Part 31

3.3K 241 38
                                    


Waktu berlalu begitu cepat. Tak mengijinkan semua penghuni di bumi untuk beristirahat dengan tenang tanpa memikirkan waktu yang akan terlewat.

Jungkook kini tengah menatap kosong kearah langit. Dirinya sedang berada di taman yang ada di tempat Jinhwan bekerja. Dia merasa lelah dan kecewa terhadap dirinya sendiri.

Hampir berjam-jam waktu yang dia habiskan untuk menjalani terapi bersama Jinhwan namun semuanya tidak membuahkan hasil. Yang ada dirinya hanya kesakitan dan berakhir tidak sadarkan diri karena terlalu memaksakan diri. Hal itulah yang membuat Jinhwan memaksa untuk menghentikan terapi.

Padahal Jungkook sudah berusaha untuk menyusun potongan ingatan yang sudah dia kumpulkan dan berencana mengingat potongan yang lain, namun tetap saja, semuanya memang tidak bisa dilakukan dengan mudah.

Jinhwan sendiri yang sedari tadi memperhatikan Jungkook dari jauh hanya bisa menatap Jungkook dengan nanar. Dia dapat memahami apa yang tengah Jungkook rasakan saat ini. Pasti sulit sekali hidup dalam sebuah kebencian.

Ada satu hal yang baru Jinhwan dapatkan setelah mempelajari setiap gerakan dan ekspresi Jungkook selama proses terapi. Anak itu, sudah berada dalam fase menuju penyakit jiwa yang dinamakan depresi. Bukan tingkatan stress lagi, ini sudah menuju tingkatan yang lebih tinggi.

Dilihat dari betapa pandangan penuh luka dan keputusasaan saat terapi yang berlangsung selama hampir berjam-jam itu sama sekali tidak membuahkan hasil. Dan yang lebih parah, bahwa Jungkook bersemangat sekali agar dia bisa cepat mengakhiri semuanya.

"Hyung"Panggilan dari suara yang sangat Jinhwan hapal itu membuat atensinya teralihkan. Dia melemparkan senyum manis saat Jimin berjalan dengan riang kearahnya, dibelakangnya ada Taehyung yang mengikutinya.

"Kenapa kesini ?"Tanya Jinhwan begitu Jimin dan Taehyung berdiri di depannya.

Jimin yang mendengarnya mengembungkan pipinya.

"Kenapa memangnya ? Tidak boleh ? Hyung tidak suka aku datang kesini ?"Tanya Jimin sewot. Jinhwan terkekeh, adiknya ini lucu sekali sih.

"Bukan begitu. Aneh saja, biasanya kau selalu pulang dahulu baru kesini "Ucap Jinhwan. Jimin menyengir.

"Aku ingin mengajak Taehyung jalan-jalan disini. Lagipula kami ingin bermain tapi bingung harus kemana "Ucap Jimin.

Jinhwan tertawa kecil.

"Disini bukan untuk bermain Jimin "Ucap Jinhwan. Jimin menganggukkan kepalanya malas.

"Aku tahu hyung, tapi sekali-sekali saja kok "Ucap Jimin.

Jinhwan mengacak-acak rambut Jimin gemas. Membuat Jimin mendelik kesal.

"Iya terserah, asal kau bahagia hyung tidak masalah "Ucap Jinhwan sedangkan Jimin hanya tersenyum saja.

Sedangkan Taehyung kini memicingkan matanya. Dia seperti mengenali orang yang tengah duduk di kursi taman sambil termenung menatap langit.

"Itu Jungkook ?"Tanya Taehyung yang membuat Jimin ikut melihat kearah orang yang ditunjuk oleh Taehyung.

"Benar itu Jungkook! Tapi kenapa dia ada disini ? Dia sedang terapi lagi hyung ?"Tanya Jimin kepada Jinhwan.

Jinhwan menganggukkan kepalanya. Sementara Taehyung mengerutkan keningnya bingung.

"Terapi ? Memangnya Jungkook kenapa sampai harus menjalani terapi ?"Tanya Taehyung.

Jimin menepuk pundak Taehyung pelan. Dia menggelengkan kepalanya.

"Masalah yang rumit. Nanti akan ku ceritakan, dan aku juga menunggu cerita darimu hyung "

Jimin menatap Jinhwan dengan mata yang menuntut penjelasan. Jinhwan menghela nafasnya kemudian mengangguk.

DEPRESI (TERSEDIA EBOOK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang