Bagian 2

6.7K 193 14
                                    

Aku menatap tajam satu persatu orang yang sekarang duduk di hadapan. Mereka semua adalah dalang dibalik pernikahan tadi. Ibu, Bapak dan juga Om Hadi.


Saat ini, aku tengah menunggu mereka untuk menjelaskan semuanya.


"Maaf ya, Nuri. Ibu tidak bermaksud membohongi kamu, tapi tadi Ibu dan Bapak benar-benar tidak memiliki pilihan lain. Selain menikahkan kamu dengan beliau," ucap Ibu memulai pembicaraan.


"Iya Nur, Bapak juga minta maaf. Bapak tidak sanggup menanggung malu, jika pernikahanmu tadi sampai dibatalkan. Oleh karena itu, Bapak menyetujui permintaan beliau yang ingin menikahi kamu," sambung Bapak.


Aku mengalihkan tatapan pada Pria yang dimaksud Bapak.


"Om, minta maaf Nur. Anak buah Om tidak bisa menemukan keberadaan Romi dan hanya ini yang bisa Om lakukan untuk menyelamatkan nama baik keluarga kalian," jelasnya.


"Tapi sebelum mengambil keputusan ini, apa kalian tidak memikirkan, apa yang akan orang-orang katakan nanti, kalau mereka tahu, Nuri menikahi calon mertua sendiri?" tanyaku tak habis fikir.


"Tenanglah Nak, setelah ini kamu akan pindah dan tinggal bersama Pak Hadi. Jadi, kamu tidak perlu khawatir dengan omongan orang-orang di sekitar sini," jawab Bapak.


"Semuanya tidak sesederhana itu, Pak. Nuri punya teman, sahabat dan mereka semua tahunya Nuri itu akan menikah dengan Romi! Lalu, apa yang akan mereka fikirkan nanti ketika mengetahui hal ini?"


"Kita akan menghadapinya bersama. Om janji, tidak akan membiarkan kamu dihina. Karena ini semua, murni kesalahan anak Om," sahut Om Hadi yang mendapat anggukan dari Bapak.


"Haaah...," Aku menghembuskan napas dengan kesal. Lalu memijit pelipis yang sejak tadi berdenyut kencang. Sekarang aku sudah tidak punya pilihan lain.


Akhirnya setelah pembicaraan malam itu selesai. Aku memutuskan untuk langsung pindah ke rumah Om Hadi. Khawatir jika esok pagi, gosip tentangku sudah dibicarakan sana-sini.


Sepanjang perjalanan, tidak ada yang berbicara diantara kami. Selain tidak ada yang perlu dibicarakan, aku sendiri juga sedang sibuk menyumpahi Romi di dalam hati. Dalam sekejab rasa cinta ini berubah menjadi benci.


Andai aku tahu akhirnya akan begini. Tidak akan pernah aku menjatuhkan hati pada Romi. Pria yang ternyata tidak bisa menepati janjinya sendiri.


***


Setelah menempuh kurang lebih dua jam perjalanan, akhirnya kami pun sampai di kediaman Om Hadi. Rumah bertingkat dua yang sebelumnya pernah beberapa kali aku datangi. Saat masih berstatus sebagai calon istrinya Romi.

Suami DadakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang