Keadaan gue semakin membaik dan semakin buruk! Cowok itu, James, bener-bener tunangan cewek yang gue rasuki ini!
Gue ga masalah dengan hubungan itu, gue juga ga masalah sama gombalannya yang ga bermutu, yang gue permasalahin itu dia sering 'nyosor-nyosor'!!! Kalau gue masih di badan gue, jelas bakal gue banting cowok ini. Tapi masalahnya, cewek mungil yang gue rasuki ini itu badannya kecil dan tenaganya ga ada!
Lupain soal James. Gue ga mau sebut-sebut nama orang itu lagi!
Hampir sebulan gue di rumah sakit ini, Lita dengan setia mendongengkan gue semua hal yang berhubungan dengan cewek ini.
Marcella Putri Hendrawan. Itu namanya. Lahir tanggal 15 Februari, cantik, pintar, jago basket, suka kerja daripada makan, suka meeting daripada tidur. Aneh! Lita juga bilang Cella itu suka teriak-teriak sama dia, walau begitu mereka berdua sahabat yang sangat dekat.
Hal yang membuat gue terkejut, cewek ini masih berusia 24 tahun dan memegang jabatan CEO perusahaan ekspor-impor yang sangat besar! Gue akui, gue juga seorang CEO, tapi itu karena perusahaan yang gue bangun bersama kakak gue. Nah, cewek ini malah mewarisi perusahaan yang bahkan CEO sebelumnya aja masih hidup!
Tok tok tok
Siapa lagi ini? Please, jangan bilang kalau itu James! Ini tuh udah jam sebelas malam, kalau James dateng, jangan-jangan dia mau.... Arrrgghhh mikirin hal itu aja bikin gue mau muntah! Tapi sebentar...
Dari langkah kakinya, jelas itu cowok. Tapi, itu bukan langkah kaki James yang gue hapal karena gue harus waspada sama cowok itu.
Lalu siapa?
Seorang bapak-bapak muncul dengan membawa sebuket bunga krisan. Walau mukanya terlihat sisa-sisa kelelahan dan menunjukkan umurnya yang sekitar lima puluh tahun, tapi kharismanya itu ga bisa dihindari!
"Bagaimana keadaanmu?" tanya orang itu sambil menyodorkan bunga.
Gue hanya menerima bunga itu dan mengangguk, setelah itu hening panjang. Gue ga berusaha untuk membuka suara, demikian juga lelaki paruh baya di depan gue ini. Sampai akhirnya hp orang itu berbunyi, dia berbicara dalam bahasa... Jerman? Gue yakin itu bukan bahasa Inggris!
"Cepat sembuh, dan kembali ke perusahaan. Jangan biarkan bangkrut! Juga, jauhi James. You don't know who is he! You better amnesia forever than marry that guy. Remember that." Kata orang itu lalu berjalan meninggalkan kamar gue.
Siapa orang itu?
Brakkkk... Lita membuka pintu kasar dan segera membanting pintu, lalu menghampiri gue dengan terburu-buru. "Bokap lu dateng???! Dia bilang apa sama lu?!" teriak Lita.
Oh. Jadi dia ayahnya Cella. Beruntung sekali dia punya ayah yang perhatian juga bicara hal-hal yang banyak benarnya! Kalau gue benar-benar Cella, jelas gue bakal jauh-jauh dari James!!!
"Ga ada. Dia Cuma ngasih gue bunga terus pergi." Kata gue setengah bohong.
Lita ga percaya, tapi dia mengangguk.
"Lit, gue boleh pulang ga? Setidaknya balik ke Indonesia." Tanya gue.
"Sebenarnya gue juga pengennya di Indonesia. Tapi kan bokap lu sendiri yang mindahin lu ke Amrik di sini, Cel. Emang kenapa lu mau buru-buru balik ke Indonesia?" tanya Lita penuh penasaran.
Ya masa gue bilang gue mau buru-buru ketemu diri gue? Ah! Pake alasan adiknya Cella aja.
"Gue mau ketemu Ryan, Lit. Bukannya dari cerita lu, gue ini sayang banget sama dia? Sekarang dia sendirian.." kata gue memelas.
Gue sekarang mengerti, kenapa kalau cewek ada maunya harus memelas. Soalnya cara ini selalu paling ampuh! Buktinya sekarang Lita mengangguk dan menyetujui rencana ini. Benar-benar, cewek itu ga bisa ditolak kalau mengeluarkan jurus jitunya ini. Mau cowok ataupun cewek, semua tunduk!

KAMU SEDANG MEMBACA
My Diary
RomanceGue tampan, pinter dan luar biasa. Bahkan di usia gue yang baru 26 tahun, gue udah menjadi CEO di perusahaan besar yang gue bangun sendiri! Tapi semua itu berubah. Entah gue yang gila atau dunia yang gila, yang jelas gue bukan lagi 'si tampan'. Gue...