Aku?
Iya?
Kamu?
Iya?Boleh kenal?
Eh, kenapa?
Boleh tidak?
Menurutmu?Esa, kau?
Mengapa kau mau tahu?
Memangnya tidak boleh?
Kara, memangnya kenapa?Kenapa kau menatapiku sebegitunya, Esa?
Apakah salah menatapi mahakarya Tuhan?
Tidak, tapi mengapa engkau malah menatapi manusia tak sesempurnaku?
Tak sempurna darimananya?Bukankah Tuhan selalu menaruh kekurangan di tiap makhluknya?
Contohnya?
Ikarus yang ambisius tapi uring-uringan?
Yakin?Pertanyaanmu itu, seberapa yakinnya aku?
Ya. Apakah aku terlihat gagap?
Tidak, tapi mengapa mempertanyakan Ikarus?
Tahu tidak Ikarus itu menggunakan bulu unggas dan lilin untuk sayapnya?Tentu saja, apakah aku terlihat sebegitu bodohnya sehingga tak mengetahui perbedaannya?
Mengapa kau begitu aneh, sangat was-was?
Bukannya kau yang mendatangiku tanpa mengetahui latar belakangku?
Bukan begitu, Esa?Manis dan sinisnya senyumnya
Menambah gemas tubuh mungilnya
Aku semakin yakin
Dia adalah kepingan akhir puzzlekuOh, tuhan
Aku lelah dengan tanda tanya
Bisakah kau menerjemahkan segala tanya ini
Menjadi kalimat deklaratif langsung?