(not) Mainstream Things

998 97 6
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Brak

Umji membulatkan matanya panik saat dirinya tak sengaja menabrak seseorang, gadis itu segera berjongkok untuk membantu seorang pria yang kini terduduk dengan ceceran buku dimana-mana.

"Maaf aku tidak sengaja. Kau tidak apa-apa?" tanya Umji seraya memungut buku-buku itu.

Tidak ada tanggapan yang di terimanya. Umji hendak mengambil sebuah kotak pensil saat tangannya tak sengaja bersentuhan dengan tangan si pria yang juga hendak mengambil kotak pensil tersebut.

Umji mendongakkan kepalanya, begitupula dengan pria itu. Mata bulat Umji bersitatap dengan mata berbingkai kacamata milik si pria.

Umji tersenyum canggung lantas cepat-cepat menarik tangannya.

"Maafkan aku ya," seru Umji sekali lagi.

Si pria menunduk seraya bergumam pelan.

"Ini buku milikmu. Kalau begitu aku duluan. Sampai jumpa."

Setelah menyerahkan buku-buku milik pria itu, Umji lekas berdiri kemudian berjalan pergi meninggalkan si pria yang termangu diam.

Beberapa saat kemudian, pria itu mendongakkan kepalanya, menatap punggung Umji dengan senyum kecil di bibirnya.

Tangannya bergerak perlahan mengusap telapak tangannya yang sempat bersentuhan dengan Umji.

***

Plak

Umji berjengit kaget saat merasakan tepukan keras di punggungnya. Gadis itu langsung bangun dari posisinya, hendak memarahi si pelaku yang telah mengganggu waktu tidurnya andai saja ia tidak menyadari atensi seorang wanita paruh baya di depan kelas.

"Heh SinB, kenapa ada Mrs.Kim? Bukankah bahasa Inggris jam terakhir ya?" bisik Umji pada teman sebangkunya, Hwang SinB.

SinB hanya mengedikkan bahunya sebagai respon.

Mrs. Kim tampak mengedarkan pandangannya ke sekeliling, memastikan semua murid memperhatikan dirinya.

"Semuanya, kita kedatangan murid baru hari ini," seru wanita itu.

Seketika suasana kelas menjadi riuh, saling bertanya siapa sekiranya yang akan menjadi teman baru mereka.

"Wah, aku tidak tahu akan ada murid baru," seru Umji.

SinB mendengung setuju.
"Menurutmu dia laki-laki atau perempuan?" tanya SinB.

Umji mengedikkan bahunya.
"Mana ku tahu!"

"Anak-anak mohon kembali kondusif."

Suara Mrs. Kim membuat semua murid kembali diam, wanita paruh baya itu membuat gestur pada seseorang di luar kelas agar datang menghampirinya.

NEVERLAND [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang