47

1.7K 117 4
                                    

"bi, tolong panggilin Taehyung sama Yuni ya." ucap mami pada salah satu maid di rumah nya.

Maid tersebut mengangguk. Ia segera pergi menuju kamar anak dari majikannya. Ia mengetok pintu dan memberi tahu bahwa sekarang sudah masuk waktu sarapan.

Taehyung dan Yuni turun bersamaan. Mereka segera menuju ruang makan.

"Kok udah rapi?" tanya mami. Dia udah duduk di kursi utama. Yuni sama Taehyung duduk terpisah di samping nya.

Saat Taehyung ingin menjelaskan, tiba tiba mami angkat bicara lagi. "Jelaskan nanti. Sekarang waktu nya makan." ucap nya.

Taehyung mengangguk. Ia menyantap masakan Italia yang ada di depannya. Ini yang terjadi kalau dia di rumah, mami nya selalu membuat masakan luar negeri. Ia hanya akan memasak masakan Korea jika ia merasa bosan dengan masakan luar.

Yuni yang duduk di saberang Taehyung, makan dengan canggung. Rumah Taehyung benar benar besar. Bahkan bisa di bilang sangat besar. Tapi yang tinggal di rumah ini hanya satu orang, hanya mami. Ia yakin kalau para maid tidak terlalu berani menemani mami untuk berbicara, mami terlihat seperti orang yang lembut namun tegas.

Mata Yuni menatap para bodyguard yang ada di dekat pintu ruang makan. Mereka sepertinya sudah berdiri di sana sejak kemarin. Apa mami tidak memberi mereka istirahat?

Waktu makan berlalu cepat, tepi mereka bertiga masih berada di ruang tengah. Menikmati beberapa buah yang disedikan oleh para maid. Katanya itu buah hasil kebun mami yang ada di Jepang.

"Jadi? Ngapain ke Jepang? Bukannya kamu ga mau ngunjungin mami karna takut musuk kamu tau kalau kamu masih punya mami sebagai kelemahan?" Tanya mami.

Taehyung sedikit tertohok dengan perkataan maminya. Ia menelan anggurnya, lalu ia berdehem pelan. "Aku mau cari bukti kematian papa di sini. Surat yang di tulis om Bogum yang mama kasih kemarin itu surat terakhir yang dia tulis, dan itu tanggal 12. Sedangkan kematiannya tanggal 13. Bisa di bilang kalau om Bogum ninggalin banyak bukti di sini." Balas Taehyung.

Yuni cuma menyimak, ia juga belum terlalu mengerti dengan kematian orang tua nya.

Mami mengangguk paham. "Kalau gitu kamu pergi sekarang, dan harus cepat nyari bukti yang di butuhkan. Kamu ga boleh lama lama disini. Mami bisa terancam dengan keberadaan penerus DMM dan calon istrinya di rumah ini." Balas mami.

Taehyung segera mengangguk. Ia bangkit dari duduknya dan mantap Yuni. "Kita pergi sekarang. Kamu bisa duluan ke mobil, aku mau ambil barang barang yang di butuhkan." siruh Taehyung.

Yuni mengangguk patuh. Ia pergi dari ruang makan menuju mobil Taehyung yang terparkir di depan rumah. Di temani oleh bodyguard mami Taehyung.

"Ini, buat jaga jaga." mami Taehyung memberikan pisau lipat yang sudah diberi racun.

Taehyung menyimpan pisau tersebut. Ia buru buru pergi menyusul Yuni setelah mencium kening mami nya.

 Ia buru buru pergi menyusul Yuni setelah mencium kening mami nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karena masih memiliki dendam pada Kira, Jina menolak untuk berdekatan dengan wanita itu. Ia hanya di temani oleh Baekhyun, Suho dan Sehun selama Yuni berada di Jepang. Tidak berteman dengan Kira, sama sekali tidak membuat hidupnya berubah.

Sebenarnya satu Universitas sudah tahu akan kedekatan Jina dengan ketiga pria itu. Namun, beberapa dari mereka menganggap itu hal tidak biasa. Entah karena iri atau dengki, mereka tidak suka melihat Jina yang ditemani oleh tiga pria tempan sekaligus. Menurut mereka Jina terlihat wanita murahan.

Kelas terakhir di batalkan. Beberapa murid sudah mulai pulang karena tidak ingin berlama lama di kampus. Tapi, karena Jina menunggu Chanyeol menjemput nya, ia memilih bergibah dengan Baekhyun, Sehun dan Suho.

"Jina, lo sendiri? Dimana teman lo yang lemah itu?" tanya Tzuyu. Dia sedikit tertawa. Tzuyu adalah wanita tercantik diangkatan mereka.

"Siapa yang lo bilang lemah?" Tanya Jina dengan nada tidak peduli. Ia menatap datar Tzuyu.

"Ya Yuni lah. Dia cuma ngandalin abang nya yang tamatan sini + Taehyung yang punya ni kampus." balas Kira.

Jina menatap Kira tajam. Ia benar benar menyesal pernah membantu Kira dari Jennie saat itu. Kalau tahu Kira ternyata ada di pihak Irene, ia pasti tidak akan pernah melakukan hal itu.

"Lo iri?" Tanya Jina diiringi ketawa mengejek nya.

Kira menatap tidak suka Jina. "Gue ga akan pernah iri sama cewe murahan kaya dia."

PLAK!

Kira memegang pipi nya. Matanya menatap kosong ke samping bawah. Jina baru saja menampar nya.

Ia ingin sekali membalas pukulan Jina, namun tidak jadi karena ia melihat ada seseorang di ambang pintu kelas. Dengan drama, ia menangis.

"Jina!"

Suho, Baekhyun dan Sehun ketakutan. Itu adalah dosen yang sangat mencintai keadilan dan kedamaian. Ia sama sekali tidak menyukai kekerasaan. Ia bisa saja ikut campur dalam semua urusan seseorang selama urusan itu terjadi di dalam pekarangan kampus. Dia adalah bu Mina.

Bu Mina mendekati Jina, ia menatap tajam ke arah Jina. Ia tahu, akan Jina yang suka mengganggu anak anak semester 8 ke bawah. Dan ia hanya mendiami nya karena tahu Jina tidak akan melakukan hal itu tanpa alasan yang jelas. Namun kali ini dia tidak bisa untuk diam saja, Jina melakukan kekerasan di depan mata nya.

"Bu, itu salah dia. Dia yang mancing emosi saya." Jelas Jina.

Kira masih menangis. "Saya tidak melakukan apapun, tapi Jina memukul saya." ucap nya.

Tzuyu mengangguk. "Kira ga ngapa ngapain bu." Tzuyu mencoba untuk meyakinkan bu Mina. Kira bisa saja menyeretnya jika dia ketahuan berbobong.

"Jina ga salah, Kira yang mulai duluan." Baekhyun membela Jina.

"Kira ga salah. Yang rambut pendek ini tadi nampar Kira, padahal Kira cuma numpang lewat."

Semuanya terkejut mendengar suara itu. Itu adalah suara Irene. Jina dan yang lain sama sekali tidak menyadari kalau bu Mina datang bersama Irene.

"Jina kamu ikut keruangan saya." ucap bu Mina datar.

"Bu jina gak salah!" Suho meninggikan suara nya.

"Diam atau kamu juga saya hukum karena berbicara tidak sopan pada yang lebih tua." Bu Mina mengancam.

"Lebih baik saya juga kena hukuman dari pada teman saya tidak mendapat keadilan dari dosen yang mencintai keadilan." ucap Suho pedas.

"Cukup Suho! Kamu ikut juga ke ruangan saya!"

Sehun dan Baekhyun yang dari tadi hanya diam menatap bu Mina tidak suka. Bu mina benar benar tidak Adil. "Kalau anda menghukum Suho, hukum saya juga." ucap Sehun.

"Saya juga!" Baekhyun ikutan.

"Cukup! Kalian berempat ikut ke ruang saya."

Kira dan Tzuyu cuma diam. Bu Mina kelihatan akan marah besar pada keempat orang itu.

[✓] 1. MAFIA | Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang