Ia memutar-mutar pulpen berwarna keemasan mengilat itu di antara jemarinya dengan pelan. Seulas senyum tipis tak luput dari paras rupawan itu.
Ia mendengus menahan tawanya, merasakan sedikit kepuasan dalam hati tatkala teringat langkahnya yang kelewat cemerlang. Sedikit berbangga diri tak salah bukan?
Sosok itu menarik nafasnya lembut, menandakan sesaknya dada itu oleh adrenalin serta kebahagiaan.
“Cinta. Cinta itu terlalu kuat,” bisiknya pada diri sendiri. “Hingga terlalu mudah untuk mengendalikan seseorang.”
Ia mengusap dagunya. “Menarik. Ini akan menarik.”
Lelaki itu memejamkan matanya lalu menyandarkan tubuhnya pada kursi kulit yang tengah ia duduki.
Kemenangan yang berada di depan mata itu terasa lebih menyenangkan ketimbang kemenangan itu sendiri.
Benar 'kan, Tuan?
***
Soojung menghela nafasnya berat. Manik perempuan berpostur jangkung itu menatap pemuda di hadapannya dengan tajam. Sedang yang ditatap hanya menampilkan senyuman tak berdosanya.
“Sayang sekali, yang anda cari saat ini sudah tidak ada,” ujar Soojung santai.
Pemuda itu memutar bola matanya. “Oh, ayolah. Kemana memangnya ia akan pergi, Nona Jung? Kau pikir aku ini bodoh?” Alisnya sedikit terangkat, membuat matanya seolah membesar.
Soojung menghela nafasnya. “Baiklah. Tapi jangan menganggu sekretarisnya! Saya peringatkan anda tuan Lee.”
“Oh?” Maniknya bersinar semangat kali ini, membuat Soojung langsung merutuki perkataannya sendiri. “Yukhei sudah memiliki sekretaris baru?”
Soojung segera menahan lengan pemuda bermarga Lee itu dengan cepat, sebelum pemuda jangkung itu bergegas masuk ke dalam. “Jangan ganggu dia! Banyak pekerjaan yang menumpuk.”
Mark Lee—sang pengunjung di siang hari-—mengangkat tangannya, seolah menyerah. “Baiklah, baiklah! Aku malah mungkin akan membantunya, kau tahu. Sudah berapa lama aku membantu CEO konyol itu. Dia temanku juga,” tukas Mark sebal.
Soojung melepaskan cengkramannya dengan membisu. Setelahnya, ia kembali mengubur hidungnya pada layar komputer. Menyelesaikan pekerjaan yang tertunda.
Mark tidak membuang waktu lagi, segera menerobos masuk ke ruangan sang CEO dengan wajah cerah.
“Woooong Yukheeeeei!” Pekiknya seraya membuka pintu ruangan itu dengan keras.
Sontak saja kedua penghuni ruangan itu terkesiap. Terutama Renjun, yang sedang benar-benar serius dengan pekerjaan di tangannya.
Sialan, umpat pemuda itu dalam hati.
Lucas yang saat itu tengah memperhatikan tabletnya pun nyaris menjatuhkan komputer tablet itu ke lantai.
“Mark! Bisakah kau masuk dengan normal?!” Sungut Lucas seraya mengusap-usap dadanya.
Mark mengangkat bahunya seolah tak acuh. Alih-alih menanggapi ucapan temannya itu, ia malah berjalan mendekati sang sekretaris yang kini mencoba kembali fokus pada pekerjaannya.
“Hai,” sapanya seraya duduk di atas meja Renjun. Pemuda itu tersenyum ramah, lalu mengulurkan tangannya. “Aku Mark. Atau Minhyung. Tetapi kau boleh memanggilku sayang.”
![](https://img.wattpad.com/cover/207775041-288-k545189.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Your Typical CEO [Lucas x Renjun]
FanficHanya sebuah cerita tentang keseharian pemuda bernama Huang Renjun menjadi sekretaris CEO perusahaan ternama, Wong Yukhei.