7. Arkan Sensi

850 107 152
                                    

Arkan mematikan mesin mobilnya tepat di depan perkarangan rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arkan mematikan mesin mobilnya tepat di depan perkarangan rumahnya. Setelah menghantarkan dua saudara kembar itu, Arkan pulang ke rumah barunya. Dengan langkah gontai Arkan masuk ke dalam dan menyapa Mamanya. "Assalamu'alaikum Ma." Ucapnya, setelah itu beralih duduk di sofa ruang tamu sambil memakan cemilan yang ada di sana.

Kinara--Mama Arkan, melihat anaknya tampak lesu segera menghampiri. "Wa'alaikumsalam, kenapa Ar? Kamu gak suka tinggal di Indo?" Tanya Kinara dan duduk di samping Arkan.

"Gak kok Ma, Arkan cuma bosen aja." Kinara mengangguk mengerti. Pasalnya, Arkan menjadi anak yang pemurung, tak seceria ketika Finka masih bersama mereka. Namun siapa yang bisa melawan takdir?

Kinara tersenyum, "kamu main ke rumah Delvin aja, kan rumahnya deket sini dia juga belum tahu kalau kita pindah rumah di sini." Usul Mamanya dan berjalan menuju dapur untuk mengambil sesuatu.

Tarikan napas terdengar gusar, Arkan sangat merasa kehilangan kakaknya Finka. Arkan mencoba tenang dan berjalan menuju kamarnya.

Tiba di depan kamar, Arkan membanting pintunya dan melempar asal tasnya itu. Berbaring di atas kasur king size nya dan mengambil ponsel dari dalam sakunya.

Jari-jari Arlan kini menari di atas keyboard dengan cepat kilat. Arkan mendengarkan usulan Mamanya untuk mengajak Delvin ke sini.

👤 Delvino Gabriel Aksara 📞

Vin, lo main ke rumah gue gih, gue dah pindah ke Indo

5 menit pesan itu baru terbalas.

Wahh, kenapa baru bilang? Kan gue bisa jemput man.

Kelamaan, ayok ahh, gue tunggu 15 menit. Tar gue kirim alamat rumah baru gue

Siiaapp

Jangan lama

Siapp-in makanan guvluk

Banyak bacod ah lo. Cepetan, gue dah bosen njir

Oke, 10 menit gue sampe

Arkan mengirimkan alamat rumahnya dan setelah itu mematikan ponselnya. Bangkit dari kasurnya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Setelah membersihkan diri dan menenangkan otaknya Arkan keluar dari kamar mandi dengan pakaian sudah lengkap tapi handuk kecil masih menempel di sisi punggungnya.

"Arkan!" Pekik Delvin kegirangan dan langsung memeluk Arkan. (Gaya pelukan cowok)

"Ga usah lebay. Minggir, gue mau duduk!" Arkan menyingkirkan badan Delvin dari hadapannya kemudian berjalan dan duduk di tepi kasur.

Cih! Delvin berdecih, sepupunya itu sungguh keterlaluan. Padahal 'kan dia sendiri yang nyuruh datang. Dan sekarang? Dirinya hendak mengusir Delvin? Hebat sekali dia.

DILARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang