Why am I . . . ?
Naruto merasa bahagia hari ini, setelah perjumpaan dengan pamannya kemarin, meskipun sang paman memutuskan untuk sendiri, baginya itu sudah cukup. Ia masih memiliki keluarga dari orang tuanya. Dan juga, hari ini senpai pinknya tidak mengganggunya hari ini. Sekolah berjalan dengan lancar. Naruto berharap setiap hari ia bisa merasakan ketenangan seperti ini.
"Eng... Naruto-kun"seorang siswi bername tag Kirin menghampiri mejanya dan Kiba. Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit lalu. Naruto sedang membereskan peralatan sekolahnya sekarang. Merasa dipanggil Naruto mendongakkan kepalanya. Ah, teman kelasnya rupanya.
"Ya?"
"Emm.. apakah kau ada waktu sebentar? Bisa ikut aku ke taman belakang sekolah?"tanyanya. Naruto menatap bingung siswi itu. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling kelasnya dan mendapati sudah tidak ada orang selain dirinya, Kiba, dan juga siswi itu.
"Ada apa?"agaknya Naruto merasa sedikit ragu.
"Ikut saja. Kiba-kun juga akan ikut kok"jelasnya lagi. Dan dengan tidak sabar ia menarik tangan Naruto dan Kiba.
"Whoops.. pelan-pelan"Kiba yang baru selesai membereskan buku-bukunya hampir terjatuh jika saja ia tidak sigap. Tidak lupa ia menarik pula tasnya dan tas Naruto agar mereka tidak perlu kembali ke kelas lagi jika urusannya sudah selesai.
"Naruto-kun"di halaman belakang sekolah, Naruto mendapat teman-teman kelasnya sedang menungguinya disana. Tubuhnya sedikit bergetar kala ingatan tentang pembully-annya kembali menghampirinya.
"Tenang saja, Naruto-kun. Kami tidak akan menyakitimu. Sebaliknya kami ingin memberikan sesuatu untuk mu"Kirin yang merasakan tangannya yang digandengnya sedikit gemetar segera menenangkan Naruto. Memberi kode pada sang ketua kelas, ia menarik Naruto lebih dekat dengan teman-temannya.
"Naruto-san."sang ketua kelas mulai buka suara. "Kami tau selama ini sikap kami sungguh keterlaluan padamu. Untuk itu, sebagai permintaan maaf. Kami ingin memberikan hadiah untuk Naruto-san"jelasnya. Ia mengambil sebuah kardus berukuran sedang yang tertutup kain.
"Ini adalah hadiah permintaan maaf kami untuk Naruto-san."ucapnya menyerahkan kardus itu pada Naruto.
Naruto ragu, menatap Kiba yang di balas dengan anggukan. Naruto menjulurkan tangannya untuk menerima kardus itu. Merasa ada isinya, Naruto berlutut untuk meletakkan kardus itu di tanah dan membuka kainnya. Melihat itu, teman-teman kelas Naruto harap-harap cemas, apakah Naruto akan suka dengan hadiah pemberian mereka.
"Uwaaahhh"mata Naruto membola lucu saat melihat isi kardus itu. Seekor rubah orange dengan ujung ekor dan setiap ujung kakinya berwarna putih sedang bergulung di dalam sana -tidur. Tapi karena suara Naruto. Rubah itu mebuka matanya perlahan dan terlihat bola mata berwarna merah ruby menatap Naruto.
Naruto mengangkat rubah itu dan memeluknya.
"Arigatou.."ujarnya pada teman-temannya. Membuat teman-temannya lega, Naruto menerima pemberian mereka. Setidaknya, ini langkah yang lebih baik bukan?
.
.
"Kenapa lama?"tanya Sasuke yang sudah menunggu Naruto di parkiran sedari tadi."Ah. Kami menemui teman-teman kelas dulu tadi. Khawatir sekali kau Uchiha"jawab Kiba.
"Aku tidak bertanya padamu, Puppy"Kiba mendengus mendengar ucapan Sasuke.
"Cha. Aku sudah mengantarkan tuan putri kepada pangeran, izinkan pelayan ini pulang untuk beristirahat"ucap Kiba dengan agak mendramatisirnya saat ia melihat kepala nanas kekasihnya yang baru muncul dari dalam gedung sekolah. Mungkin tertidur dan Sasuke tidak ingin membangunkannya.
"Hn"jawaban Sasuke membuat Kiba memutar matanta malas. Bahasa alien lagi.
"Naru, aku pulang dulu ya"Kiba mengusak rambut blonde Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why am I . . . ?
FanfictionNaruto selalu bertanya pada dirinya. Ia hidup normal, ia tersenyum ketika bahagia, ia menangis ketika ia sedih, dan hal normal apapun. Tapi kenapa? Disaat ia ingin menjadi benar-benar hidup 'normal'. Orang-orang menganggap salah tentang hidupnya . W...