Seorang gadis yang kini sedang meminum kopinya, tersenyum puas mengingat kejadian tadi. Bayang cowok yang bersamanya tadi semakin jelas yang membuatnya tertawa sendiri seperti orang gila.
Seseorang mengetuk pintu kamar gadis itu. Ia menyuruhnya masuk, wanita paruh baya itu membawakan selimut untuknya. Ya, wanita itu adalah mama nya.
"Wah, kenapa nih, kayaknya anak mama lagi seneng banget hari ini." goda sang mama, gadis itu hanya meng-iya kan ucapan mama nya itu.
Merasa seperti di acuhkan, ia segera mengganti topik pembicaraan itu. "Nih Van, mama bawa selimut kamu. Kemaren abis mama cuci. Tadi baru diberesin sama bibi." wanita paruh baya itu menyodorkan selimut itu pada gadis tersebut.
"Vanya udah ambil yang baru dilemari." jawab Vanya cuek.
Wanita itu hanya tersenyum tipis. Tetapi ia kembali tersenyum. "Oke deh, mama taruh di lemari kamu aja ya, sayang"
"Hm." gumam nya sebagai jawabannya pada sang mama.
"Ah iya, kok kamu malah minum kopi sih? Ini kan udah malem, harusnya kamu minum susu." Vanya memutar bola matanya malas untuk menanggapi mama nya.
"Itu urusan Van ma, mama gak usah ngusik, gak usah sok ngatur. Bukannya kalau Vanya kayak gini juga mama gak bakal peduli ya? Kok sekarang malah hobi banget ngatur sih?" ucap Vanya, wanita itu mencoba untuk menahan amarahnya.
Wanita itu menarik napas nya, dan menghembuskannya perlahan. "Kamu kan anak mama sayang. Masa iya sih mama gak perhatiin kamu." jelasnya sembari mengelus pucuk kepala Vanya. Vanya menepis tangan mama nya itu.
"Sayang nya karena udah ngerasa bersalah kan? Heh, sebelumnya kalo mama gak pulang juga gak bakal peduli kan? Kalo mama dirumah pun, palingan sibuk urusin kerjaan." sindir Vanya. Kali ini wanita itu sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi.
"Terserah kamu Van. Mama jadi serba salah sama kamu. Mama tau Van, mama tau mama salah. Tapi setidaknya kamu terima dong kesalahan mama dan maafin. Kamu kayak gak suka banget mama disini. Mama udah mencoba buat gak sibuk kerja dan perhatiin kamu terus Van. Tapi kayaknya kamu emang gak butuh mama mu ini lagi.
Kalau kamu gak bisa terima mama, gapapa Van. Mama terima. Karena sepenuhnya, kamu kayak gini karena mama. Tapi kamu harus tau satu Van. Saat mama mau ngobrol sama kamu pasti mama ada kerjaan lagi. Mama tuh gak mau Van, mama kayak gini juga demi kamu dan Shilla, tapi kayaknya.. Kamu sama Shilla emang gak menginginkan mama ada disini." jelas wanita itu sembari tersenyum. 'Senyum yang dipaksakan'.
Wanita itu akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar Vanya. ''Ma..'' panggil Vanya.
"Apa alasan mama pulang dari luar negri? Kata ayah, sebenarnya tugas kalian disono belum selesai?!" tanyanya.
"Mama mau ketemu kalian. Jujur, mama sempet mengundurkan diri." mendengar itu, Vanya memfokuskan matanya ke arah mama nya. "Trus, kenapa gak jadi?" tanya Vanya semakin penasaran.
"Karena kata atasan mama, kalau mama gak jadi berhenti, mama bakal balik ke sini lagi. Tapi tetep kerja." jelasnya.
Vanya memasang wajah suram dan senyum paksa.
"Padahal mama sama ayah waktu itu pernah pulang, dan aku masih mau salaman sama kalian. Tapi- Vanya ngerasa kalo disitu kalian udah mulai disini. Ternyata enggak."
Setelah mengucapkan kata itu, Vanya pergi keluar kamar. Ia juga mengambil jaket yang tergantung di samping meja nya.
"Vanya, Vanyaa" panggil wanita paruh baya itu.
Tetapi Vanya sudah lebih dulu pergi keluar rumah, dia membawa kunci mobil miliknya yang berarti dia pergi membawa mobil.
"Vanya, kamu bisa kan dengerin mama dulu? Vanyaa." wanita itu terus mengetuk kaca mobil Vanya, hingga mobil itu berjalan keluar. Wanita itu terus meneriakkan nama anaknya. Tetapi dia tidak mau mendengarnya sama sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
ElVanya
Любовные романыSeorang gadis cantik bernama Vanya Feyra Alyna memiliki masa lalu yang kelam. Karena itu ia kini menjadi sosok yang pendiam, cuek, dan dingin. Ia tidak pernah peduli dengan siapapun kalau itu bukan hal yang menurutnya menarik.~ Hingga suatu ketika i...