~Happy Reading^•^
Vanya baru saja selesai membersihkan dirinya. Kini ia memakai kaus hitam polos dan celana panjang. Saat ia ingin mengambil ponselnya, pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.
"Non, kata nyonya non disuruh turun buat makan bareng." ucap bi Sarah.
Vanya menghela napasnya, sebenarnya ia malas untuk makan sekarang ini, hanya saja ia tidak boleh memperlihatkan rasa kekesalannya pada mama nya.
"Iya bi, nanti Vanya turun." jawab Vanya.
"Beneran kan, non? Nanti kayak kemaren lagi, non malah tidur."
"Kali ini enggak, Vanya bakal turun, bibi duluan aja."
"Ya udah non."
Setelah memastikan bi Sarah pergi, Vanya pergi mengambil ponselnya kemudian turun ke bawah.
Ia melihat mamanya yang sudah menunggu nya. Sadar akan kehadiran Vanya, Hanara langsung tersenyum seolah menyambut gadisnya itu.
"Nah, karena Vanya udah dateng, jadi ayo sekarang kita makan." ajak Hanara.
Shila mengambil piringnya duluan, dan menyendokan nasi untuknya. Hanara hanya tersenyum, ia menawarkan ayam bakar yang baru ia beli tadi.
Kini meja makan hening karena tidak ada yang memulainya. Suara sendok beradu dengan piring makan mereka hingga menimbulkan suara yang menggema di ruang makan.
"Vanya, Shila, besok kalian mau ikut ayah ke Amerika gak sekalian mampir ke rumah bang Nathan. Kalian mau ikut?" tanya Alvito memecah keheningan yang sedari tadi mengisi suasana ruang makan.
"Shila besok mau pergi sama temen yah, maaf." elak Shila.
"Oh gapapa. Kalo kamu Van? Kamu kan kangen bang Nathan?" tanyanya kepada Vanya.
"Gak. Kapan-kapan aja." jawab Vanya datar.
"Lho, diantara kalian berdua gak ada yang mau kesono?" sebenarnya Hanara kecewa dengan jawaban kedua gadisnya itu.
"Enggak." jawab mereka berdua serempak, membuat Hanara dan Vito mengeluh dalam hati.
"Oh, ya udah gapapa, ayah gak maksain kalian kok."
Hening.
Setelah itu Vanya menyelesaikan makannya kemudian cepat-cepat pergi ke kamarnya, sedangkan Shila pergi ke perpustakaan kecil rumahnya di sudut dekat kamarnya.
.•♫•♬•♬•♫•.
Matahari pagi menyambutnya seolah ingin bermain bersama. Kini Vanya sudah siap dengan baju batik khas sekolahnya dan rok selutut yang warnanya selaras dengan bajunya.
Vanya memutuskan untuk mengikat rambutnya kebelakang. Ia memoleskan sedikit bedak di wajahnya. Kini Vanya memandang dirinya di depan cermin. Apa gue salah ngelakuin ini ke mama?# batin Vanya.
Ia menghembuskan napasnya, lalu ia beranjak menuju meja ruang makan.
Vanya mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumahnya, tetapi tidak mendapati mama ataupun ayahnya dimana-mana.
Vanya melihat bi Sarah lewat membawa pot bunga kecil, kemudian ia memanggilnya untuk bertanya, kemana semua anggota keluarganya termasuk orang tuanya?
"Bi!!" seru Vanya.
"Eh, iya non, ada apa?" sahut bi Sarah.

KAMU SEDANG MEMBACA
ElVanya
RomansSeorang gadis cantik bernama Vanya Feyra Alyna memiliki masa lalu yang kelam. Karena itu ia kini menjadi sosok yang pendiam, cuek, dan dingin. Ia tidak pernah peduli dengan siapapun kalau itu bukan hal yang menurutnya menarik.~ Hingga suatu ketika i...