Part 5

17 5 0
                                    

Vanya baru saja pulang sekolah, ia langsung menuju kamar mandi untuk bersih-bersih.

Setelah mandi ia keluar dengan menggunakan piyama keropinya. Vanya turun kebawah untuk makan malam. Pembantunya yang bernama bi Sarah sudah menyiapkan makan malam untuknya dan Shila.

Vanya mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang makan, tetapi ia tidak melihat adiknya.

"Bi, si kebo mana?" ucapnya sembari menarik kursinya dan duduk.

"Oh, non Shila? Katanya sih nanti dulu, soalnya lagi ngerjain tugas." jawab sang bibi.

"Tugas? Lah dia udah masuk sekolah?"

"Katanya sih sudah non, dua hari yang lalu." jawaban sang bibi membuat Vanya semakin bingung.

Kalau adiknya itu masuk sekolah dua hari yang lalu, lantas dimana adiknya tidur dua hari itu? Sedangkan adiknya baru saja sampai tadi pagi dirumah. Vanya pun memutuskan untuk pergi ke kamar Shila untuk menemui adiknya itu.

Kini Vanya sudah didepan pintu kamar Shila, saat Vanya ingin mengetuk pintu, Shila sudah lebih dulu keluar.

"Ngapain lo?" tanya Shila yang melihat tangan Vanya yang menggantung.

"Ngetok pintu lah. Elo nya aja yang keluar duluan." jawabnya datar.

"Owh, trus? Tunggu apa lagi? Ayo makan." Shila pun menarik lengan kakaknya menuju meja makan.

"Ihh, sabar dong. Lagian lama banget sih." protesnya yang tak terima di tarik oleh adiknya.

"Ya elah, cuma lama dikit doang. Emang sampe se-jam? Gue kan gak kayak elo yang serba lama." ucap Shila.

"Heh, enak aja lo!!" seru Vanya.

"Duh kalian tuh, sudah gak usah berantem terus.. Bibi capek dengernya." ucap bi Sarah.

"Iya bi." ucap mereka mengalah.

Mereka pun makan di kursi yang terpisah. Bi Sarah menepuk dahinya melihat mereka yang seperti anak kecil. Tetapi bi Sarah senang, setidaknya mereka tidak sedih makan malam tanpa orang tua mereka yang sibuk bekerja.

"Bi, makan bareng yuk." ajak Shila.

"Eh iya non, non Shila duluan aja. Bibi masih kenyang." ujar bi Sarah basa-basi.

"Ya elah bi, ini tuh bukan jam enam lagi, tapi udah jam tujuh, udahlah bibi makan juga, nih bareng kita, ayo." kali ini Vanya yang mengajak bi Sarah makan.

Bi Sarah pun mengangguk kemudian duduk di tengah-tengah kursi antara mereka. Mereka pun tersenyum akhirnya bi Sarah mau makan bersama mereka.

"Bi, bibi kalo mau makan, makan aja. Lagian bibi kalo gak enak kan gak ada mama sama ayah ini kan, jadi buat apa bibi malu? Bibi kan udah kita anggep orang tua kita juga." jelas Vanya.

Bi Sarah tersenyum mendengar ucapan Vanya, ia pun mengelus pucuk kepala Vanya.

"Iya non, maaf kalo bibi suka malu-malu. Bibi cuma takut gak sopan, soalnya kan bibi cuma pembantu. Sudah, sekarang kita makan yuk. Gak usah ngobrol lagi."

"Oke, bi." ucap mereka serempak.

Meja makan menjadi hangat walaupun tanpa kehadiran orang tua mereka, adanya bi Sarah sudah membuat mereka bahagia dan betah dirumah.

.•♫•♬•♬•♫•.

Keesokannya, Vanya pergi kesekolah bersama Shila. Shila yang menyetir mobil dan Vanya masih sarapan. Karena tadi Vanya dikerjain sama adiknya itu, Vanya dibangunkan jam 6.35, sedangkan Shila sudah selesai.

ElVanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang