Prolog

43 13 7
                                    

Ini book kedua aku guys welcome back yaw... Semoga sukak sama book yang ini

Untuk book ini tingkat kebarbarannya aku kurangin biar feel nya dapet getoh hwhwhw

Langsung ajalah menuju awal dari perjalanan Nadine

Cekidottt

.

.

.

Author poV

.

.

.

💫💫💫

"Maaf tapi kami telah melakukan yang terbaik untuk Putri bapak... Tetapi Allah berkata lain... Putri bapak kehilangan penglihatannya" ucap dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi tempat dimana Nadine kehilangan kedua penglihatannya

Nadine yang masih berusia 7 tahun harus menghadapi cobaan yang begitu berat...

"Dok... Saya mohon... Saya akan bayar berapapun itu asalkan Putri saya bisa kembali melihat dunia dok!"

"Maaf pak... Tapi kami sudah berusaha semaksimal mungkin.... Allah berkata lain Nadine divonis buta permanen"

Kata-kata dokter tersebut terus terngiang di telinga kedua orang tua Nadine... Mereka benar-benar menyesal membiarkan Nadine pergi saat itu...

"Nadine sudah Dipindahkan ke ruangan yang lain... Bapak juga ibu bisa menjenguk nya... Nadine akan bangun sekitar 2 sampai 3 jam ke depan" jelas dokter tersebut yang di balas anggukan oleh kedua orang tua Nadine

Mereka bergegas menuju ruangan dimana Nadine sedang di rawat

Sesaat sebelum membuka pintu... Raina.. ibu dari Nadine merasa ragu karena tak sanggup melihat anaknya terbaring lemah

Tapi Adimas.... Ayah Nadine menguatkan sang istri... Berakhir lah dengan isakan dari sang ibu yang tak tega melihat sang anak kehilangan penglihatannya... Nadine masih sangat muda dan polos, ia belum melihat luasnya dunia di luar sana... Tapi Allah memiliki rencana lain dengan mengambil penglihatan Nadine

Beberapa jam kemudian...

Nadine tersadar dari tidur panjangnya.... Sang ibu pun langsung menghampiri nya

"Ibu... Mengapa semuanya terlihat berwarna hitam? Tanya Nadine yang membuat sang ibu kembali terisak mengingat kondisi anaknya saat ini

"Ibu... Apakah ibu menangis?

"Tidak sayang... Ibu tidak menangis.." jawab sang ibu untuk meyakinkan anaknya bahwa ia tidak menangis

"Ibu tolong jawab Nadine mengapa semuanya gelap Bu? Mengapa Nadine tak bisa melihat ibu?"

"Nadine.... Maafkan ibu dan ayah nak..." Jawab sang ibu

"Maaf kenapa Bu? Ibu tak pernah melakukan hal yang membuat Nadine bersedih Bu... Begitupun ayah... Nadine lah seharusnya yang meninggal maaf pada ayah dan ibu... Jika Nadine mendengarkan perkataan ayah dan ibu untuk tidak ikut pergi ke rumah Sinta, mungkin saat ini kita bertiga berada di rumah bukannya rumah sakit..."

Mendengar penuturan anaknya, sang ibu kembali terisak, ia tak menyangka bahwa Nadine yang masih sangat muda dan polos memiliki pemikiran seperti itu...

"Tidak sayang... Ayah dan ibulah yang salah... Jika kami tak mengijinkanmu pergi ke sana mungkin sekarang Nadine masih bisa melihat indahnya dunia.."

Nadine terkejut terhadap penuturan sang ibu... Lantas ia bertanya dengan suara bergetar

"Apa maksudnya Bu...?"

"Allah mengambil kedua penglihatan Nadine sayang... Mungkin Allah punya rencana lain setelah ini... Bersabarlah ya..." Sang ibu berucap dengan nada penuh penyesalan

"Buu Nadine buta? Tidak Bu!! Nadine tidak mau menjadi seperti ini!!" Nadine berteriak histeris kala mengetahui bahwa ia tak lagi bisa melihat indahnya dunia

"Maafkan ibu nak...."

"Hiks tidak hiks... Ini hiks bukan salah hiks ibu.." Nadine berucap dengan nada bergetar... Sesekali terdengar isakan dari mulutnya

"Apa yang harus Nadine lakukan tanpa kedua mata Nadine Buu..."

"Bersabarlah sayang... Semua pasti ada waktunya.." Sang ibu berucap seraya menarik Nadine kedalam dekapannya dan mengelus rambut anaknya agar bisa menenangkan Nadine yang masih terisak

"NADINE!!"

"Astaghfirullah ayah.." Ucap sang ibu kala melihat suaminya tergesa gesa berlari menuju ruangan Nadine di rawat

"Biasakan untuk selalu mengucapkan salam yah..." Ucap Nadine dengan senyum yang terpampang di bibirnya untuk meyakinkan pada kedua orang tuanya bahwa ia baik baik saja

"Astaghfirullah ayah lupa... Assalamualaikum" jawab sang ayah

"Waalaikumsalam" sahut ibu dan Nadine serempak

"Nadine... Maafkan ayah nak... Karena ayah kamu jadi tak bisa lagi melihat indahnya dunia ini..." Ucap sang ayah dengan nada yang mengisyaratkan bahwa ia benar benar menyesal

" Tak apa yah, ini salah Nadine juga karena tak mendengarkan apa yang ayah dan ibu katakan tentang tidak ikut bersama yang lainnya... Nadine percaya dibalik semua ini Allah telah merencanakan sesuatu yang baik...."

Kedua orang tua Nadine yak percaya pada apa yang baru saja anak mereka katakan

"Ayah dan ibu benar-benar bersyukur Allah menitipkan malaikat seperti Nadine bersabarlah nak..."

Ayah Nadine menarik Nadine kedalam dekapannya, ia juga menarik sang ibu... Nadine terisak... Ia menyesal atas apa yang telah ia lakukan... Namun, Nadine tau Allah telah merencanakan hal lain...

______________

Assalamualaikum....

Gimana nih prolog nya? Sudah meyakinkan? Alhamdulillah kalau misalnya prolog nya meyakinkan... Mohon bantuannya dengan Voment ya teman-teman.... Nay harap book ini dapat memberikan pelajaran pada teman-teman sekalian...

See you di next chap...

Love from Naysa

Assalamualaikum...

Blind AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang