Bab 3

7.4K 341 1
                                    

Si James sialan! Dia terus-terusan bertahan di kamar ini dan ngomong ga jelas sama sekali! Entah itu bunga, jalan-jalan, nonton, dinner, cokelat, kado, perhiasan, dan gue mau muntah menanggapinya! Hp yang gue sembunyikan di bawah selimut terus bergetar, dan gue berusaha setengah mati buat mengusir James keluar!

"James, gue lelah.. gue mau tidur. Please, lu keluar ya." Mohon gue dengan memelas. Walau dalam hati gue memaki!

"Oke oke... besok aku dateng lagi ya, sayang!" kata James, lalu mencium kening gue dan KELUAR!

Sumpah, gue jijik banget! Gue langsung bangkit dari tempat tidur dan mengunci pintu! Gue ga mau orang itu atau siapapun menganggu gue. Cella udah telepon gue berkali-kali! Gue langsung berlari ke ranjang dan menerima telepon itu.

"Selamat sore, Marcella Putri Hendrawan!?" sindir Cella.

Yah, wajar saja kalau dia kesal. Gue juga kesal, walau kesalnya berbeda!

"Maaf, gue cukup repot mengusir tunangan gue, Pak Marcello Purnama!" jawab gue jengkel sambil menyebut nama lengkap diri gue sendiri ke Cella.

Hening sebentar. Gue dan Cella bertukar nama? Seketika tawa gue pecah, berbarengan dengan Cella. Konyol sekali. Kami sudah mendalami peran masing-masing kah?

"Jadi, lu atau gue yang mulai cerita duluan?" tanya gue saat kami sudah berhenti tertawa.

"Lu duluan. Jadi, gimana setelah sebulan bangun dari tidur panjang, sleeping beauty?" tanya Cella.

Sleeping beauty? Bahahaha...

"Well, di hari pertama gue bangun, gue langsung tidur lagi. Hari kedua, gue juga tidur lagi. Sampai akhirnya, gue pasrah dengan mimpi yang gue alami sampai detik ini." Kata gue jujur.

"Bilang aja lu menikmati tinggal di badan cewek seseksi gue!" kata Cella yang sukses membuat gue tertawa.

"Sorry, gue bukan cowok mesum. Tapi gue ga bisa menolak. Jujur, gue mengakui keseksian lu. Sayangnya, banyak memar dimana-mana." Kata gue jujur sambil melihat-lihat tangan dan kaki yang merah-merah.

Gue mana mungkin bohong. Mata gue masih bagus! Lagipula, selama gue di sini gue juga perlu mandi! Atau seenggaknya perlu bersih-bersih. Ya masa gue sebulan penuh ga mandi!? Jadi... jujur, gue lihat DAN ingat dengan jelas lekuk-lekuk badan Cella, juga setiap senti yang ada di badan mulusnya ini. Hei, gue bukan mesum loh!

Gue juga mau mata gue tetep suci, tapi gue tetep cowok!

Oke, ini ga penting banget!

"Well, gue ketemu bokap lu. Tapi paling sering ketemu sekretaris lu dan tunangan lu." Kata gue.

Hening panjang. Akhirnya gue lanjut cerita.

"Gue ngerasa jijik sama diri gue sendiri. Gue cowok kali, walau terjebak di badan lu. Tapi gimana mungkin gue mau aja dicium-cium sama tunangan lu! Hoeeekkk..." curhat gue sepenuh hati.

Suara tawa Cella langsung menggema di telinga gue. Gue jadi tersenyum. Lebih menyenangkan mendengar seseorang tertawa daripada hanya hening panjang kan?

"Jadi, sekarang lu gimana?" tanya Cella masih dengan sisa-sisa tawanya.

"Ga ada. Gue ini kan cewek yang terbaring lemah di rumah sakit hanya karena luka yang udah sembuh!" kata gue pura-pura kesal.

"Lu beruntung baru bangun dari koma! Lah gue... udah bangun dari kapan?!" keluh Cella.

"Jadi, gimana cerita lu?" tanya gue penasaran.

Tentu saja penasaran. Dia sudah sadar lebih dulu dari gue, dan pasti punya lebih banyak cerita. Ga mungkin kan selama enam bulan dia Cuma terbaring di rumah sakit seperti orang sekarat?! Kalau sampai iya, dia mencoreng nama gue!

My DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang