Chapter Four

34 5 0
                                    

.
.

Alea bergegas melepaskan apronnya ketika melihat seseorang lewat di depan toko. "Tolong jaga kasir sebentar, Soobin."

Dalam hitungan detik, gadis itu sudah berada di luar pintu toko, meraih kerah seorang pria tanpa basa-basi.

"We need to talk, Jaewon."

"Hoot!" Jaewon hampir terjatuh karena dia tidak siap menerima serangan dari gadis itu. "What's wrong Alea?"

"Bukankah seharusnya lo bersikap baik ke Rui?" tanya Alea masih mencengkeram kerah pakaian Jaewon. "She's your girlfriend."

Jaewon menatap kedua mata gadis itu lekat-lekat. "Calm down, Alea."

Tapi Alea sama sekali tidak berniat menenangkan diri. Gadis itu malah semakin menarik kerah kemeja checker Jaewon.

Jeff yang sejak tadi memperhatikan segera keluar untuk menghampiri Alea.

Entah apapun alasannya, tidak seharusnya seorang gadis bertengkar dengan pria di pinggir jalan.

"Just break up with Rui!"

Langkah Jeff terhenti. Dia mengurungkan niatnya untuk menghampiri Alea dan mengambil beberapa langkah santai ke arah yang berlawanan. Cukup jauh agar tidak menarik perhatian kedua orang itu, tetapi masih bisa mendengar percakapan mereka.

 Cukup jauh agar tidak menarik perhatian kedua orang itu, tetapi masih bisa mendengar percakapan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"That's none of your bussiness."

"Fuck! You're not even good for her."

"Alea..." ujar Jaewon lembut. Tangannya meraih tangan Alea yang mencengkeram kerah pakaiannya, berusaha melepaskan genggaman kuat gadis itu yang tidak dia sangka. "I love her. I love Rui."

"I'll tell Rui to break up with you."

Pria itu tersenyum lembut. Kalau saja Alea tidak tahu sifat buruk Jaewon, dia pasti sudah jatuh cinta dengan senyumannya.

"Let's talk about this later Alea, please. Aku buru-buru." Jaewon menunjukkan materi presentasinya, yang membuat Alea mau tidak mau melepaskan kontaknya.

"You shouldn't do that if you really love her."

"I should go now, Alea. I'll contact you later."

Jaewon berbalik pergi, namun baru beberapa langkah menjauh dari Alea, dia kembali menatapnya.

"Kalau aku putus sama Rui, she will cry. I know her, you know her."

"You know that and still..." Alea berlari kecil kemudian menendang tulang kering Jaewon. Sangat berhasil membuat pria itu kesakitan. "Fuck off you bastard! I'll make sure you never see Rui again."

Alea bergegas pergi meninggalkan Jaewon. Kalau bukan karena Rui, dia tidak akan sudi bertatap muka dengan player seperti dirinya. Jaewon juga segera pergi setelah melihat Alea menjauh.

"Out for smoke, Jeff?" tanya Alea basa-basi karena melihat pria itu dekat pintu masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Out for smoke, Jeff?" tanya Alea basa-basi karena melihat pria itu dekat pintu masuk. Dia tidak ada niat berhenti ketika menyapa Jeff, tapi tangannya segera ditahan pria itu.

"What's wrong? I heard Rui's..."

Alea menghela napas berat. "Gak mungkin ya Rui udah cerita sama kamu."

"But i know while she's crying." Jeff melepaskan tangannya.

"He's Rui bf, but he's such a fucking bastard."

.
.

Jeff berjalan masuk di belakang Alea. Kedua matanya mengawang, sedang memikirkan sesuatu. Tapi langkahnya tepat menuju meja mereka.

"I see what's going on."

"Shut up, Sam. You know nothing," ujar Jeff membanting tubuhnya di kursi, kemudian menyesap ice americanonya. Jeff menatap Alea yang kembali sibuk di belakang meja kasir.

.
.

Rui memeriksa ponselnya yang baru saja berdering singkat.

Di mana? –Jeff

Setelah mengetik dengan cepat, perhatian Rui kembali ke pria di depannya.

"Aku ikut kesini karena kamu tiba-tiba di depan rumah." Dia menyesap milkshake.

"Kamu tau kalau Alea dari tadi menatap tajam ke arah kita?" Jaewon ikut menyesap minumannya. "Ke arah aku, tepatnya."

"Kamu pernah buat salah ke Alea?"

Jaewon menggeleng. "Aku buat salah ke kamu."

Rui tidak berani menatap wajah Jaewon, tapi pria itu menggenggam kedua tangan Rui dengan lembut.

"Aku minta maaf, Rui. Aku jalan sama cewek lain kemarin, but she's just a friend. I'm sorry. I love you, really."

Lonceng pintu kafe berbunyi. Alea mengalihkan pandangannya dari meja Rui. "Selamat datang."

Jeff tersenyum sambil melambaikan tangannya asal. Di belakangnya ada Leo, Dylan dan Sammy. Alea mengangkat dagunya, menunjuk meja Rui.

"Guys, take your order first," ujar Jeff menatap Rui yang tertunduk, tidak menyadari kehadirannya di kafe itu. "I'm gonna make a show."

"What show?" tanya Sammy, tapi Jeff sama sekali tidak mendengarnya. Dia hendak memanggil nama Jeff, tapi Alea dengan cepat melambaikan tangannya ke arah mereka. Meminta ketiga pria itu menghampirinya.

"Can we have a..."

"Wait a minute," potong Alea. "Jeff said he's gonna make a show."

Jeff tersenyum manis sambil berjalan menghampiri meja. "Rui?"

Gadis itu mendongak, tersenyum menatap pria yang memanggil namanya.

Like We Used ToTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang