PART 3

104 22 3
                                    

Happy reading guys :))

.
.
.

Kania keluar dari ruangan Jung ssaem."Huhh, kenapa jadi makin banyak tugas gue?! Masa gak ada yang bisa ngebantuin ngerjain bareng kek, tapi... ya sudah lah, demi kemajuan kampus ini!!" cerocos Kania sambil terus berjalan.

"HEI, KIM KANIA!!" merasa dirinya ada yang memanggil ia langsung membalikan tubuhnya, dan ternyata itu adalah sahabatnya.

"Gimana tugasnya? Lancar? Apa kata ssaem? Ada tambahan tugas gak? Oh iya satu lagi! Dan kenapa lo gak angkat telfon gue tadi?"

Kania mengusap telinganya karna suara Rara membuat telinganya berdengung."Lain kali kalo mau nanya, satu satu kek, gue jadi bingung mau ngejawabnya!" ucap Kania. Ia menatap Rara dengan rasa kesal tapi ia sayang.

Rara tertawa mendengar ocehan sahabatnya itu, karna menurutnya itu sangat lucu."Hehe, tapi coba jawab dulu pertanyaan gue yang tadi! Atau perlu gue ulang pertanyaannya?"

"GAK, GAK!! Udah cukup, gue bakal jawab semua pertanyaan lo tadi. Dengerin pake usus! Pertama Semuanya lancar, ada beberapa tugas tambahan, kata ssaem kerja gue bagus, dan gue gak jawab telfon lo karna gue lagi nyetir mobil, bisa ngertiinkan?" Kania mendongak lalu kembali berjalan, disusul Rara yang berjalan dipinggirnya.

"Iya, gue bisa ngertiin, terus rencananya sekarang mau kemana nih?" sekarang Rara berjalan didepan Kania, lebih tepatnya ia jalan mundur.

"Mau ke cafe langganan aja deh, udah hampir seminggu gak ke sana," Wajah Kania menatap langit langit.

"Gue ikut boleh gak?" Rara terus berjalan mundur dan pandangan Kania tidak mengarah ke depan, melainkan ke bawah.

Tiba tiba Rara menabrak orang karna ia tidak
melihat kedepan."Aduhh!!" ucap Rara lalu melihat siapa yang ia tabrak. Rara sungguh terkejut saat melihat orang yang ia tabrak, ternyata dia adalah Jimin yang sedang mengobrol dengan teman temannya.

Rara sangat ketakutan bukan main, karna ia tau jika ada yang membuat mereka marah, ia akan berurusan dengan mereka dan Rara sangat tidak mau itu terjadi."Maaf kak Jimin, gue gak sengaja," ucap Rara sangat ketakutan.

Jimin sangat kesal jika ada orang yang mengganggunya."Lo bodoh atau gimana sih? Pake mata lo, jangan dijadiin buat pajangan aja. Lo pikir jalan kayak tadi lucu? Huh," ujar Jimin memojokan Rara, untung saja ini sedang hari libur, jadi kampus hari ini terlihat lebih sepi.

'Oh gad, tolong aku!' ucap Rara dalam hati."Sekali lagi maafin gue kak, gue emang salah, tolong maafin gue," Rara terus memohon mohon.

"Lo pikir gampang maafin orang yang udah bikin mood gue ilang? Pake tuh otak!!" kali ini Jimin membentak Rara didepan teman temannya yang sedari tadi diam melihat Jimin membentak seperti itu.

Disisi lain Kania sangat kesal sekali, ia kira mereka tidak akan kasar kepada seorang perempuan. Tapi pemikirannya salah, Kania sangat geram, 'Bodo amat soal akibat dari perbuatan gue kali ini, yang terpenting sekarang adalah sahabat gue gak digituin lagi,' pikir Kania.

"HEH! LO!" Kania berteriak sembari menghampiri dan berdiri disebelah Rara.

Sementara saat Namjoon melihat perempuan itu, ia langsung memasang wajah tidak percayanya."Perempuan itu??"

Hoseok melirik Namjoon."Bang, lo kenal dia?"

Namjoon langsung menggeleng gugup."Eh, enggak kok, gue gak kenal."

"Tapi ya bang, kayaknya gue pernah liat dia? Dimana ya? Gue ngerasa kalo dia itu...," ucapannya terpotong karna mendengar bentakan Jimin.

"Siapa lo hah?!! Beraninya lo teriak teriak didepan gue!!" wajah Jimin mengarah kepada Kania dan menunjuk Kania dengan jari telunjuknya.

Something - All Will Be EvealedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang