Hello guys! This is my new story❤
____Malam ini jalanan memang sedikit ramai dari biasanya. Banyak para pedagang angkringan yang buka saat saat jam itu. Sama seperti seorang gadis yang berdiri di rooftop gedung angkringan yang tak pernah sepi. Waktu sudah menjelang maghrib namun gadis dengan ransel hitam itu masih anteng duduk di pinggiran gedung pencakar langit ditemani secangkir kopi hangat. Ponsel milik gadis itu berdering dan segera diangkat oleh pemiliknya.
"Hal—" belum selesai menjawab panggilan,ia sudah di serbu dengan perintah Ibunya yang terdengar marah.
"Kamu dimana,Ayana?! Lupa jalan pulang? Sudah maghrib,nduk. Pulang cepat! Ibu tunggu kamu!"
"I-Iya,Bu. Sekarang Aya pulang,maaf." Panggilan telepon diputuskan sepihak oleh Ibunya.
Ayana Teshia —atau Aya,menghela napas pelan dan memasukkan kembali ponselnya kedalam tas, dan bersiap untuk pulang setelah membayar di salah satu angkringan disana.
"Aya pulang dulu ya,Mbak."
"Oh iya-iya. Hati-hati ya pulangnya,jangan cari jalan sepi!" Ujar Mba Saras sedikit berteriak.
"Katanya Ibu mau ke rumah Kakek,kirain kan bisa main dulu sama Mba Saras,Ish!" monolog Aya sembari menendang kerikil yang ada di depannya.
"Setan-setan apa yang cantik? Setanda aku melihatmu! Ciahh," suara sumbang itu berasal dari anak laki-laki yang sedang menatap kearah Aya yang jaraknya hanya beberapa meter dari tempatnya berdiri.
"Siapa yang lo katain setan?" sungut Aya dengan wajah kesal. Entah kenapa,ia merasa hari ini adalah hari sialnya.
Salah satu dari beberapa lelaki itu berjalan kearah Aya dengan senyum menjengkelkan bagi Ayana.
"Anak bontot anak bontot,udah gede doyan eum—eum! CANDA EUM!!"
"HAHAHAHA!!"
Tidak butuh waktu lama bagi Ayana untuk menangkap maksud laki-laki di hadapannya itu.
"Apaansi Dugong! Otak lu gesrek parah!" Aya pun hendak melanjutkan jalannya menuju rumah yang tidak terlalu jauh dari posisinya sekarang.
"Lah kok ngamok?!" lelaki dengan nametag Aldino Angkasa Mahadirga itu menggenggam pergelangan tangan Ayana,reflek seorang betina pun bermunculan.
Plak!
"Najis banget,monyet!" Aya mengusap-usap pergelangan tangannya di sisi rok dengan kasar.
"Emang tau lanjutannya kaya gimana? Sotoy deh lu!" lelaki itu memancing emosi Ayana yang sudah menggebu.
"Al,udah woi. Kasian anak orang mau pulang!" Seru salah satu teman dari cowo gila dihadapannya ini,mungkin sesama gila?
"Yahh masa pulang sih? War dulu asik nih,ayok Ayana Teshia!" ujar lelaki itu saat melihat nametag di dada Ayana.
Dengan kekesalan yang sudah memuncak,Aya bersiap melayangkan kakinya kearah lelaki gila dihadapannya ini,oh tidak!
"DASAR BEBAN KELUARGA! ANAK GIL— AWH SAKITT!!" Erangan Ayana menarik perhatian teman-teman lelaki yang ada dihadapannya.
"WOI AL! Lo apain anak orang?!" seruan itu semakin mendekat kearah Ayana yang sedang merintih kesakian memegang ujung sepatunya yang mencium batu,salah gua nih? Poor batu.
"Eh-eh,lo kenapa gaada kerjaan banget sih pake nendang batu segala?" Aldino menunduk menyamakan tingginya dengan Ayana yang terduduk lemas di atas lahan kering sembari menahan sakit juga yang ada di sekitar betisnya dengan wajah menyedihkan,miris!

KAMU SEDANG MEMBACA
Deadline
Genç KurguSelamat datang di kisah hidup abstrak ayana dan aldino! Aldino Mahadirga, Tampan,baik hati,suka menolong dan wangi. Tidak ada yang tau,dibalik sifat hampir sempurnanya itu,Dino hanyalah butiran debu yang tidak bisa apa-apa tanpa seorang Ayana. Ayana...