Dua minggu setelah kejadian itu, waktu gue benar-benar tersita buat BEKERJA! Gila saja, ternyata seminggu libur itu menumpuk pekerjaan gue juga! Sebenarnya pekerjaan Cella itu sebanyak apa sih?! Cella itu CEO atau karyawan!?!
"Lit, please... gue butuh istirahat!" rengek gue.
"Boleh aja." kata Lita sambil mengumpulkan laporan yang sudah gue periksa.
Mata gue langsung berbinar-binar untuk mengambil hp dan menghubungi Cella. Bayangkan saja, saking sibuknya, gue susah punya waktu buat telepon Cella!!!
"Tapi, waktu istirahat lu mending lu pergunain buat ketemu sama James yang udah nunggu tiga jam di lobby. Sana!" usir Lita.
Seriusan???
"Dia ngotot, tapi gue tetap bilang kalau lu sibuk. Akhirnya dia bilang dia bakal tunggu lu di lobby. Dasar keras kepala! Heh Cel, lu harus tegas dong! Lu mau sama siapa, James atau Cello!!!" kata Lita kesal.
Gue menghembuskan nafas berat. Yang benar saja! Gue mana mungkin bisa memilih antara dua orang itu?! James itu tunangan Cella, dan Cella itu sedang ada di badan gue! Mana bisa disuruh pilih!
Tapi, selama dua minggu ini gue juga ga sempat menghubungi James. Pulang ke rumah, udah jam dua belas malam. Gue butuh istirahat, makanya gue sampai lupa kalau gue punya hp. Huff... sebaiknya gue ketemu sama James.
Gue turun, dan menemukan James yang sedang duduk di kafe dalam kantor. James sedang mengobrol dengan seorang cewek yang cantik. Siapa dia?
"Hei James." Panggil gue.
"Oh, hai sayang." Sahut James sambil menarik tangan gue mendekat ke arahnya.
Gue segera menghindar saat James mau mencium pipi gue. Ugh! Gue bakal menghindar semampunya untuk ga diapa-apain sampai hari H pernikahan! Demi harga diri gue!
"Siapa dia?" tanya gue mengalihkan.
"Oh... em.. dia ini teman kamu." Kata James sedikit terbata-bata.
Teman?
"Hai Cella! Jangan bilang lu lupa sama gue? Oh astaga, gue denger lu mengalami kecelakaan parah ya kemarin itu? Sorry banget ya gue ga bisa dateng jenguk lu!" kata cewek itu dengan muka ga enak hati.
"Eh.. iya ga apa. Tapi nama lu?" tanya gue.
"Maaf ya Nin, kecelakaan itu bikin Cella hilang ingatan. Cel, dia Nina. Temen kuliah kamu dulu." Kata James.
Gue hanya ber-oh. Sampai akhirnya gue duduk bertiga dan berbincang-bincang. Kadang gue bingung, bukannya gue yang temennya Nina, kok James malah lebih dekat dengan Nina???
"Jadi, ada apa kamu dateng ke sini?" tanya gue saat Nina sudah pergi.
"Jadi apa jawaban kamu?" tanya James.
Oh, ternyata dugaan gue benar. James pasti mau bertanya soal itu. Gue ga merasa kaget, karena sejak hari James mengatakan lamaran ini, gue juga udah memikirkannya. Bahkan sampai detik ini!
"Ya. Aku setuju." Kata gue sepelan mungkin, menutupi ketidakikhlasan gue.
James langsung menarik gue ke pelukannya dan mengucapkan beribu-ribu terima kasih. Gue hanya mengangguk. Tapi hati gue menolak semua ini! Gue cowok broo... gue cowok! Bahkan gue cowok normal yang masih suka sama lawan jenis!
Tapi ini demi Cella kan? Huff.. Ga bisakah gue mundur sekarang?
***
Gue menelepon Cella, berkali-kali. Tapi ga diangkat. Apa karena Cella sibuk? Dia memang suka sekali sibuk dengan pekerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Diary
Storie d'amoreGue tampan, pinter dan luar biasa. Bahkan di usia gue yang baru 26 tahun, gue udah menjadi CEO di perusahaan besar yang gue bangun sendiri! Tapi semua itu berubah. Entah gue yang gila atau dunia yang gila, yang jelas gue bukan lagi 'si tampan'. Gue...