Chapter Eight - end

23 4 0
                                    

.
.

Ponsel Rui berdering ketika dia baru saja merasakan angin laut menerpa wajahnya. Panggilan itu dari Alea.

“Udah tau kalau Jeff akan pergi akhir minggu ini setelah showcasenya selesai?” tanya Alea di seberamg telepon. Dia memang tidak pernah basa-basi dalam menyampaikan berita yang menurutnya penting.

“Iya,” jawab Rui singkat.

“Kamu gak apa-apa?”

“Fine.”

“Jangan bilang kalau kamu sekarang lagi di tempat itu?”

“Yes.”

“That’s mean that you’re not fine, Rui.”
Rui menghela napas berat.

“I’m fine, Alea. I mean, I’ll be fine. Ini bukan pertama kalinya dia pergi.”

“Siapa?” tanya sebuah suara yang tiba-tiba dari sebelah Rui. Gadis itu reflek menoleh, menatap pemilik suara itu tidak percaya.

“Jeff?” tanya Alea dari seberang telepon.

“Iya,” jawab Rui dengan nada menggantung. Dia juga masih tidak mempercayai apa yang baru saja dia lihat. Sejak kapan Jeff ada di sini?

“Aku telepon lagi nanti.” Rui segera menutup panggilan teleponnya.

“Sejak kapan kamu disini?”

Bukannya menjawab pertanyaan Rui, Jeff malah menggantungkan lengan kanannya di bahu Rui, memeluknya. “Malam ini lumayan dingin.”

Jeff memandang deburan ombak yang tenang di depannya.

“Maaf karena aku harus pergi secepat ini. Padahal kita baru ketemu beberapa hari.”

“You don’t need to be sorry, Jeff.”

“I have to... because you are here now,” gumam Jeff pelan. “Kamu selalu ke pantai ini ketika ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu. And i guess it’s because of me. Tonight.”

Rui memandang Jeff, tapi pria itu belum berniat membalas tatapannya.

“I said I’m fine. I’ll be fine.” Tangan kiri Rui menggenggam tangan Jeff yang menggantung. Meyakinkan pria itu bahwa dia baik-baik saja. “I’m glad that you are as success as now.”

“Do you know... that you are my first love?” tanya Jeff akhirnya menatap Rui.

“글세... But I’m sure that you’ll not kiss any girl,” ujar Rui merujuk pada ciuman mereka lima tahun lalu.

“I hope that I can be your last.” Kali ini tatapan mata Jeff berubah. Dalam namun lembut. “And you’ll be my last and forever.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Like We Used ToTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang