Entah kenapa aku sangat malas sekali pergi ke sekolah. Bukan pelajarannya yang sulit, tapi karna ada seseorang yang terus menggangguku. Aneh sekali jika kalian tahu.
"Tae, Kenapa kamu tidak segera berangkat ke sekolah?" Tanya Seseorang yang baru saja membuka pintu kamarku.
"Eomma, sepertinya aku sakit" Kataku berpura-pura sambil berbaring dan menaikkan selimutku.
"Astaga, apa kau demam?" Eommaku langsung beranjak ke ranjangku dengan wajahnya yang khawatir, aku hanya menggeleng lemah supaya eommaku percaya bahwa aku sakit.
"Ya Sudah, nanti eomma izinkan saja. Tetaplah istirahat" Kata Eommaku setelah mengelus keningku, aku mengangguk dan segera menutup mataku. Setelah terdengar suara pintu menutup aku segera duduk kembali menoleh ke arah pemandangan langit yang begitu cerah dari jendela yang bersampingan dengan ranjangku.
Menyenangkan bukan? Aku bisa melihat bulan yang berdiri di tengah langit setiap malam, bahkan bulan yang slalu menemaniku ketika aku mengerjakan tugas-tugas sekolah ketika larut malam.
Namun entah tiba tiba aku terpikirkan oleh seseorang itu, ya seseorang yang membuatku malas pergi ke sekolah. Entah kenapa juga ketika aku memikirkannya memiliki firasat buruk. Tapi aku tidak tau apa, hhh aneh dia orang asing kenapa aku memiliki perasaan aneh seperti ini.
Tiba tiba suara pintu dibuka terdengar ditelingaku, langsung saja aku cepat cepat berbaring dan menaikkan selimutku.
"Tae, ada yang mencarimu.." Kata Eommaku yang mendekat padaku.
"Siapa?" Tanyaku lirih.
"Temanmu, cepat dia sedang menunggumu" Kata Eommaku yang beranjak pergi kemudian. Aku mengernyitkan dahitku sebentar. Hah? Kapan aku memiliki teman? Bahkan satu anak pun tak ada yang mau berteman denganku, kalian tau kenapa? Entah aku tidak tahu..mungkin saja mereka iri degan prestasi prestasi yang setiap bulan kuraih.
Siapa juga yang mencariku pagi-pagi seperti ini?
"Tae, kenapa tak segera ke bawah.. Temanmu menunggumu" Kata Eommaku dari ambang pintu. Aku hanya mengangguk dan segera duduk di ranjangku supaya eommaku cepat pergi dari sana.
Langsung saja aku menuju ke bawah. Sungguh aku benar benar terkejut! Kalian tahu siapa yang datang? Ya! Manusia itu lagi! Sialnya ketika aku hendak kembali ke atas eomma memanggilku membuatku mengumpat tertahan. Tak ada pilihan lain, aku segera turun ke bawah dengan malas.
"Eomma berangkat dulu, nanti kalo ada apa apa minta sama bibi" Kata Eommaku berpamit aku hanya mengangguk datar.
"Ah, Tante berangkat dulu ya" Hh, kenapa Eomma berpamitan pada manusia sial itu, aku melirik sedikit melihatnya yang mengangguk dan tersenyum sopan pada eommaku. cih..
"Kau kenapa kemari" Kataku dingin, hh melihat wajahnya saja aku malas. Ia tak menjawab dan hanya tersenyum, reflek aku langsung beranjak meninggalkannya untuk kembali ke kamar. Namun pertanyaannya membuat langkahku terhenti.
"Kau sakit Tae?" Tanyanya dengan lembut.
"Bukan urusanmu" Aku menjawab, enggan menoleh ke arahnya "Jika tidak ada urusan silahkan berangkat ke sekolah, aku ingin istirahat"
"Kau tahu Tae, aku juga malas sekolah kalau seperti ini" Perkataannya membuatku semakin malas menjawab, namun entah hatiku terus mendorongku untuk menjawab mengapa
"Apa Peduliku?" Aku masih berkata dengan nadaku yang datar.
"Kalau kau tidak masuk, aku juga akan tidak masuk" Yayaya entah karangan apalagi yang dibuatnya membuatku terus bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Missing MOONLIGHT √
Fanfiction(Akan segera di Revisi) [THE TRUTH UNTOLD] Sungguh Maaf, Aku hanya ingin menyampaikan kebenaran dibawah Rembulan saja. Hanya Kebenaran sebelum Balon Hitam itu Lenyap.... Tak ada kata Andai lagi yang dapat terucap. Takdir yang sebenarnya Dari Tuhan...