Menjadi bahan perbincangan memang sudah biasa bagi Adira dan Adila. Tapi sekarang sepertinya semua berubah, ketika dua kembar itu bersama Arkan, semua murid SMA Pelita itu membuang jauh-jauh hinaannya. Ada apa dengan Arkan?
Seolah Arkan adalah pelindung dan perisai bagi kedua kembar itu. Mereka berjalan santai, hingga di sepanjang koridor mereka bertemu dengan Delvin.
"Lo sekolah di sini juga? Ngapain jalan sama pacar gue?" Adila mengernyit bersamaan dengan Arkan. "Siapa pacar lo?!" ucap mereka bersamaan.
"Ck, bukan pacar sih, calon pacar lebih tepatnya. Tuh cewek di sebelah Adira," Delvin menunjuk Adila sambil cengengesan.
Adila memutar bola matanya jengah sambil menatap lekat mata Delvin, "Jangan mimpi!" ucap Adila dengan tangan di lipat di dada.
"Minggir, gue mau ke kelas!" lanjutnya dengan mendorong badan Delvin yang menghalangi jalannya. Adila berbalik menatap Adira. "Dira ayok ah!" Adira mengangguk dan menyusul Adila.
Delvin menatap Arkan penuh curiga, bagaimana bisa Arkan dan dua kembar itu bisa cepat sekali akrab? Ok, kalo untuk Adira jangan di tanya. Lah ini Adila? Adilaaa Man! Cewek galak, cuek, dan pastinya cantik, hehe.
Seakan tak perduli dengan kehadiran Delvin, Arkan berjalan santai mendahului Delvin yang sepertinya akan banyak bertanya.
"Tungguin oyy, Arkana bainanal habib," Delvin sengaja memanggil nama Arkan di sambung dengan nyanyian. Biasanya cowok itu akan sewot dan memasang muka masam.
Delvin yang tak mendapat respon langsung saja mengejar Arkan dan menyamai langkahnya, "Mau ke mana lo?"
"Kelas," responnya singkat tanpa menoleh.
"Emang tau?!" tantang Delvin.
Arkan menatap Delvin dengan wajah datar, "Enggak. Cepetan temenin gue, kelas Ipa 5."
"Sok-sok an jalan duluan di depan, cih!" cibir Delvin dan mendapatkan jitakan dari Arkan.
"Gosah banyak bacod lo!" Arkan berjalan santai meninggalkan Delvin yang masih sibuk mencibir.
"Dih, dasar cowok PMS! Marah mulu heran gue. Mangkanya kalo pagi itu sarapan nasi, bukan malah garem. Darah tinggi mati lo!" kesal Delvin dan menyusul Arkan.
ooOoo
Adila masuk ke kelasnya dan langsung di sambut oleh kedua sahabatnya, "Hello Dil, kenapa tu muka?" tanya Kelli yang sudah duduk di sebelah Adila. Cewek itu memang duduk sebangku dengan Adila.
Adila menatap Kelli dan setelahnya duduk sambil mengambil ponselnya. Merasa terkacangi Kelli merubah topik pembicaraanya, "Dil, lo tau gak kal--" belum selesai berbicara, Arkan masuk ke kelas dengan raut wajah santai sambil menatap Adila sekilas.
"Murid baru?" Reva yang baru datang langsung menaruh tas nya asal dan duduk menghadap belakang tempat Kelli dan Adila.
Kelli mengangguk, "Kayaknya sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
DILARA
Fiksi RemajaAdira Nisa Zhuella dan Adila Lisa Zhuella. Mereka memang memiliki wajah yang mirip atau bisa dikatakan kembar. Namun, kisah yang dijalani Adira sangat berliku dibanding Adila. Adira hanya gadis nerd yang menyimpan beribu luka, sangat berbeda dengan...