Six

1K 109 0
                                    

"Acara keluarga Tae.." 

Deg!

Taehyung jadi ingat ucapan Clina Ssaem waktu itu. Yang katanya Jimin.. Tidak memiliki keluarga? Ah tidak mungkin. Bukankah kemarin Clina Ssaem berkata mungkin saja salah orang?

Tapi Taehyung rasa, anak yang bernama Jimin di sekolahnya hanya ada satu. Yaitu Jimin yang ada disebelahnya
Lalu Jimin siapa lagi?

***

Taehyung bangun seketika dari Tidurnya. Ia langsung menoleh ke arah Jam Bekernya yang menunjukkan pukul sebelas malam.

"Astaga! Aku tidak melihat Rembulan bersamanya!" Seru Taehyung. Ingin saja sekarang Taehyung pergi kesana, tapi karna terlalu larut ia mengurungkan niatannya.

Ia juga berpikir mungkin saja Jimin tidak datang, atau mungkin sedang istirahat. Eoh? Bukankah besok dia ada acara?

Taehyung berjalan ke bangkunya, membuka Gorden Jendelanya. Memandang Rembulan yang kini bersinar terang.

Taehyung masih berpikir tentang malam balon festival yang akan segera datang. Ia masih belum bisa memutuskan siapa orang yang akan menerbangkan balonnya.

Eommanya?

Ah, Taehyung baru ingat Eommanya akan pergi ke luar negeri dua hari tepat pada tanggal ulang tahunnya itu.

Lalu? Apa dia akan menerbangkan balon sendiri? Tentu saja Tidak!

Taehyung berpikir keras. Apakah Jimin orang yang tepat menjadi orang yang spesialnya kali ini?. Namun sepertinya rasa gengsinya sudah mengurang. Hatinya juga terus mendorongnya untuk membuat keputusan dengan cepat.

Taehyung tersenyum, dan kembali memandang Rembulan dari Jendela kamarnya.

"Rembulan, katakan saja jika Jimin memang orang yang tepat"

***

"Akh!" Taehyung bangun dengan badannya yang berkeringat. Matahari sudah muncul memggantikan bulan.

Sedetik kemudian. Taehyung kembali meringis kesakitan, sama seperti sebelumnya. Dadanya kembali nyeri.

"Eommaaa Sakiit" Taehyung berteriak dengan keras. Percuma saja ternyata, Eommanya sudah pergi tadi malam dan hanya berpamitan lewat pesan.
Pembantu-pembantu dirumahnya juga sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Taehyung meringis kuat-kuat ketika ia merasa Dadanya semakin tertusuk, ia kembali berbaring dengan kakinya yang ia lipat. Kesakitannya semakin menambah ketika ia berteriak, jadi ia berusaha tetap tenang berharap Kesakitannya hilang.

-

Taehyung merasa lemas setelah kesakitnnya hilang setelah itu. Dirinya merasa lemah sekarang. Tatapannya kosong. Entah tiba-tiba saja ia ingin bertemu dengan Jimin malam ini.

Ia langsung beranjak keluar dari rumahnya, dan berlari dengan cepat menuju tempat itu. Dirinya bernafas lega ketika mendapati Jimin yang sedang duduk tenang memandang langit. Ia segera mendekat dan duduk disamping Jimin.

"Kamu belum makan ya Tae" Tiba tiba pertanyaan itu membuat Taehyung menoleh. Ya Jimin benar, dari Pagi ia belum makan sama sekali. Taehyung menggeleng pelan.

"Kenapa tidak makan, nanti kamu sakit" Kata Jimin yang terlihat perhatian dimata Taehyung.

"Sudah biasa kok" Jawab Taehyung santai.

Tiba-tiba saja, Taehyung menoleh mendapati Jimin yang menitikkan air matanya.

"Jim, kau tidak apa?" Tanya Taehyung khawatir.

The Missing MOONLIGHT √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang