Part 1

61 10 0
                                    

Gadis itu kini sedang bercermin, ia melihat penampilannya yang telah rapi dengan baju putih abu-abunya. Rambut yang terikat dibelakang, dan tanpa memakai make up apapun, karena ia lebih suka yang natural. Ia mengambil jaket dan kunci mobilnya. Tak lupa ia berpamitan ke orang tuanya. Gadis itu pun menancapkan gas menuju sekolahnya.

Sesampainya disekolah, ia memarkirkan mobilnya di belakang sekolah, karena sekolahnya tidak memperbolehkan siswa/i membawa mobil. Ia berjalan santai di koridor yang masih sepi. Tetiba saja, terdengar suara cempreng yang datang dengan langkah kaki menuju arahnya. Gadis itu menutup telinganya dan menghembuskan napas kasar.

"VANYAAA......." teriak Fazra.

"Hadehhh, Ra. Bisa gak sih lo kecilin volume suara lo? Berisik tau gak?" omel Vanya.

"Hehe, iya maaf Van. Tumben lo dateng cepet? Biasanya ngaret?" goda Fazra sambil menyenggol lengan Vanya.

"Gue dateng cepet salah, lama salah, emang ya gue tuh serba salah. Heran dah" ucap Vanya malas.

"Ya bukannya gitu Van, gue heran aja. Kesambet apaan lo?" tanya Fazra yang di beri acuhan oleh temannya yang ia godai dari tadi.

Fazra tidak akan menyerah hanya karena diacuhkan oleh Vanya. Ia baru teringat, hari ini dikelasnya akan ada siswa pindahan, Fazra akan menggodai Vanya dengan kabar ini.

"Van, btw nanti bakal ada siswa pindahan lho. Siapa tau ganteng gitu." goda Fazra lagi.

"Trus? Apa peduli gue?" tanya Vanya dingin.

Saat Fazra ingin melanjutkannya, mereka sudah sampai di kelas mereka, XII IPA 5. Mereka memasuki kelas yang masih kosong. Mereka berdua memang sekelas, dari mereka smp juga selalu sekelas. Tetapi masih ada beberapa teman mereka yang masih belum datang.

Vanya melempar tasnya ke atas meja, ia pun melipat tangannya kemudian menenggelamkan wajahnya di tangannya. Fazra yang melihat Vanya tertidur memutar bola matanya malas. Kalau Vanya datang cepat, belum tentu karena ia rajin, bisa jadi karena ia malas dirumah dan ingin tidur di kelas. Tetapi seberapa malasnya Vanya, ia masih bisa mendapatkan juara 1, hanya saja ia terlalu malas untuk belajar dengan sungguh-sungguh.

Fazra melirik handphone yang ada di dekat Vanya. Ide jahilnya pun muncul, Fazra tersenyum jahil saat melihat hasil gambar yang ia potret dari handphone Vanya. Ia kembali meletakkan handphone sang empu ke tempat semula.

Tak lama kemudian teman-temannya pun datang. Salah satu dari mereka yang bernama Cheisa menggebrak meja Vanya. Vanya yang tertidur membuka matanya kemudian memberikan tatapan tajam ke Cheisa, mereka pun tertawa melihat Vanya yang marah seperti itu.

"Sekolah tuh bukan buat tidur. Kalo mao tidur dirumah lo sono." ucap Sonya.

"Bacot bat lu pada!! Sono ahh.." usir Vanya kemudian melanjutkan tidurnya.

"Lo tadi malem tidur jam berapa si? Ampe disekolah masih tidur?" tanya Sierra sambil menarik-narik tas Vanya.

"Alah, belajar bacot darimana si? Sono gak!?" ucap Vanya sambil melempar bukunya ke arah Sierra tetapi ia berhasil menghindari amukan Vanya.

"Dahlah gaess, mending kita ke meja masing-masing dah. Daripada kena amukan macan." ajak Cheisa.

Mereka pun pergi dan berkumpul di meja Cheisa. Apalagi kegiatan para kaum hawa selain gibah?:v
Beberapa menit kemudian, kelas XII IPA 5 telah dipenuhi oleh para penghuninya dan bel masuk pun berbunyi.

ElVanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang