SEBELUM SELESAI

12 1 0
                                    

[ Sebelum Selesai ]

Kita merancang sesuatu, seperti sebuah program kerja (proker) dalam organisasi. Kita memiliki indikator dalam menilai sebuah proker tersebut tercapai.
Pertanyaannya...
Apakah proker (baca: rancangan impian) kita sebatas hanya ketersesuaian dalam hasil yang kita harapkan?

Satu hal yang tidak bisa kita lupakan, nyatanya sebuah proker harus dipertanggungjawabkan pada saat musyawarah besar. Sama halnya dengan rancangan-rancangan yang kita buat, baik yang terwujud maupun tidak harus dipertanggungjawabakan pada saat di akhirat kelak.

Pertanyaannya...
Apakah pertanggungjawaban kita di akhirat sama dengan pertanggungjawaban kita di musyawarah besar? Yang penting proker terwujud, yang tidak ya sudah?
Nyatanya jelas jauh berbeda. Bahkan asumsi yang biasanya dipakai anak matematika buat melakukan sebuah penelitian pun tidak berlaku digunakan.

Misalnya berasumsi...
1. Hal yang dianggap dalam penilaian oleh Allah adalah kebaikan-kebaikan yang telah kita kerjakan saja, segala macam bentuk perbuatan dosa, diabaikan dan tidak masuk perhitungan.
2. Hal yang dianggap dalam penilaian oleh Allah adalah keberhasilan atas apa yang kita inginkan, segala macam bentuk kecurangan, ketidakikhlasan, kemarahan, atau perbuatan keji yang telah dilakukan, diabaikan dan tidak masuk perhitungan.

Terkadang perihal pertanggungjawaban proker dalam organisasi bisa kita "manipulasi" data-datanya. Segala hal bisa kita palsukan untuk mencapai kesuksesan, sanjungan, dll.
Namun, ketika kita melakukan tanggungjawab atas segala macam (termasuk perihal rancangan impian kita) yang telah kita lakukan di dunia apakah bisa kita manipulasi? Melakukan kebohongan pada Allah?
Sayangnya mulut kita dikunci, dan Allah izinkan setiap bagian tubuh kita melaporkan segala hal yang diperbuat.

Kita memiliki kebebasan untuk menentukan hidup kita, menentukan impian kita. Tapi satu hal yang harus kita ingat, bahwa apapun yang kita rancang, apapun yang kita lakukan, maka dalam prosesnya niatkan untuk mencari ridho Allah, bukan yang lain.

Selama napas ini masih berhembus, jantung ini masih berdetak, nyawa ini masih bersemayam dalam jasad, mau itu 2019 atau setelahnya kita belumlah tutup buku, tapi hanya telah melewati masa itu.

Pesannya...
Silakan merancang impian-impian hidup kita, tapi harus ingat bahwa impian-impian itu jangan hanya perihal duniawi saja tapi buatlah impian-impian perihal akhirat juga.

Akhirnya, semoga Allah SWT menguatkan serta mudahkan urusan kita, berikan yang terbaik dan ridhoi atas segala apapun yang kita rancang untuk kehidupan kita. Aamiin

Self Reminder,
Hululudin Shah

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

M E R I N D UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang