EPILOGUE

1.7K 114 18
                                    

Aku rekomendasiin bacanya sambil dengerin lagu The Truth Untold-BTS ya biar makin baper↖(^ω^)↗
Bacanya pelan pelan aja santai oke?

-
-
-
-

Dan aku tahu
Semua kehangatanmu benar
Aku ingin memegang
Tanganmu memetik bunga biru

Kau meninggalkanku di kastil pasir ini sendirian.
Hingga mawar berduri ini hanya dapat menusuk.

Aku terlalu buta untuk memahami senyummu.
Aku terlalu larut dalam keindahan Rembulan.
Sampai aku tak pernah memahami makna dibalik sinar Rembulan.

But I Still Want You...

-
-
-
-

***

"Wahh! Sang CEO Park's Corp Itu Kini Membuat Novel!"

"Luar Biasa! Novelnya mendunia!"

Seorang Lelaki yang berjas hitam itu tersenyum setelah mendapat Berita itu dari Ponselnya.

"Siapkan Mobilku! Aku ingin pergi ke makam Kakakku"

Dengan cepat asistennya itu melakukan perintah Tuannya.

-

Lelaki Tampan itu menghela nafasnya pamjang setelah turun dari mobilnya. Ia memerintahkan para Bodyguard nya agar tidak usah mengikutinya. Setelahnya ia berjalan perlahan dan berhenti di salah satu Batu Nisan, dirinya berjongkok dengan tamgannya yang membawa sebuah Novel.

"Kau Lihat Hyung? Aku baru saja membuat Novel!" Kata Lelaki itu bersemangat.

Matanya memandang lekat oleh Nama Batu Nisannya. Air matanya mulai berjatuhan dengan deras. Isakannya pun mulai terdengar di telinganya.

"Maaf Hyung, aku hanya ingin menangis, ini terlalu menyakitkan" Katanya lagi.

"Terlalu singkat untukku Hyung, kau pergi secepat itu membuat diriku hampir mati dalam hampa Hyung," Ia melanjutkan perkataannya.

"Aku Terlalu Bodoh untuk memahami Hyung. Bahkan Rembulan sudah memberi tahuku sebelum itu, hanya aku tidak pernah sadar Hyung, aku malah membiarkanmu ketika kau dituduh mengambil uang padahal itu fitnah, sungguh Hyung aku menyesal" Lelaki itu menggelengkan kepalanya berulang kali.

"Padahal aku dulu sudah berharap, kita akan slalu bersama setelah malam balon festival, memyambut Tahun Baru di malam hari, melihat rembulan setiap hari. Tapi Malam itu adalah akhirnya Hyung...." Lanjutnya

"Keesokannya setelah kau pergi aku hanya memgurung diri di kamar Hyung. Aku selalu berharap kau kembali. Hingga Malam Tahun baru itu aku hanya duduk di tempat itu Hyung, di sebelah Kayu yang kau tancapkan itu. sungguh Hyung rasanya aku ingin menyusulmu saat itu. Kau terlalu baik untukku Hyung" Lelaki itu memejamkan matanya sembari menunduk dengan air matanya yang deras mengalir.

"Kau tahu, Hyung aku sampai tak berani pergi ke makammu ini, sungguh aku tidak bisa mempercayaimu jika kau sudah pergi. Jadi ini adalah pertama kalinya Hyung, apa kau senang Hyung?" Tanya Lelaki itu sedikit tersenyum.

"Aku Tak Menyangka dulu kita pernah hidup serumah, tapi aku tak dapat mengingat satupun momen kecilku Hyung, aku melupakan semuanya aku tak tau wajah Appa Dan Eomma, apalagi dirimu yang selalu kusebut Orang Asing pembawa Sial"

"Mianhae, Mianhae Hyung, Mianhae"

"Jika aku tidak terus membaca suratmu waktu itu mungkin aku tidak berpakaian rapi seperti ini" Katanya lagi dengan air matanya yang masih mengucur.

"Rembulan begitu baik Hyung, dia slalu menemaniku waktu malam ketika aku masih ada tugas" Ceritanya sambil mengusap air matanya.

"Dan Tempat Itu sekarang sudah aku jadikan tempat kunjungan Hyung. Tenang saja Patokan Kayu itu sudah tertutupi oleh Kaca yang kuat, jadi aman terlindungi kok. Aku kadang ingin tertawa saja ketika semua orang melihat kayu yang tertutup kaca itu dengan pandangan yang aneh. Tak apa Hyung, biarkan Tempat itu dikunjungi banyak orang. Hyung senang kan? Dan nama Tempat itu kuberi nama Moonlight Park! Bagus bukan? " Kata Lelaki itu yang masih bersemangat bercerita di depan batu nisan itu selayaknya berbicara dengan orang nyata.

"Aku Juga Setiap hari kesana lihat Rembulan, ya ditempat biasanya, aku yakin Hyung duduk di sebelahku" Katanya

"Dan aku juga sudah menemui Jin Hyung. Hyung! Dia sangat baik aku juga sudah bilang padanya aku adikmu, aslinya dia tidak percaya namun setelah aku menjelaskan dia faham, dia begitu sedih atas kepergianmu Hyung. kami berteman Hyung! Perusahaan Orangtuanya berkerja sama dengan Perusahaan Kita Hyung! Jin Hyung baik pokoknya!" Lanjutnya penuh semangat

"Dan, Apa Hyung tau? Teman-teman dan Guru Guru sangat berduka Hyung! Terutama anak yang dulu pernah menyakiti Hyung itu dulu, dia sampai menangis meminta maaf padaku, aku maafkan karna kita harus saling memaafkan bukan Hyung?"

"Dan Appa Eomma juga terkejut saat mengetahui bahwa aku tahu kebenaran. Mereka minta maaf Hyung aku jadi tidak enak, dia juga yang melakukan semua ini Hyung. Appa Eomma itu juga Appa Eomma Hyung ya.. Mereka sangat menyayangiku Hyung!"

"Ah Hyung Aku jadi Rindu rasa sakit itu hehe, entah aku rindu aja pengen ngerasain, eh nggak deh nggak hehe. Sakit ya Hyung, aku tidak bisa membayangkan rasa sakitmu itu Hyung."

"Oh Ya Hyung! Aku selalu bercerita tentangmu pada semua orang ketika interview, mereka jadi dia ingin mengetahui dirimu, katanya ini mungkin tampan kayak kakaknya. Ya Hyung Tampan makanya aku tampan, eh kita sama sama tampan, Appa Juga Tampan ya, Eomma pasti juga Cantik aku yakin itu"

"Oh Ya! Lomba Olimpiade matematika yang waktu itu Hyung! Aku menang! Aku senang banget Hyung!! Rasanya aku ingin memelukmu Hyung!"

"Dan Di hari hari ulang tahunku aku slalu merasa ada sesuatu Hyung, apa itu kau? Apa kau slalu datang di Malam menuju Ulang Tahunku Hyung? Pasti itu kau kan Hyung.. "

"Ah, Malam Balon Festival, tenang saja Hyung aku selalu menerbangkan dua balon, satu milikku, satu milikmu. Seperti dulu aku warna Merah dan Kau Warna Hitam. Setiap Kali hilang bersamaan Hyung, malaikat suka mengambil Balon Kita bersamaan"

"Aku Juga yakin, kau membuat Harapan setiap aku hendak menerbangkan Balonmu, iyakan Hyung? Ah pasti"

"Hyung aku rasa aku terlalu lama tidak mengunjungimu Hyung, sungguh maaf Hyung. Tapi lain kali eh setiap hari aku pasti kesini cerita sama Hyung oke?"

Lelaki itu menyudahi Ceritanya dengan Mengecup Batu Nisan itu dengan amat sayang.

Novel yang ia pegang itu ia belai pelan lalu ia peluk erat-erat. Setelah itu ia taruh disamping Batu Nisan itu. Lelaki itu tersenyum simpul dengan novel yang berada di samping batu nisan itu.

"Story about Moon..The Missing Moonlight" Kata Lelaki itu pelan membaca Judul Novel itu.

"Hanya Tentang Park Taehyung dan Park Jimin"

[END]

***

Terima Kasih untuk pembaca Real Dream, pembaca The Missing Moonlight yang telah mengikuti Story ini sampai akhir>_<

Gimana nih perasaan kalian sama story ini? Ada yang baper sampe ketangis gaaa? Huhu.. ~_~
Aku pun kbawa suasana juga sma story ini('ε')

Jan lupa ikutin terus Book Real Dream yang bakalan ngasih banyak Kejutan buat kamu baper tingkat tinggi. Yang belum tau cek Reading List ku yaa!

Ini Bonus Cerita buat pembaca Real Dream yaa Special V Birthday kemarin.

See u di Bonus Cerita selanjutnya

💜💜💜💜

The Missing MOONLIGHT √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang