Sepanjang perjalanan menuju rumah Janita, tidak ada percakapan yang dikeluarkan antara Jeffrian dan Janita. Kadang sesekali Jeffrian menawari Janita untuk minum yang langsung dibalas gelengan oleh gadis yang sejak tadi duduk di sebelah kirinya."Jani, mau makan dulu?" Tawar Jeffrian lagi.
Walaupun Jeffrian tahu Janita sedang berada dalam kondisi yang tidak baik tapi Jeffrian tahu kalau gadis itu bahkan belum bertemu dengan makanan sejak pagi tadi.
"Kamu belum makan dari pagi kan?" Tambah Jeffrian.
Lagi lagi Janita tidak mengeluarkan sepatah katapun untuk merespon semua tawaran yang dikeluarkan Jeffrian. Kedua matanya hanya memandang lurus ke depan.
"Kalau kamu engga mau makan di luar, nanti aku turun di mini market depan. Se-engga nya ada makanan yang masuk ke badan kamu ini. Katanya lagi sibuk skripsian? Nanti engga bisa bimbingan, gimana?"
"Nanti wisudanya keduluan Mark loh."
Jeffrian dengan segala cara dalam membujuk Janita untuk bisa makan. Tapi kalau dipikirkan lagi kenapa bisa Jeffrian sepeduli ini dengan teman dari sepupunya yang bahkan baru di kenalnya beberapa kali. Aneh.
"Aku beliin roti coklat deh. Atau mau roti keju?" Tanya Jeffrian lagi.
Ajaibnya sekarang pandangan Janita sudah beralih pada Jeffrian yang berada di sebelahnya masih dengan tatapan teduhnya.
"Aku ngerepotin kak Jeffrian ya? Aku engga enak, ini pertama kalinya kak Jeffrian kenal aku tapi malah begini. Maaf ya kak.."
Jeffrian tertegun ketika dirinya malah mendapati Janita meminta maaf yang bahkan bukan untuk kesalahannya. "Kok minta maaf? Kan bukan Janita yang salah. Stop minta maaf untuk kesalahan yang bukan kamu perbuat."
Janita mengangguk pelan dengan di ikuti oleh senyuman yang terbentuk di wajah Jeffrian. Entah sudah kali keberapa Jeffrian tersenyum karena gadis yang ada di hadapannya sekarang.
"Kak, aku mau pulang." Ucap Janita pelan.
"Makan dulu ya, habis itu aku anterin pulang."
Janita menggelengkan kepalanya. "Engga usah. Aku bisa makan di rumah bareng kak Johnny."
Jeffrian menghembuskan nafasnya pelan dan sepertinya itu keputusan final dari Janita.
"Yaudah kita pulang sekarang biar kamu bisa langsung istirahat."
Setibanya di rumah, Johnny tidak bertanya apapun tentang kondisi adiknya karena begitu sampai di depan pintu rumah mereka Janita langsung memasang wajahnya agar terlihat seperti biasa dan Johnny tidak usah pusing karena khawatir terhadap dirinya.
Janita belum menceritakan apapun tentang masalah dirinya dan juga Cakra kecuali Jeffrian yang tidak sengaja tahu. Dan sepertinya Jeffrian pun tidak menceritakan apapun kepada sepupunya, terbukti dengan Mark yang siang ini terlihat baik-baik saja tidak bertanya apapun.
"Lemes banget Jan, kenapa sih? Belum beres revisian?" Tanya Mark yang sambil sesekali memakan nasi goreng miliknya.
"Tau aja lo kalo revisian gue belum dikerjain. Keliatan banget apa dari muka gue?"
Mark mengangguk, kemudian menyenggol lengan gadis yang ada di sampingnya. "Keliatan kan kalo temen lo, muka-mukanya stress gini?"
"Iya parah banget Jan, muka lo kusut banget. Parah banget emang bimbingan sama pak Sandi?" Sahut Alisha.
Janita menggeleng. "Biasa aja sih, mungkin gue lagi cape aja emang revisian nya lagi banyak juga."
"Susu ultra coklat mau?" Tawar Mark tiba-tiba.