berusia 21~22 tahun—Renjun tak yakin berapa usia Lucas—dan sudah siap memimpin perusahaan besar?
Renjun memejamkan matanya, mencoba meringankan beban pikiran. Ia merendam tubuhnya ke dalam bathtub, meresapi air hangat dengan aromaterapi yang menenangkan.
Renjun memainkan air yang berwarna keunguan itu, akibat sabun yang ia tuangkan ke dalamnya. Ia sibuk dengan pikirannya sendiri.
Hingga pintu kamar mandi terbuka dengan keras, membuat pemuda Huang itu terlonjak.
Di depannya, Donghyuck dengan kemeja putih, dasi, dan celana kainnya—pakaian kerja Donghyuck—berdiri menatap Renjun nanar.
Renjun menelan salivanya gugup. “A-ada apa Hyuck?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Your Typical CEO [Lucas x Renjun]
FanficHanya sebuah cerita tentang keseharian pemuda bernama Huang Renjun menjadi sekretaris CEO perusahaan ternama, Wong Yukhei.