Chapter Six

20 4 0
                                    

.
.
“I think it’s time for us to get explanation,” ujar Sammy yang sejak tadi penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi disini, hari ini.

“Should i really have to tell you?” Jeff enggan bercerita. Karena meskipun dia cerita pun, tidak ada hubungannya dengan mereka.

“Maaf, gak seharusnya kalian melihat kejadian tadi.” Rui menangkupkan kedua tangan di wajahnya. Malu.

”Kita sama sekali gak keberatan dengan kejadian tadi, actually. We can see another Jeff today thanks to you.” Leo mengambil alih, “the only thing we’re curious is about you.”

Rui menyibakkan rambutnya ke belakang, bingung harus menjawab apa.

“Like i said, Rui is my friend,” jawab Jeff cepat, kemudian menatap Rui yang bermain dengan sedotan di dalam minumannya. “But really, Ru, how long have you been with him sampai Alea bilang that was your first kiss?”

Tangan Rui menghitung jarinya, “empat... lima... enam bulan?”

“And you never kiss him?” sahut Leo tiba-tiba. Rui mengangkat kedua bahunya.

“I think that she’ll finally got her first kiss when she said that she has a boyfriend.” Alea meminum lattenya, “i never thought that she already got it.”

Jeff mengusap puncak kepala Rui, “Good girl.”

“And you are a bastard, Jeff.” Alea memukul belakang kepala pria itu dengan cepat, membuat Jeff sontak mengangkat tangannya dari kepala Rui.

”You kiss a girl, ketika SMP,” lanjut Alea.

Jeff menghela napas berat.

“Itu karena that was our last chance. Meskipun pada akhirnya kita berdua malah jadi musuhan.”

.
.

Jeff menunggu tidak jauh dari tempat Rui dan Jaewon bertemu. Sebenarnya dia ingin menemani Rui bertemu pria itu. Tapi Rui bersikeras bahwa ini urusan antara mereka berdua dan sudah seharusnya dia yang menyelesaikannya sendiri. Setelah berjanji padanya, dan pada Alea, bahwa dia benar-benar akan memutuskan hubungannya dengan Jaewon hari ini, Jeff terpaksa membiarkannya.

 Setelah berjanji padanya, dan pada Alea, bahwa dia benar-benar akan memutuskan hubungannya dengan Jaewon hari ini, Jeff terpaksa membiarkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Kenapa dia ikut ke sini?” tanya Jaewon menatap ke arah Jeff yang memperhatikan mereka. Rui ikut menatap ke arah Jeff, membuat pria itu tersenyum singkat sebelum kembali memasang wajah datar.

“Sebenarnya dia siapa sih?” Jaewon kembali bertanya. “Terus, apa maksudnya kejadian kemarin?”

Rui menarik sudut bibirnya singkat, “maaf untuk yang kemarin. Aku juga gak tau maksudnya apa. Itu candaan mereka berdua, Jeff dan Alea. Mereka berlebihan.”

“Bercanda?"

Rui mengangkat kedua bahunya.

“Kiss is not a joke, Rui.” Jaewon meraih kedua tangan Rui, menggenggamnya. “Aku yang pacar kamu bahkan belum pernah mencium kamu.”

“Yes, Jae, Kiss is not a joke. For me, and for you too.” Rui mencoba melepaskan tangan yang menggenggamnya. “And I saw you kiss a girl too.”

Rui menundukkan kepalanya, membuat Jaewon melepas tangannya.

“Beberapa kali,” lanjut Rui lagi. “That’s why i called you yesterday. Kita harus jalan masing-masing.”

“But i love you.”

“I don’t wanna be hurt anymore, Jae.”

.
.

Melihat Rui dan Jaewon yang sama-sama berdiri dari tempat duduknya, Jeff juga ikut berdiri dan berjalan menghampiri mereka. Jaewon merentangkan kedua tangannya, sedetik kemudian Rui masuk ke pelukannya. Jeff semakin meempercepat langkah kakinya.

“Time is up.” Jeff meletakkan tangannya di bahu Rui, memaksa gadis itu mengakhiri pelukannya. Rui mundur selangkah hingga sejajar dengan Jeff.

“We should go now,” lanjut Jeff lagi.
Jaewon menatap Jeff kesal, tapi dia juga tidak bisa melakukan apa-apa di depan Rui. Meskipun hubungan mereka sudah berakhir, dia masih berharap pada Rui. Jaewon merasa kehadiran Jeff membuat hubungannya dan Rui rusak.

“Don’t look at me like that,” ujar Jeff menatap Jaewon tajam.

“Sebenarnya apa hubungan kalian?” tanya Jaewon kesal. “I still can’t let go of her, you know? “

“Jae, please...”

“My words still the same Rui, i’ll wait for you.”

Rui menatap Jaewon, “don’t say that...”

“You know my heart, Rui.”

Jeff meraih tangan kanan Rui. “Let’s go.”

“That mint again?” ujar Jaewon menghentikan langkah Jeff dan Rui. “Aku mencari kemana-mana tapi gak ada yang sama persis dengan aroma itu. I’m thinking about give it to you at our 6th monthversary, actually.”

Rui menatap Jaewon, tersenyum. “Thanks. But it’s what i and Jeff made years ago.”

“We’re in that kind of relationship. Apa itu cukup untuk menjawab pertanyaanmu?” tanya Jeff retoris karena setelah menyelesaikan kalimatnya, dia menarik tangan Rui lembut meninggalkan Jaewon di taman itu sendirian.
.
.

Like We Used ToTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang