13

82.3K 3.1K 164
                                    


Author pov.

Matahari dengan malu-malu menampakan dirinya, dua pasangan suami istri itu belum terbangun dari tidurnya, padahal sinar matahari sudah berusaha masuk ke celah jendela kamar mereka.

Cikal menggeliat ketika menyadari sinar matahari yang mengenai wajah nya.

"Wait wait" ucapnya yang kaget ketika bangun merasakan berat di pinggangnya, kaki Ezra ternyata melingkar di sana.

"Nggh" Ezra menggumam ketika Cikal berusaha mengangkat kakinya di pinggangnya.

Ish dikata gue bantal guling kali, batin Cikal ketika Ezra memperat pelukan dipinggangnya.

"Ezra"

Cikal berusaha melepaskan kaki dan tangan Ezra yang melingkar dipinggang dan bahunya, benar-benar seperti memeluk guling.

"Enghhhh lima menit lagi"

Cikal menghela nafasnya, untungnya hari ini hari libur, ia bisa bangun sepuasnya.

Cikal terus memandangi wajah Ezra yang masih terlelap, bilangnya si lima menit lagi tapi ini udah lebih dari lima menit.

"Untung udah halal mau ngeliatin sampe kapan juga ga dosa"

Cikal gelagapan ketika mendengar sindiran Ezra, sial dia ketahuan lagi sedang memperhatikan Ezra.

Cikal segera bangkit mengambil handuknya yang menggantung ia ingin segera mandi, tetapi baru saja ingin masuk kamar mandi ada saja hal yang membuatnya kesal.

"Cikal! Sini bentar"

Cikal dengan malas menghampiri Ezra yang masih di tempat tidur.

"Kenapa si?"

"Liat tuh"

Cikal mengikuti arah gerak mata Ezra yang mengarah ke tempat tidur.

Mata Cikal hampir saja keluar dari tempatnya, dirinya tembus di tempat tidur!.

Cikal dengan gerakan cepat menutupi pantatnya dengan handuk yang tadi ia ambil ia yakin belakang celananya juga ada bercak darah, dan dengan secepat kilat ia masuk ke kamar mandi.

"Jangan lupa di ganti sepreinya!" Teriak Ezra yang di iringi tawanya.

Ezra membuka pintu balkon kamarnya, menghirup udara seger di sana, tetapi ketenangannya di ganggu oleh suara teriakan Cikal yang aduhay sekali.

"Ezraaa!"

Ezra menghela nafas menghampiri Cikal yang ada di dalam kamar mandi, apakah Cikal tidak bisa memanggilnya biasa saja tanpa teriakan? Ini rumah bukan hutan.

Ezra menyeder di samping pintu kamar mandi dengan tangan melipat di dadanya, "ada apaan si?" Tanyanya.

"Tolong beliin gue pembalut" teriak Cikal yang masih di dalam kamar mandi

"Apaan? Nggak kedengaran"

Huft. Cikal terpaksa membuka pintu kamar mandinya, dan hanya menongolkan kepalanya saja.

"Tolong belikan gue pembalut, pembalut gue habis"

"Lo nyuruh gue? Buat beli pembalut?"

Cikal hanya menganggukan kepalanya saja, sedangkan Ezra melotot tak percaya.

"mau di taruh mana muka ganteng gue ini!"

"Zra please"

"Kalo gue nggak mau gimana?"

"Zra! Asli Lo jahat banget!"

Cikal memelas, matanya berkaca-kaca, Ezra yang melihat hanya bisa menggaruk tengkuknya.

MY LITTLE WIFE [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang