Why am I . . . ?
Naruto menatap tidak paham teman-teman kelasnya yang meminta maaf padanya. Lalu menatap Kiba meminta penjelasan. Kiba sendiri hanya mengangkat bahunya tidak peduli. Lalu melanjutkan langkahnya menuju bangkunya yang kebetulan satu tempat duduk dengan Naruto. Yang ia tahu, sewaktu Naruto tidak ada, Sasuke memberikan pengumuman, mengenai semua tentan Naruto dan hubungan mereka. Dan teman-teman kelas Naruto sadar mereka selama ini telah terhasut oleh orang yang salah. Untuk itu mereka memutuskan untuk minta maaf pada Naruto. Mereka sangat malu sebenarnya. Tapi ketimbang terlambat?
"Naru-chan. Kami sungguh minta maaf, karena kami sudah berlaku jahat padamu kemarin. Kami tahu, kami salah. Kami terhasut oleh orang tidak bertanggung jawab. Sekarang kami sudah sadar, makanya kami ingin minta maaf."jelas seorang siswi. Oh Naruto paham. Tapi ia masih bingung untuk mengeluarkan jawaban sehingga Naruto hanya menganggukkan kepalanya.
"Kau memaafkan kami!?"tanya siswi itu. Naruto hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia dilema. Sebenarnya tidak ignin memaafkan, karena ia sudah terlanjur sakit hati. Tapi Mama dan Papanya tidak pernah mengajarkan untuk membenci.
Melihat anggukan Naruto, mereka serempak bernafas lega. Tepat saat mereka bersama-sama ingin bersalaman dengan Naruto, guru jam pertama sudah masuk. Ternyata sudah bel sedari tadi. Naruto pun segera melangkah menuju tempat duduknya.
.
.
Waktu istirahat tiba. Siang ini Naruto berjanji untuk makan siang bersama Sasuke di kantin karena sang Mama terlambat bangun -entah karena apa, kata Papa sih habis lembur mereka .... lupakan. Naruto sudah membereskan peralatan sekolahnya kedalam tas. Lalu ia beranjak dari mejanya. Mengatakan pada Kiba yang masih menyalin catatannya untuk segera menyusul karena ia ingin menghampiri Sasuke terlebih dahulu.Naruto berjalan dengan semangat, mengacuhkan teman-teman kelasnya yang baru ingin menghampirinya dan mengajak makan bersama. Membuat hati mereka sedikit tercubit. Mungkin mereka belum sepenuhnya di maafkan.
"Sasuke-kun. Ada yang mencarimu"ucap seorang siswi -Ino teman kelas Sasuke pada Sasuke yang masih membereskan barang-barangnya. Mendengar ada yang memanggilnya, Sasuke mendongakkan kepalanya dan medapati Naruto yang sedang melambaikan tangan padanya. Ia pun tersenyum tipis dan segera menyelesaikan membereskan barang-barangnya dan segera menghanpir Naruto setelah sebelumnya memberikan geplakan sayangnya pada Shikamaru yang masih tertidur di sebelahnya.
"Tcih. Brengsek"maki Shikamaru mengelus belakang kepalanya dan bangun menyusul Sasuke. Neji? Entahlah, anak itu sudah menghilang sebelum bel istirahat berbunyi. Bilangnya sih ke kamar mandi. Tapi tidak kembali.
"Sudah lama?"tanya Sasuke setelah sampai di depan Naruto. Naruto menggeleng.
"Baru tiba. Loh, kemana Neji-Nii?"
"Ntah. Menghilang"jawab Sasuke cuek.
"Kau sendiri? Mana Kiba?"giliran Shikamaru yang bertanya.
"Kiba masih menyalin catatan di kelas. Nanti menyusul"jawab Naruto.
"Oh. Ya sudah, ayo kekantin. Aku lapar"Shikamaru berjalan duluan dengan menguap lebar. Ia kalau lapar mengantuk. Tapi kalau kenyang mengantuknya jadi double. Shika kudu piye?
Sasuke segera menggandeng tangan Naruto dan menyusul Shikamaru yang sudah berjalan duluan. Tidak mengidahkan tatapan membunuh dari si perempuan pink yang ada di dalam kelasnya.
.
.
Hari-hari tenang Naruto berjalan hampir 2 minggu lamanya. Sudah tidak ada yang berani membullynya sejak pengumuman terbuka Fugaku beberapa waktu lalu. Bahkan Naruto dan Sasuke sudah resmi bertunangan seminggu yang lalu.Sikap Naruto pada teman-teman kelasnya? Tidak ada perubahan. Naruto masihlah menjaga jarak, membuat beberapa teman Naruto benar-benar kecewa, tapi mereka tidak bisa protes karena mereka tau itu memang kesalahan yang sudah mereka buat kemarin. Terhasut oleh iblis berwujud perempuan cantik dan iming-iming tambahan 'uang jajan'. Pernah mereka memaksa untuk mendekat pada Naruto. Jadi sekarang yang mereka bisa lakukan hanya pasrah dengan keadaan dan tetap menjaga jarak aman dengan Naruto, agar Naruto tidak merasa terganggu ataupun tidak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why am I . . . ?
FanfictionNaruto selalu bertanya pada dirinya. Ia hidup normal, ia tersenyum ketika bahagia, ia menangis ketika ia sedih, dan hal normal apapun. Tapi kenapa? Disaat ia ingin menjadi benar-benar hidup 'normal'. Orang-orang menganggap salah tentang hidupnya . W...